Wednesday, October 19, 2011

PENGERTIAN KONSELING MENURUT PARA AHLI


Dalam Mempelajari Bimbingan danKonseling, mahasiswa sudah tentu harus mengetahui pengertian-pengertian yangtelah dikemukakan para tokoh. Karena hal tersebut merupakan dasar agar dalammempelajarinya mahasiswa menjadi fokus pada sasaran perkuliahan. Oleh karenaitu berikut ini penulis uraikan 17 Teori berkenaan dengan pengertian bimbingandan konseling tersebut :

1) Menurut Schertzer dan Stone (1980)
Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifatpribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri danlingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilaiyang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.

2) Menurut Jones (1951)

Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalamansiswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan.Dimana ia diberi panduan pribadi dan langsung dalam pemecahan untuk lkien.Konseling harus ditujukan pada perkembangan yang progresif dari individu untukmemecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa bantuan.

3) Prayitno dan Erman Amti (2004:105)
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancarakonseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedangmengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinyamasalah yang dihadapi klien.

4) Menurut A.C. English dalam Shertzer & Stone (1974)
Konseling merupakan proses dalam mana konselor membantu konseli (klien) membuatinterprestasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana,atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuatnya.

5) Menurut APGA (American Personel Guidance Association) dalam Prayitno
(1987 : 25)
Konseling adalah hubungan antara seorang individu yang memerlukan bantuan untukmengatasi kecemasannya yang masih bersifat normal atau konflik atau masalahpengambilan keputusan.

6) Menurut Talbert (1959)
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara duaorang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuankhusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konselidibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinankeadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yangdimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjutkonseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukankebutuhan-kebutuhan yang akan datang.

7) Menurut Cavanagh,
Konseling merupakan “a relationship between a trained helper and a personseeking help in which both the skills of the helper and the atmosphere that heor she creates help people learn to relate with themselves and others in moregrowth-producing ways.” Hubungan antara seorang penolong yang terlatih danseseorang yang mencari pertolongan, di mana keterampilan si penolong dansituasi yang diciptakan olehnya menolong orang untuk belajar berhubungan dengandirinya sendiri dan orang lain dengan terobosan-terobosan yang semakinbertumbuh (growth-producing ways)

8) Menurut Tohari Musnawar (1992)
Konseling dalam Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agarmenyadari kembali akan eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnyahidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga mencapaikebahagiaan di dunia dan diakhirat. Kesemuanya berlandaskan kepada Al-Qur’andan Sunnah Rasul, sebab keduanya merupakan sumber pedoman kehidupan umat Islam.


9) Menurut ASCA (American School Conselor Association)
Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikappenerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Konselormempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu klien mengatasimasalah-masalahnya.

10) Menurut Pepinsky & Pepinsky, dalam Schertzer dan Stone (1974)
Konseling merupakan interaksi yang (a) terjadi antara dua orang individu,masing-masing disebut konselor dan klien ; (b) terjadi dalam suasana yangprofesional (c) dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk memudah kanperubahan-perubahan dalam tingkah laku klien.

11) Menurut Smith dalam Sertzer & Stone (1974)
Konseling merupakan proses dalam mana konselor membantu konseli (klien) membuatinterprestasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana,atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuatnya.

12) Menurut Division of Conseling Psychology
Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasihambatan-hambatan perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan yangoptimal kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses tersebut dapat terjadisetiap waktu.

13) Menurut Blocher dalam Shertzer & Stone (1969)
Konseling adalah membantu individu agar dapat menyadari dirinya sendiri danmemberikan reaksi terhadap pengaruh-pengrauh lingkungan yang diterimanya,selanjutnya, membantu yang bersangkutan menentukan beberapa makna pribadi bagitingkah laku tersebut dan mengembangkan serta memperjelas tujuan-tujuan dannilai-nilai untuk perilaku dimasa yang akan datang.

14) Menurut Berdnard & Fullmer (1969)
Konseling merupakan pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkankebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang unik dari individu danmembantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketiga hal tersebut.

15) Menurut Lewis, dalam Shertzer & Stone (1974)
Konseling adalah proses mengenai seseorang individu yang sedang mengalamimasalah (klien) dibantu untuk merasa dan bertingkah laku dalam suasana yanglebih menyenangkan melalui interaksi dengan seseorang yang bermasalah yangmenyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang klien untukmengembangkan tingkah laku yang memungkinkan kliennye berperan secara lebihefektif bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.

16) Menurut Pietrofesa
Konseling merupakan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikappenerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada konseli.

17) Menurut Winkell (2005 : 34)
Konseling merupakan serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalamusaha membantu konseli / klien secara tatap muka langsung dengan tujuan agarklien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap bebagai persoalan ataumasalah khusus maka masalah yang dihadapi oleh klien dapat teratasi semuanya.

0 comments:

Post a Comment

Sample Text

Social Profiles

Arsip Blog

Pengikut

Guest Counter

Powered by Blogger.

Ads 468x60px

Popular Posts

Blog Archive

About

Featured Posts Coolbthemes