Wednesday, April 20, 2011

STATE STREET BOSTON CORPORATION

1.     Latar Belakang Perusahaan
Cikal bakal tertua State Street BostonCorporation berawal dari berdirinya Union Bank pada tahun 1792, yang merupakanbank tertua di negara bagian Massachusetts dan tertua kedua di Amerika Serikat.Pada tahun 1961, terjadi penggabungan tiga belas bank, termasuk Union Bank,menjadi State Street Bank and Trust Company. Selanjutnya, perusahaan iniberubah nama menjadi State Street Boston Corporation pada tahun 1977.
State Street Boston Corporation(selanjutnya disebut State Street) berkantor pusat di Boston, Massachusetts.Perusahaan ini merupakan perusahaan jasa finansial untuk investor-investorinstitusi hampir di seluruh dunia. Saat ini, State Street mempunyai karyawansebanyak 17.000 orang, yang tersebar pada 85 pasar-pasar dan kantor-kantorcabang di 24 negara. Struktur organisasi State Street dapat dilihat pada gambar1.
Visi State Street adalah "ServingInstitutional Investors Worldwide", yang kemudian diperjelas lagimenjadi "Worldwide, everything we dois built around serving institutional investors throughout the investmentcycle". Siklus investasi yang dimaksud disini adalah pre-trade, trade, dan post-trade.Contoh layanan ataupun informasi yang diberikan:

o        Pre-trade
·        Data fundamental, data pasar,dan data-data terbaru lain.
·        Alat bantu untuk manajemen portfolio.
·        Analisis.
o        Trade
·        Transaksi dengan mata uangasing.
·        Penjaminan transaksi sekuritas.
·        Pengelolaan fixed income.
·        Transaksi ekuitas.
·        Agen pemesanan.
·        Alat bantu untuk manajemenperdagangan.
o        Post-trade
·        Laporan elektronik.
·        Akuntansi portfolio.
·        Jasa custody.
·        Analisis kinerja.
Kesemua layanantersebut diterapkan pada 3 (tiga) bisnis usaha State Street: layanan asetfinansial global, manajemen aset, dan penjaminan transaksi komersial. Layananaset finansial global mencakup custody,penilaian portfolio harian, akuntansiportfolio dan buku besar denganberagam mata uang, manajemen keuangan, dan lain-lain. Manajemen aset mencakuplayanan manajemen investasi, jasa konsultasi bisnis, dan lain-lain. Penjaminantransaksi komersial melalui bank komersial mencakup pembayaran, pengumpulan,dan pembuatan-pembuatan dokumen untuk importir dan eksportir, jasa perbankaninternasional, dan lain-lain. Pada tahun 1994, kontribusi layanan asetfinansial global, manajemen aset, dan transaksi komersial kepada pendapatanbersih State Street masing-masing sebesar 72%, 16%, dan 16%.
Sepanjang tahun 1980-an hingga awal1990-an, State Street mendapat keuntungan finansial yang sangat menakjubkan.Sejak awal 1980-an, ROE (return on equity)dari State Street rata-rata di atas 17%. Antara tahun 1988 hingga 1993,rata-rata pertumbuhan per tahun dari feerevenue, total revenue, dan net income masing-masing 16%, 14%, dan14%. Pada akhir tahun 1993, State Street memiliki aset finansial $1,6 triliun under custody dan $142 miliar under management. Performansi keuanganyang sangat menakjubkan ini membuat iri pesaing-pesaing State Street.

Gambar 1. Struktur Organisasi StateStreet

Semua prestasi tersebut dapat dicapai State Street akibat darilangkah-langkah reengineering yangdilakukannya, mulai pertengahan tahun 1970-an. Sebelumnya, pada tahun 1975State Street sempat mengalami krisis keuangan akibat kredit-kredit yang macet.Tekanan dari dalam perusahaan tersebut akhirnya dapat diatasi, namun tantangandari luar perusahaan juga memaksa State Street untuk melakukan retooling besar-besaran. Tantangan luartersebut berasal dari customer(permintaan yang semakin beragam dan kompleks), competitor (semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang terjundalam bisnis layanan manajemen aset finansial), change (perubahan-perubahan dalam pasar dan regulasi pemerintah).Saat ini, State Street sendiri sudah mengidentifikasi adanya 4 kecenderunganyang dapat menjadi peluang bisnis :
¨      Populasi penduduk dunia berusialanjut (> 60 tahun) semakin banyak.
Halini disebabkan tingkat kesehatan yang semakin baik. Kecenderungan yang terjadi,semakin banyak karyawan yang pensiun lebih dini, karena ingin menikmati masapensiun yang lebih lama. Mereka menginginkan jaminan investasi untuk hari tua.
¨      Pergeseran dari jaminan pensiunpemerintah ke jaminan pensiun swasta.
Dimasa sekarang ini, orang lebih menyukai jaminan pensiun dari perusahaan swasta dibandingkandari pemerintah.
¨      Pertumbuhan investasi melewatibatas-batas negara.
Globalisasidi bidang bisnis menyebabkan perusahaan-perusahaan investasi berusahamenanamkan modalnya di seluruh dunia.
¨      Kompleksitas yang meningkat dibidang investasi.
Perubahanpasar dan regulasi mendorong munculnya strategi-strategi investasi yang barudan semakin kompleks.
Berikut ini akandijelaskan reengineering yangdilakukan State Street menghadapi tantangan-tantangan tersebut.

2.     Reengineering

Reengineering yang dilakukan State Street:
v  Pada tahun 1976, untuk mengatasi krisis keuangan saat itu, StateStreet melepaskan bisnis perbankan ritel-nya dan menjual bank-bank komunitasyang berafiliasi dengannya. Tindakan ini diikuti dengan perubahan fokus bisnisperusahaan ke arah layanan manajemen aset finansial dengan memanfaatkanteknologi informasi. State Street berkeyakinan bahwa potensi utama yangdimilikinya adalah sebagai penyedia informasi untuk investor-investorinstitusi.
v  Perubahan fokus bisnis di atas belum dapat berjalan baik denganinfrastruktur teknologi informasi yang ada. Oleh karena itu, pada tahun 1988,State Street melakukan kembali reengineeringterhadap infrastruktur teknologi informasi. Hingga tahun 1994, sistem-sistembaru yang dihasilkan adalah Multi-Currency HORIZON (MCH) dan Global HORIZONInterchange (GHI). Kedua sistem ini tidak hanya digunakan untuk mengatasitantangan-tantangan saat itu, melainkan juga mengantisipasi tantangan-tantangandi masa depan. Perubahan drastis terjadi dalam hubungan antara State Streetdengan pelanggannya, terutama melalui GHI, dimana pelanggan terkoneksi langsunguntuk mengakses informasi-informasi yang disediakan State Street secara real-time.

3.    Model Bisnis

Untuk model bisnis ini, akan digunakanModel Five Forces dari Porter untukmenggambarkan hubungan antara State Street dengan organisasi-organisasieksternal (lihat gambar 2).
Gambar 2. Model Bisnis State Street
Berikut ini akan dijelaskan masing-masingkekuatan (force) dalam modeltersebut, beserta tindakan-tindakan yang dilakukan State Street menghadapipeluang dan ancaman yang ada.

3.1.    Pesaing

Seperti dijelaskan di atas, State Streetmemiliki jangkauan bisnis yang sangat luas, mulai dari perbankan, penjaminansekuritas, hingga manajemen aset. Pesaing-pesaing yang bergerak dibidang-bidang usaha ini sangat banyak, seperti terlihat pada gambar di atas.Menghadapi para pesaing tersebut, State Street dituntut untuk meningkatkanlayanannya sesuai kebutuhan pelanggan. Salah satu usaha State Street untuk memenangkankompetisi ini adalah dengan pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatanteknologi informasi ini merupakan "napas" bagi kelangsungan hidupState Street. Dalam misi perusahaan, kata "teknologi informasi"bahkan diletakkan mendahului bisnis usahanya. Ini menunjukkan peran besarteknologi informasi dalam bisnis State Street. Dengan memanfaatkan teknologiinformasi, State Street berhasil unggul dalam harga (termurah), kualitaslayanan, dan kecepatan layanan. Sebagai contoh, State Street berhasil meyakinkanGEIC (General Electric Investment Corporation), CalSTRS (California StateTeachers Retirement System), dan CalPERS (California Public Employees'Retirement System) untuk memanfaatkan jasanya.

3.2.    Pendatang Baru

Para pendatang baru dalam bisnis inimerupakan perusahaan-perusahaan sejenis yang berasal baik dari dalam maupunluar negeri. State Street harus mewaspadai para pendatang baru ini, terutamayang berasal dari luar negeri. Untuk menghadapi tantangan ini, State Streetdituntut untuk selalu menyesuaikan bisnisnya dengan pasar lokal maupun pasarglobal. Analisis pasar harus selalu dilakukan untuk melihat peluang-peluangyang bisa dimasuki. Di sini, peran besar teknologi informasi juga diperlukan.Pemanfaatan teknologi informasi bisa menjadi entry barrier bagi pendatang-pendatang baru yang belum banyakmemanfaatkan teknologi informasi.

3.3.    Produk Pengganti

Konsultan bisnis dapat menjadi ancamanbagi usaha State Street, karena sama-sama menyediakan layanan konsultasi untukmanajemen investasi perusahaan. Akuntan publik dapat menjadi ancaman, karenasama-sama memberikan layanan back officeuntuk finansial perusahaan. Internetbanking dapat memudahkan pelanggan untuk memanfaatkan layanan perbankan,sehingga dapat mengancam bisnis perbankan State Street. Demikian pula,transaksi melalui internet (misal e-commerce) yang saat ini sudah banyakdigunakan. Ada kemungkinan di masa depan, transaksi sekuritas/saham dansurat-surat berharga lain dapat dilakukan melalui internet. Untukmengantisipasi produk-produk pengganti ini, State Street harus berinovasi dalampemanfaatan teknologi informasinya. Layanan-layanan baru yang sesuai dengankebutuhan pelanggan harus terus-menerus dihasilkan. Hingga akhir tahun 1994,sudah ada 12 aplikasi yang berhasil dibangun untuk arsitektur GHI. Jumlahlayanan yang disediakan State Street mencapai 60 jenis hingga tahun 1998.

3.4.    Penyuplai

Pemerintah merupakan penyuplai bagi StateStreet, karena regulasi yang dikeluarkan pemerintah dapat mengubah prosesbisnis di dalam State Street. Regulasi pemerintah tersebut dapat menjadipeluang ataupun ancaman bagi bisnis State Street. Untuk menghadapinya, StateStreet memanfaatkan teknologi informasi yang fleksibel terhadap perubahanbisnis.
Penyuplai-penyuplai yang lain merupakanvendor-vendor hardware dan software dari infrastruktur teknologiinformasi State Street. Kerjasama dengan vendor-vendor ini perlu dijalin,sehingga kebutuhan-kebutuhan infrastruktur State Street dapat dipenuhi dengancepat dan murah. Kelangsungan bisnis State Street sangat bergantung padainfrastruktur teknologi informasi yang ada.

3.5.    Pembeli

Pembeli/pelanggan merupakan faktor utamayang harus diperhatikan State Street. Dengan berbagai alternatif-alternatifinvestasi yang ada saat ini, pelanggan dapat memilih layanan mana yang palingmenguntungkannya. Supaya dapat menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya, StateStreet harus melakukan analisis pasar, dan memberikan layanan sesuai keinginanpelanggan. Saat ini, State Street mengidentifikasi pelanggan-pelanggannyamenjadi 8 segmen pasar, seperti terlihat pada bisnis model di atas. Padamasing-masing segmen pasar tersebut, State Street menawarkan layanan-layananyang sesuai dengan kebutuhannya. Untuk mempertahankan pelanggan-pelangganbesar, State Street melakukan kerjasama dengan membentuk virtual corporation. Keunggulan State Street dalam pengolahan datadan memberikan informasi dapat memberikan keuntungan bagi pelanggan-pelangganbesar untuk memfokuskan diri pada bisnisnya. Jaringan teknologi informasi StateStreet dihubungkan dengan pelanggan-pelanggan besar, sehingga mereka dapatmengakses informasi dari State Street secara real-time.

4.     Proses Bisnis

Proses bisnis layanan akuntansi danlaporan kepada pelanggan akan digambarkan berikut ini dengan menggunakan ModelWCA (work-centered analysis).



 
Gambar 3. Proses Bisnis LayananAkuntansi (Sebelum dan Sesudah BPR)



 
Gambar 4. Proses Bisnis Laporan kepadaPelanggan (Sebelum dan Sesudah BPR)

4.1.    Proses Bisnis Layanan Akuntansi

Sebelum BPR, sistem lama hanya dapatmemberikan layanan akuntansi untuk transaksi sekuritas dalam negeri (satu jenismata uang). Disamping itu, layanan akuntansi tersebut tidak menyeluruh sampaidokumen-dokumen yang dihasilkan. Setelah BPR, sistem baru dapat memberikanlayanan akuntansi untuk transaksi sekuritas dalam dan luar negeri (berbagaimata uang). Dokumen-dokumen transaksi dapat dihasilkan secara otomatis, lengkapdengan informasi biaya pajak, tanggal transaksi, dan lain-lain.

4.2.    Proses Bisnis Laporan kepada Pelanggan

Sebelum BPR, pelaporan kepada pelangganmasih melibatkan beberapa bagian. Selain itu, masih diperlukan pengecekansecara manual serta pengiriman laporan melalui jasa Federal Express. Denganteknologi yang baru sesudah BPR, pelaporan cukup dikerjakan oleh satu bagiansaja. Proses pengecekan cukup dilakukan oleh sistem secara otomatis. Untukpengiriman pelaporan tersebut juga dilakukan secara elektronik.

5.     Peran Teknologi Informasi dalam BPR

Seperti sudah disinggung sebelumnya, teknologi informasi merupakan"napas" bisnis State Street. Kesungguhan manajemen dalam investasiteknologi informasi ini dapat dilihat pada hal-hal berikut:
Ø  Alokasi biaya untuk teknologi informasi yang tinggi. Sebagai contoh,pada tahun 1993, State Street menyediakan 10% pendapatannya atau kurang lebih$120 juta untuk teknologi informasi.
Ø  Semua sistem dibangun oleh pegawai State Street sendiri. Teknologiinformasi dipandang sebagai senjata untuk berkompetisi, karena itu pengembangannyatidak diserahkan kepada pihak lain, melainkan dikerjakan sendiri.
Ø  Posisi yang tinggi dari CIO (chiefinformation officer), dimana kedudukannya setingkat EVP (executive vice president). Semuapengembangan sistem diawasi langsung oleh CIO.
Ø  Jumlah personel di Divisi Teknologi Informasi mencapai 900 oranghingga tahun 1994. Besarnya personel ini bertujuan untuk menjaga kesinambunganoperasi dari teknologi informasi yang ada. Sebanyak 500 orang daripersonel-personel tersebut disebarkan ke unit-unit bisnis di seluruh StateStreet. Sisanya difokuskan untuk pengembangan sistem baru, menangani arsitekturteknologi informasi, dan mengatasi isu-isu baru.
Sebelum reengineering dilakukan, State Streetsudah memanfaatkan teknologi informasi untuk bisnisnya, terutama untuk layanan back office. Sistem yang lama inidirasakan kurang fleksibel, bahkan para eksekutif memandang sistem tersebutsebagai "halangan" yang mengikat ekspansi bisnis State Street. Reengineering terhadap infrastrukturteknologi informasi perlu dilaksanakan segera. Reengineering ini tidak hanya sebatas mengganti infrastrukturtersebut, melainkan juga dilakukan perubahan fundamental dalam hubungan antaraState Street dengan pelanggan. Sistem yang baru diharapkan dapat memberikaninformasi yang real-time kepadapelanggan-pelanggan State Street. Penggantian sistem ini memakan waktu yangcukup lama, dari 1989 sampai 1994.
Peran teknologi informasi setelah reengineering dapat dilihat pada dua sistem baru yang dihasilkan:
: Multi-Currency HORIZON (MCH).Penggunaan sistem ini memungkinkan layanan akuntansi dapat dilakukan denganmenggunakan berbagai jenis mata uang, fleksibel untuk digunakan pada berbagaikondisi, dan dapat memberikan hasil secara real-time.
: Global HORIZON Interchange(GHI). Sistem ini diharapkan dapat mendukung jutaan pelanggan. Melalui sistemini, manajer-manajer investasi dapat lebih memfokuskan waktunya untukpengambilan keputusan, pelanggan dapat mengakses informasi yang diinginkannyauntuk kebutuhan analisis, pelaporan kepada pelanggan dapat dilakukan denganlebih efisien, dan berbagai keuntungan lain.
Berbagaikarakteristik BPR yang diperoleh State Street melalui pemanfaatan teknologiinformasi ini:
+       Beberapa pekerjaan digabungkanmenjadi satu. Sebagai contoh, manajer investasi tidak lagi kesulitan mencariinformasi di berbagai lokasi. Dengan menggunakan basis data terdistribusi,pencarian informasi dapat dilakukan secara transparan dan dalam waktu singkat.
+       Langkah-langkah proses bisnistetap natural, sementara beberapa pekerjaan dapat dilakukan secara simultan.Sebagai contoh, proses bisnis layanan akuntansi setelah BPR tidak berubah, akantetapi penghitungan pajak, pembuatan dokumen, dan aktifitas-aktifitas laindapat dilakukan sekaligus secara fleksibel.
+       Proses-proses dapat memilikibanyak versi. Sebagai contoh, layanan-layanan yang diberikan State Streetmencapai 60 variasi, sesuai kebutuhan pelanggan. Untuk menangani aneka ragamvariasi tersebut, teknologi informasi dari State Street dibuat sefleksibelmungkin.
+       Pekerjaan dilakukan di tempatyang paling menguntungkan. Sebagai contoh, penempatan data disesuaikan dengankebutuhan, ada yang diletakkan di State Street dan ada yang diletakkan dipelanggan. Hal ini untuk menunjang kecepatan layanan yang diberikan.
+       Pengontrolan, pengecekan, danberbagai aktifitas tidak bernilai diminimalkan. Sebagai contoh, aktifitaspengecekan pelaporan kepada pelanggan dihilangkan. Pengecekan cukup dilakukanoleh sistem, sehingga resiko kesalahan minimal.
+       Rekonsiliasi diminimalkandengan mengurangi jumlah kontak eksternal. Sebagi contoh, pelanggan-pelangganbesar yang terhubung dengan jaringan teknologi informasi State Street dapatlangsung mengakses informasi yang diinginkannya. Tidak diperlukan lagi adanyakontak eksternal untuk melayani kebutuhan pelanggan.

6.    Isu BPR

Reengineering yang dilakukan State Street berlangsung dengan baik dan berhasil,dapat dilihat dari hal-hal berikut:
·        Pendapatan State Streetmeningkat terus secara konstan, meskipun kompetisi bisnis semakin ketat.
·        State Street berhasilmeyakinkan pelanggan-pelanggan besar, seperti GEIC dan CalPERS, meskipun saatitu reengineering belum selesaidilaksanakan.
·        Hingga saat ini State Streetmasih menjadi leader dalam bisnislayanan aset finansial. Pesaing-pesaing lain juga sangat terkesan dengankinerja keuangan State Street.
·        Dengan memanfaatkan teknologiinformasi yang baru, hingga tahun 1998 State Street dapat memberikan 60 jenislayanan berbeda. Produk-produk yang masscustomization ini dimungkinkan karena keberhasilan reengineering di bidang teknologi informasi.
Kuncisukses keberhasilan reengineering diState Street:
¨      Dukungan dan komitmen darieksekutif. Pada saat proposal MCH diusulkan, Chairman State Street memberikan dukungan dan komitmennya untukpelaksanaan sistem tersebut, meskipun pengembangannya memakan banyak biaya.Pembiayaan projek yang biasanya bersifat bottom-up(dari unit-unit bisnis), pada projek ini dilakukan secara top-down. CIO Street State memberikan perhatian khusus padapengembangan MCH dan GHI. Meskipun ada perasaan ragu saat peluncuran GHI,keyakinan yang besar dari pihak eksekutif memberikan hasil yang memuaskan.
¨      Reengineering dilakukan secarafundamental, dengan perencanaan yang baik, sehingga merubah hubungan antaraState Street dengan pelanggan. Perubahan yang drastis ini merupakan inovasibaru dalam bisnis State Street, sehingga memberikan keunggulan bersaing bagiState Street.
¨      Teknologi informasi bukan sajamenjadi faktor enabler darikeberhasilan reengineering, tetapijuga menjadi "napas" bagi bisnis State Street.
¨      Pengembangan teknologiinformasi dilakukan melalui laboratorium-laboratorium kecil, dilakukan sendirioleh State Street. Pengujian terhadap sistem ini juga dilakukan pada skalariil. Kerjasama dengan pelanggan-pelanggan seperti GEIC dan CalPERS, menjadifaktor pendukung kesuksesan reengineering.
Implikasipositif dari BPR:
3        Kualitas layanan kepadapelanggan meningkat. Berbagai jenis layanan dapat ditawarkan kepada pelanggan.
3        Hubungan antara State Streetdengan pelanggan-pelanggan besar menjadi lebih kuat, dan dapat mengarah padaterbentuknya virtual corporation.
3        Proses-proses bisnis dalamState Street menjadi lebih efisien. Berbagai pengeluaran yang tidak perlu,seperti pencetakan dokumen-dokumen, dapat dikurangi.
3        State Street menjadi market leader yang cukup disegani oleh pesaing-pesainglain.
3        Peluang pasar yang terbukadalam bisnis teknologi informasi, dimana State Street memiliki banyak tenagaahli di bidang tersebut.
Implikasinegatif dari BPR:
7        Masalah keamanan data merupakanhal yang perlu mendapatkan perhatian, apalagi dengan diperbolehkannya pelangganmengakses informasi-informasi dalam State Street.
7        Investasi yang besar di bidangteknologi informasi membuat pendapatan tahunan State Street tidak meningkatdrastis. Biaya perawatan teknologi informasi yang besar juga akan menjadi fixed cost bagi State Street.
7        Jumlah karyawan di DivisiTeknologi Informasi yang meningkat drastis. Hal ini bisa menyebabkan pergeserankompetensi bisnis dari State Street.

7.    Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari studi kasusini:
-       Reengineering berhasil dilakukan denganbaik pada kasus State Street, terbukti dengan pendapatan yang tetap meningkat,berhasil menjaring pelanggan-pelanggan baru, menjadi leader dalam bisnisnya, dan dapat memberikan berbagai jenis layanansesuai keinginan pelanggan.
-       Kunci keberhasilan reengineering ini adalah dukungan dankomitmen eksekutif, reengineeringdilakukan secara fundamental, teknologi informasi sebagai faktor enabler dan "napas" bisnis,dan pengembangan sistem yang berhasil melalui kerjasama denganpelanggan-pelanggan besar.
-       Implikasi positif dari BPRantara lain peningkatan kualitas layanan, hubungan yang lebih kuat denganpelanggan, efisiensi proses bisnis, menjadi marketleader, dan peluang pasar baru di bidang teknologi informasi.
-       Implikasi negatif dari BPRantara lain masalah keamanan data, biaya investasi teknologi informasi yangbesar, dan kemungkinan pergeseran kompetensi bisnis.

0 comments:

Post a Comment

Sample Text

Social Profiles

Arsip Blog

Pengikut

Guest Counter

Powered by Blogger.

Ads 468x60px

Popular Posts

Blog Archive

About

Featured Posts Coolbthemes