Tuesday, October 11, 2011

Pariwisata Bali sebagai industri dan sumber pendapatan masyarakat.


Sejak penguasaan oleh Belanda diBali seolah dibuka lebar untuk kunjungan orang asing, Bali tidak sajakedatangan orang asing sebagai pelancong namun tak sedikit para pemerhati danpenekun budaya yang datang mencatat keunikan seni budaya Bali.

Para penekun budaya yang terdiri dari sastrawan, penulis dan pelukis, inilahkeunikan Bali kian menyebar ke seluruh duniainternasional. Penyampain informasi melalui berbagai media oleh orang asingternyata mampu menarik minat wisatawan untuk mengunjungi Bali, Kekaguman akantanah Bali kemudian menggugah minatorang asing memberi gelar kepada Bali sebagai " The Island of Gods, TheIsland of Paradise, The Island of Thousand Temples, The Magic of The World, danberbagai nama pujian lainnya yang bergema menyanjung Bali di dunia pariwisata.

Tahun 1930, di jantung kota Denpasar dibangun sebuah hotel untuk menampung kedatanganwisatawan ketika itu, Bali hotel yang sekarang bernama Inna Bali Hotel, sebuahbangunan bergaya arsitektur kolonial menjadi tonggak sejarah pariwisata Baliyang hingga kini bangunan tersebut masih berdiri kokoh dama langgam aslinya.Tidak hanya menerima kunjungan wisatawan, kunjungan budaya duta kesenian balidari desa Peliatan melakukan kunjungan budaya ke beberapa negara di kawasanEropa dan Amerika. Secara tidak langsung kunjungan tersebut sekaligusmemperkenalkan keberadaan Bali sebagai daerahtujuan wisata yang layak dikunjungi.

Kegiatan pariwisata yang mulai mekar ketika itu sempat terhenti akibatterjadinya perang Dunia II antara tahun 1942 -1945 yang kemudian disusul denganmakin sengitnya perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia termasuk perjuanganyang terjadi di Bali hingga tahun 1945.  Pertengahan dasawarsa 50-anpariwisata Bali mulai ditata kembali dan tahun 1963 dibangunlah Hotel BaliBeach yang sekarang bernama Inna Grand Bali Beach di pantai Sanur denganbangunan berlantai 10.
Hotel ini merupakan satu - satunya hunian wisata yang bertingkat di Bali saat itu. Sementara sarana akomodasi wisata lainnyayang berkembang kemudian hanyalah bangunan berlantai satu. Pada pertengahantahun 1970 pemerintah daerah Bali mengeluarkanPeraturan Daerah yang mengatur ketinggian bangunan maksimal 15 meter. Ketetapanini ditentukan dengan mempertimbangkan faktor budaya dan tata ruang tradisionalBali sehingga tetap memiliki nilai - nilaibudaya yang mampu menjadi tumpuan sektor pariwisata.

Secara pasti sejak dioperasikannya Inna Grand Bali Beach pada November 1966,pembangunan sarana hunian wisata berkembang dengan pesat. Dari sisi kualitas,Sanur berkembang relatif lebig terencana karena berdampingan dengan Inna GrandBali Beach Hotel sedangkan kawasan pantai Kuta berkembang secara alamiahbergerak mengikuti model akomodasi setempat. Model homestay dan pansionberkembang lebih dominan dibandingkan dengan model standar hotel. Sama halnyadengan kawasan Ubud di daerah Gianyar berkembang secara alamiah, tumbuh dirumah - rumah penduduk yang tetap bertahan dengan nuansa pedesaannya.

Pembangunan sarana akomodasi wisata yang berkelas internasional akhirnyadimulai dengan pengembangan kawasan Nusa Dua menjadi resort wisatainternasional. Dikelola oleh Bali Tourism Development Corporation, suata badanbentukan pemerintah, kawasan Nusa Dua dikembangkan untuk memenuhi kebutuhanpariwisata bertaraf internasional.
Beberapa operator hotel masuk ke kawasan Nusa Dua sebagai investor. Padaakhirnya kawasan ini mampu mendongkrak perkembangan pariwisata Bali.

Masa - masa berikutnya, sarana hunian wisata lalu tumbuh dengan sangat pesat dipusat akomodasi dan hunian wisata terutama di daerah Badung, Denpasar danGianyar. Kawasan pantai Kuta, Jimbaran dan Ungasan menjadi kawasan hunianwisata di Kabupaten Badung. Sanur dan pusat kota untuk kawasan Denpasar.
Ubud, Kedewatan, Payangan dan Tegalalang menjadi pengembang akomodasi wisata didaerah Gianyar.

Untuk mengendalikan perkembangan yang amat pesat tersebut, pemerintah daerahBali kemudian menetapkan 15 kawasan di Bali sebagai daerah akomodasi wisataberikut sarana penunjangnya seperti restoran dan pusat perbelanjaan. Hinggakini, Bali telah memiliki lebih dari 35.000 kamar hotel terdiri dari kelasPondok Wisata, Melati hotel hingga berbintang lima. Sarana hotel - hotel tersebut tampildalam berbagai variasi bentuk mulai dari model rumah, standar hotel, villa,bungalow dan boutique hotel dengan harga yang bervariasi. Keanekaragam inimemberi nilai lebih bagi Bali karenamenawarkan banyak pilihan kepada para pelancong.

Perkembangan kunjungan wisatawan membuat sarana wisata penunjang pariwisatatumbuh dengan pesat seperti restoran, art shop, pasar seni, sarana hiburan danrekreasi.

0 comments:

Post a Comment

Sample Text

Social Profiles

Arsip Blog

Pengikut

Guest Counter

Powered by Blogger.

Ads 468x60px

Popular Posts

Blog Archive

About

Featured Posts Coolbthemes