Monday, September 26, 2011

Keutamaan Puasa Sunnah Muharram & Sya'ban


         
Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah saw bersabda : Seutama-utama puasa sesudah Romadhon adalah puasa bulan Muharram, dan seutama-utama shalat sesudah fardhu ialah shalat malam. (HR. Muslim)
Aisyah r.a. berkata : Tidak pernah Rasulullah saw berpuasa dalam suatu bulan yang lebih banyak dari puasanya dalam bulan Sya’ban ada kalanya sebulan penuh. Dan ada kalanya hampir penuh hanya sedikit yang tidak puasa.
Puasa Arafah
Abu Qotadah r.a. berkata : Rasulullah saw ditanya tentang puasa hari Arafah. Jawabnya : Menebus dosa tahun yang lalu dan yang akan datang. (HR. Bukhari, Muslim)
Ibnu Abbas r.a. berkata : Rasulullah saw telah puasa hari Asyura’ dan menyuruh supaya orang-orang puasa. (HR. Bukhari, Muslim)
Abu Qotadah r.a. berkata : Rasulullah saw ditanya tentang puasa Asyura. Jawabnya : Menebus dosa tahun yang lalu. (HR. Muslim)
Ibnu Abbas r.a. berkata : Rasulullah saw bersabda : Kalau saya lanjut umur sampai tahun yang akan datang, niscaya saya akan puasa tasu’a (tanggal 9 Muharram). (HR. Muslim)
 Keterangan : Namun rasulullah saw wafat sebelum melaksanakan niat puasanya itu.

Puasa Senin Kamis dan 6 Hari di Bulan Syawal
Abu Qotadah r.a. berkata : Rasulullah saw ditanya tentang puasa hari senin. Jawabnya : Itu hari saya dilahirkan, dan hari saya diutus, dan diturunkan Quran kepadaku pada hari itu juga. (HR. Muslim)
Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah saw bersabda : Amal perbuatan itu diperiksa setiap hari Senin dan Kamis, maka aku suka ketika diperiksa amalku sedang aku dalam keadaan berpuasa. (HR. Attirmidzi)
Aisyah r.a. berkata : Adalah Rasulullah saw memperhatikan puasa Senin dan Kamis. (HR. Attirmidzi)
Abu Ayyub r.a. berkata : Rasulullah saw bersabda : Siapa yang puasa bulan Ramadhan kemudian diikutinya dengan hari Syawal, maka bagaikan orang puasa sepanjang masa. (HR. Muslim)
Tiga Hari pada Setiap Bulan
Abu Hurairah r.a. berkata : Junjunganku saw telah berpesan kepadaku supaya berpuasa tiap bulan tiga hari, dan shalat dua raka’at dhuha, dan shalat witir sebelum tidur. (HR. Bukhari, Muslim)
Abu-Darda r.a. berkata : Junjunganku saw telah berpesan kepadaku tiga macam jangan sampai saya tinggalkan selama hidupku : puasa tiga hari tiap bulan, shalat dhuha, dan shalat witir sebelum tidur. (HR. Muslim)
Abdullah bin Amru bin Al ‘Ash r.a. berkata : Rasulullah saw bersabda : Puasa tiga hari tiap bulan, bagaikan puasa selama hidup (sepanjang masa). (HR. Bukhari, Muslim)
Mu’adzah bin Al-‘Adawiyah r.a. bertanya pada Aisyah : Apakah Rasulullah saw puasa tiga hari tiap bulan? Jawab Aisyah : Benar. Ditanya: Bulan apa saja? Jawab Aisyah : Tidak peduli bulan yang mana saja. (HR. Muslim)
Abu Dzarr r.a. berkata : Rasulullah saw bersabda : Jika kamu puasa tiga hari dalam sebulan, maka puasalah pada tanggal 13, 14, 15 pada bulan itu. (HR. Attirmidzi)
Qotadah bin Milhan r.a. berkata : Adalah Rasulullah saw menyuruh kita puasa hari-hari putih yaitu 13-14-15 tiap bulan. (HR. Abu Dawud)
Ibnu Abbas r.a. berkata : Adalah Rasulullah saw tidak pernah berbuka (tidak pernah tidak puasa) pada hari-hari putih, baik ia dalam negeri atau sedang bepergian. (HR. Annasa’i)
Sepuluh Hari Permulaan Bulan Dzulhijah
 Ibnu Abbas r.a. berkata : Rasulullah saw bersabda : Tiada suatu hari dimana seorang beramal sholih di dalamnya lebih disukai oleh Allah daripada hari-hari ini, ialah sepuluh hari awal Dzulhijjah. Sahabat bertanya : Ya Rasulullah meskipun jihad fisabilillah? Jawab Nabi : Meskipun jihad fisabilillah, terkecuali jika seorang keluar dengan membawa semua hartanya dan tiada kembali dengan apa-apanya. (HR. Bukhari, Muslim)
 Keterangan : Yakni habis jiwa dan hartanya fisabilillah.
Menggabungkan Niat Puasa Dawud Dengan Puasa Senin Kamis
Soal :
Saya sudah mengetahui bahwa puasa sehari berbuka sehari (puasa Dawud) adalah puasa yang paling utama sebagaimana disebutkan dalam hadits. Itulah puasa yang dikerjakan nabi Dawud ‘Alaihissalam . Namun bagaimana caranya menggabungkan antara puasa senin kamis dengan puasa Dawud?
Karena kadangkala hari senin dan kamis tidak termasuk dalam urutan puasa Dawud. Jika saya mengamalkan puasa Dawud, maka saya akan berpuasa hari sabtu, senin, rabu dan jum’at, atau mulai hari ahad, selasa, kamis dan sabtu?
Jawab :

Alhamdulillah, Dienul Islam datang dengan seperangkat ibadah yang beraneka ragam. Hal itu merupakan kesempurnaan Dienul Islam. Memang ada beberapa ibadah yang bisa dilakukan secara bersamaan dan ada pula yang tidak. Puasa Dawud merupakan ibadah yang bersifat independen dan merupakan jenis ibadah puasa sunnat yang paling utama. Dan puasa senin kamis juga termasuk salah satu jenis ibadah yang bersifat independen. Tidak dapat digambarkan cara meenggabungkan kedua ibadah tersebut secara terus menerus. Maka hendaklah mendahulukan yang paling utama. Akan tetapi, hendaknya juga seorang insan melihat keadaan dan kemampuannya. Hendaknya ia tidak melakukan ibadah -ibadah sunnat- yang tidak mampu dipikul dan dilakukan secara kontiniu. Sebab ibadah yang paling disukai Allah adalah yang dilakukan secara kontiniu meskipun sedikit. Semoga Allah senatiasa memberi taufiq.
=======
Puasa Daud
Rasulullah Muhammad saw bersabda:
“Maka berpuasalah engkau sehari dan berbuka sehari, inilah (yang dinamakan) puasa Daud ‘alaihissalam dan ini adalah puasa yang paling afdhal. Lalu aku (Abdullah bin Amru radhialahu ‘anhu} berkata sesungguhnya aku mampu untuk puasa lebih dari itu, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Tidak ada puasa yang lebih afdhal dari itu. ” (HR. Bukhari No : 1840)
“Dari Abdullah bin Amru ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Puasa yang paling afdhal adalah puasa saudaraku Daud, beliau sehari berpuasa dan sehari berbuka. ” (HR. Tirmidzi No 701)
Puasa Daud adalah salah satu bentuk ibadah puasa sunnah, yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah Muhammad saw. Puasa ini dikerjakan sepanjang tahun. Pelaksanaan puasa ini berbeda dengan puasa sunnah lain. Puasa Daud dilaksanakan dengan cara selang-seling, sehari puasa sehari tidak.
Puasa Daud dapat dilaksanakan sepanjang tahun, selama tidak dilaksanakan pada hari-hari yang dilarang untuk berpuasa. Hari-hari yang dilarang untuk berpuasa diantaranya adalah 2 hari raya (Idul Firi dan Idul Adha) dan hari Tasrik. Sedang untuk hari jum’at, tidak terdapat halangan, selama puasa pada hari ini termasuk bagian dalam puasa Daud, jadi bukan puasa khusus pada hari Jum’at saja. Sedangkan jika puasa hanya pada hari Jum’at saja, maka hal ini tidak diperbolehkan.
Puasa Daud sebaiknya dilaksanakan apabila kita sudah terbiasa berpuasa hari Senin-Kamis, sehingga tidak ada kesulitan bagi kita untuk melaksanakannya. Sebagian ulama menyatakan bahwa sebaiknya tidak melaksanakan puasa Senin-Kamis jika sedang melaksanakan puasa Daud. Pendapat ini banyak digunakan diberbagai belahan dunia. Namun ada juga ulama yang menyatakan tidak masalah melaksanakannya juga.
Selain waktunya, tata cara pelaksanaan puasa Daud ini tidak berbeda dengan puasa lainnya. Sebelum berpuasa kita diharuskan untuk berniat. Selain itu, juga harus mampu mengendalikan diri dari semua perbuatan yang dapat membatalkan maupun mengurangi pahala puasa kita.
Dengan melakukan puasa Daud, maka diharapkan adanya peningkatan ibadah kita kepada Allah SWT. Selain itu, puasa Daud juga mampu membentengi diri dari segala nafsu duniawi yang sering dimiliki oleh manusia. Dan yang lebih penting lagi, puasa Daud adalah puasa yang dicintai oleh Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad saw:
“Puasa yang paling dicintai oleh Allah adalah puasa Dawud, beliau (Nabi Dawud) berpuasa sehari dan tidak puasa sehari (puasa sehari selang seling).” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Al Wajiiz fi Fiqhi Sunnah wal Kitabil ‘Aziiz hal. 201)

0 comments:

Post a Comment

Sample Text

Social Profiles

Arsip Blog

Pengikut

Guest Counter

Powered by Blogger.

Ads 468x60px

Popular Posts

Blog Archive

About

Featured Posts Coolbthemes