Thursday, October 6, 2011

SEJARAH BATIK INDONESIA


Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenalsejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif ataupola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalamsejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-coraklukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yangmenyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melaluipenggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batiktulis seperti yang kita kenal sekarang ini.


Jenis dan corak batik tradisionaltergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi danbudaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesiayang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batiktradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.


PerkembanganBatik di Indonesia

Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaanMajapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batikbanyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaanSolo dan Yogyakarta.

Kesenian batik merupakan keseniangambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-rajaIndonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton sajadan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Olehkarena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenianbatik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnyamasing-masing.
Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.

Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Jadi kerajinan batik ini di Indonesiatelah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hinggakerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milikrakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atauawal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awalabad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atausekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisionalIndonesia.

Batik Pekalongan

Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal diPekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yangdibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.

Namun perkembangan yang signifikandiperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaanMataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Denganterjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnyabanyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arahTimur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga danpengikutnya mengembangkan batik.

Ke timur batik Solo dan Yogyakartamenyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hinggamenyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembangdi Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini,maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.

Seiring berjalannya waktu, BatikPekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Didaerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerahPekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.
Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang pada zaman lampau telah mewarnai dinamika pada motif dan tata warna seni batik.

Sehubungan dengan itu beberapa jenis motif batik hasil pengaruh dari berbagai negara tersebut yang kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Motif itu, yaitu batik Jlamprang, diilhami dari Negeri India dan Arab. Lalu batik Encim dan Klengenan, dipengaruhi oleh peranakan Cina. Batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai, tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.

Perkembangan budaya teknik cetak motiftutup celup dengan menggunakan malam (lilin) di atas kain yang kemudian disebutbatik, memang tak bisa dilepaskan dari pengaruh negara-negara itu. Inimemperlihatkan konteks kelenturan batik dari masa ke masa.

Batik Pekalongan menjadi sangat khaskarena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintirpengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagianbesar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah. Akibatnya,batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kiniterbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kotamadya Pekalongan danKabupaten Pekalongan.

Pasang surut perkembangan batikPekalongan, memperlihatkan Pekalongan layak menjadi ikon bagi perkembanganbatik di Nusantara. Ikon bagi karya seni yang tak pernah menyerah denganperkembangan zaman dan selalu dinamis. Kini batik sudah menjadi nafas kehidupansehari-hari warga Pekalongan dan merupakan salah satu produk unggulan. Hal itudisebabkan banyaknya industri yang menghasilkan produk batik. Karena terkenaldengan produk batiknya, Pekalongan dikenal sebagai KOTA BATIK. Julukan itudatang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di Pekalongan. Selama periodeyang panjang itulah, aneka sifat, ragam kegunaan, jenis rancangan, serta mutubatik ditentukan oleh iklim dan keberadaan serat-serat setempat, faktorsejarah, perdagangan dan kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikiranbaru.

Batik yang merupakan karya seni budayayang dikagumi dunia, diantara ragam tradisional yang dihasilkan denganteknologi celup rintang, tidak satu pun yang mampu hadir seindah dan sehalusbatik Pekalongan.

  • Sejarah Batik di Indonesia
       Sejarah pembatikan di Indonesiaberkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islamdi Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan padamasa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.

        Jadi kesenian batik ini di Indonesiatelah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepadakerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik inimenjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abadke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batiktulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang duniakesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaranIslam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerahsantri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokohpedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.

        Kesenian batik adalah keseniangambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluagaraja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalamkraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta parapengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton,maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakanditempatnya masing-masing.

        Lama-lama kesenian batik ini ditiruoleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalamrumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinyahanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari,baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalahhasil tenunan sendiri.

        Sedang bahan-bahan pewarna yangdipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antaralain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat darisoda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.

        Jaman MajapahitBatik yang telahmenjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, pat ditelusuri di daerah Mojokerto danTulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaanMajapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya denganMajapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang diTulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digalidari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagungyang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerahBonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai olehseorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaanMajapahit.

        Diceritakan bahwa dalam aksipolisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang tewas dalampertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernamaKalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaanMajapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarangbernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.
Proses pembuatan batik
  • Sejarah Batik Pekalongan
       Meskipun tidak ada catatan resmikapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudahada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat diDeperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupabahan baju.

       Namun perkembangan yang signifikandiperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaanMataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Denganterjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnyabanyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arahTimur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga danpengikutnya mengembangkan batik.

       Ke timur batik Solo dan Yogyakartamenyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hinggamenyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembangdi Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini,maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.

       Seiring berjalannya waktu, BatikPekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Didaerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerahPekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.

  • Batik Pekalongan, antara Masa Lampau dan Kini
       BATIK pekalongan menjadi sangatkhas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan padasegelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hinggasekarang, sebagian besar proses produksi batik pekalongan dikerjakan dirumah-rumah.

       Akibatnya, batik pekalongan menyatuerat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayahadministratif, yakni Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.Batik pekalongan adalah napas kehidupan sehari-sehari warga Pekalongan. Iamenghidupi dan dihidupi warga Pekalongan.

       Meskipun demikian, sama dengan usahakecil dan menengah lainnya di Indonesia, usaha batik pekalongan kini tengahmenghadapi masa transisi. Perkembangan dunia yang semakin kompleks danmunculnya negara pesaing baru, seperti Vietnam, menantang industri batikpekalongan untuk segera mentransformasikan dirinya ke arah yang lebih modern.

       Gagal melewati masa transisi ini,batik pekalongan mungkin hanya akan dikenang generasi mendatang lewat bukusejarah.

       Ketika itu, pola kerja tukang batikmasih sangat dipengaruhi siklus pertanian. Saat berlangsung masa tanam ataumasa panen padi, mereka sepenuhnya bekerja di sawah. Namun, di antara masatanam dan masa panen, mereka bekerja sepenuhnya sebagai tukang batik.

       ZAMAN telah berubah. Pekerja batik diPekalongan kini tidak lagi didominasi petani. Mereka kebanyakan berasal darikalangan muda setempat yang ingin mencari nafkah. Hidup mereka mungkinsepenuhnya bergantung pada pekerjaan membatik.

       Apa yang dihadapi industri batikpekalongan saat ini mungkin adalah sama dengan persoalan yang dihadapi industrilainnya di Indonesia, terutama yang berbasis pada pengusaha kecil dan menengah.

       Persoalan itu, antara lain, berupamenurunnya daya saing yang ditunjukkan dengan harga jual produk yang lebihtinggi dibanding harga jual produk sejenis yang dihasilkan negara lain.Padahal, kualitas produk yang dihasikan negara pesaing lebih baik dibandingproduk pengusaha Indonesia.

       Penyebab persoalan inibermacam-macam, mulai dari rendahnya produktivitas dan keterampilan pekerja,kurangnya inisiatif pengusaha untuk melakukan inovasi produk, hingga usangnyaperalatan mesin pendukung proses produksi.

0 comments:

Post a Comment

Sample Text

Social Profiles

Arsip Blog

Pengikut

Guest Counter

Powered by Blogger.

Ads 468x60px

Popular Posts

Blog Archive

About

Featured Posts Coolbthemes