Monday, October 3, 2011

Sejarah Perang badar



Perang Badr merupakan perang pertama yang terpaksa diarungi oleh kaum muslimin menghadapi musuh yang jauh lebih besar jumlahnya. Perang ini merupakan demonstrasi pertama dari ketangguhan kaum muslimin melawan serangan kaum musyrikin Qureiys. Untuk pertama kalinya panji perang Rasul Allah s.a.w. berkibar di medan laga. Dan yang diberi kepercayaan memegang panji yang melambangkan tekad perjuangan menegakkan agama Allah s.w.t. itu, ialah Imam Ali bin Abi Thalib r.a.

Tanpa pengalaman perang sama sekali dan dengan kekuatan pasukan yang hanya sepertiga kekuatan musuh, pasukan muslimin dengan kebulatan iman yang teguh berhasil menancapkan tonggak sejarah yang sangat menentukan perkembangan Islam lebih lanjut. Perlengkapan dan persenjataan kaum muslimin waktu itu boleh dibilang nol. Pasukan berkuda dan penunggang unta, yaitu pasukan yang dipandang paling ampuh dan "modern" pada masa itu, praktis tidak dipunyai oleh kaum muslimin. Demikian langkanya kuda dan unta dibanding dengan jumlah pasukan yang ada, sampai-sampai seekor unta dikendarai oleh dua hingga empat orang secara bergantian. Hanya ada seekor kuda yang tersedia, yaitu yang dikendarai oleh Al Miqdad bin Al
Aswad Al Kindiy. Itulah kekuatan "kavaleri" Rasul Allah s.a.w. di dalam perang Badr.

Dalam perang Badr itu pasukan muslimin tidak sedikit yang menerjang musuh hanya dengan senjata-senjata tajam yang sangat sederhana. Sedangkan musuh yang dilawan mempunyai persenjataan lengkap dengan kuda-kuda tunggang dan unta-unta. Tetapi sebenarnya kaum muslimin mempunyai senjata yang lebih ampuh dibanding dengan lawannya, yaitu kepemimpinan Rasul Allah s.a.w. dan kepercayaan kuat bahwa Allah pasti akan memberikan pertolongan-Nya. Allahu Akbar.

Perang Badr sebenarnya terjadi di luar rencana. Pada mulanya kaum muslimin di bawah pimpinan Rasul Allah s.a.w. bermaksud hendak mencegat kafilah Abu Sufyan bin Harb yang telah meninggalkan Makkah berangkat menuju negeri Syam, dan akan kembali ke Makkah lewat sebuah tempat bernama 'Usyaira. Di tempat itulah kaum muslimin siap menghadang, tetapi ternyata kafilah Abu Sufyan sudah lolos lebih dulu.

Ketika peperangan mulai berkobar, Imam Ali bersama Hamzah bin Abdul Mutthalib dan beberapa orang lainnya, berada di barisan terdepan. Pada tangan Imam Ali r.a. berkibar panji perang Rasul Allah s.a.w. Ia terjun ke medan laga menerjang pasukan musuh yang jauh lebih besar dan kuat. Dalam perang ini untuk pertama kalinya kalimat "Allahu Akbar" berkumandang membajakan tekad pasukan muslimin.

Saat itu terdengar suara musuh menantang: "Hai Muhammad suruhlah orang-orang yang berwibawa dari asal Qureiys supaya tampil!"

Mendengar tantangan itu, laksana singa lapar Imam Ali r.a. meloncat maju ke depan mendekati suara yang menantang-nantang. Terjadilah perang tanding (duel) antara Imam Ali r.a. dengan Al Walid bin Utbah, saudara Hindun isteri Abu Sufyan. Dalam pertempuran yang seru itu, Al Walid mati di ujung pedang Imam Ali r.a.

Dalam perang Badr ini 70 orang pasukan kafir Qureiys mati terbunuh, dan hampir separonya mati di ujung pedang Imam Ali r.a. Kecuali itu lebih dari 70 orang pemuka Qureiys berhasil ditawan dan digiring ke Madinah. Perang Badr yang berakhir dengan kemenangan kaum muslimin itu merupakan fajar pagi yang menandai pesatnya kemajuan agama Allah s.w.t.

0 comments:

Post a Comment

Sample Text

Social Profiles

Arsip Blog

Pengikut

Guest Counter

Powered by Blogger.

Ads 468x60px

Popular Posts

Blog Archive

About

Featured Posts Coolbthemes