Wednesday, October 5, 2011

Jejak Sejarah Yahudi di Indonesia



SEJAK gerakan zionis internasional Freemasonrydidirikan di Inggris tahun 1717, orang Yahudi lebih suka menyelubungi aktivitasmereka dengan selimut perkumpulan teosofi yang bertujuan"kemanusiaan". Pengumpulan dana dipusatkan di New York. Sejak 17 November 1875,pimpinannya adalah seorang Yahudi di Rusia, Nyonya Blavatsky. Jurnal TheTheosofist, yang diterbitkan di New York, pada terbitan tahun 1881 menyiarkan kabar bahwaBlavatsky mengutus Baron van Tengnagel untuk mendirikan loge, rumah ibadat kaumVrijmetselarij/Freemasonry di Pekalongan. Kotaini dipilih karena sejak 1868 berubah status dari desa menjadi kota, di samping dikenal sebagai konsentrasisantri di Jawa Tengah. Loge didirikan tahun 1883, tetapi tidak berkembangkarena reaksi keras masyarakat berhubung praktek ritualisme mereka, yaitumemanggil arwah. Karena itu, penduduk menyebut loge sebagai gedong setan.
Pengalaman Pekalongan memaksa mereka mengalihkankegiatan ke Batavia.Dua loge besar didirikan di Jalan Merdeka Barat (sebelumnya bernama BlavatskyStraat), dan Jalan Budi Utomo (sebelumnya bernama Vrijmetselarijweg). Dua logeitu, di samping loge yang didirikan di Makassar, Bandung, Surabaya, Yogyakarta,menjadi pusat kegiatan ritual saja, untuk Yahudi Belanda dan Eropa, yangbekerja di Hindia Belanda di sektor birokrasi VOC/Pemerintah Hindia Belanda,dan swasta.
Hindia Belanda dianggap negeri yang aman sebagaiwilayah operasi mereka, karena penduduk menganggap Yahudi Belanda/Eropa sebagaiorang Nasrani. Di samping itu, Gubernur Hindia Belanda selalu menjadi pembinaRotary Club.

Aktivitas ritual belaka berujung pada kebuntuan:gerakan zionis jalan di tempat. Maka, gerakan zionisme intenasional untuk Asia, yang berpusat di Adyar, India,pada 31 Mei 1909 mengutus Ir. A.J.E. van Bloomenstein ke Jawa.
Untuk mengubah pola pergerakan, pada 12 November 1912Bloomenstein berhasil mendirikan Theosofische Vereeniging (TV), yang kemudianmendapatkan rechtpersoon, pengakuan, dan dimuat dalam Staatblaad No. 543.
TV bekerja di kalangan intelektual dan calonintelektual bumiputra. TV pun membiayai Kongres Pemuda I, 1926. Kongres itubahkan digelar di loge Broederkaten di Vrijmetselarijweg. Akibatnya, ormaspemuda memboikot kongres itu, dan reaksinya adalah, pada 27 dan 28 Oktober 1928ormas pemuda menggelar Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda.
Aktivitas zionis yang kian meningkat di Hindia Belandatidak saja di kalangan masyarakat, melainkan juga di pemerintahan, menjelangdan pasca-Perang Dunia I itu, menggelisahkan orang-orang Jerman. Terutama peranSnouk Hurgronje, Belanda Yahudi, dalam Perang Aceh.
Seperti diketahui, Turki sebagai sekutu Jerman gagalmembantu Aceh karena panjangnya garis supply. Kehadiran agen zionisinternasional Sneevliet di Jawa, yang berhasil mengkader pemuda intelektual Indonesia,makin menguatkan tekad Jerman untuk meruntuhkan pemerintah zionis HindiaBelanda.
Hal itu tercium oleh agen Belanda. Tersebarlah isubahwa H.O.S. Tjokroaminoto menerima dana 2 juta gulden untuk mengkudetakompeni. Untuk mengonfirmasi kebenaran isu itu, Agus Salim ditugaskan menguntitTjokroaminoto. Ironisnya, kewibawaan Tjokroaminoto malah mempesona Salim, dantahun 1918 Salim mengetok kawat dari Surabaya, mengabarkan bahwa ia masuk SI(Sarikat Islam) dan berhenti sebagai agen.
Di bidang bisnis, orang Yahudi di Jakarta menguasaipusat bisnis elite di Pasar Baru, Jalan Juanda, dan Jalan Majapahit. Merekamenguasai perdagangan permata, jam tangan, dan kacamata. Pusat hiburan elite diJakarta juga diramaikan oleh pemusik Yahudi Polandia. Akhirnya, Batavia menjadi salahsatu kotazionis yang terpenting di Asia.
Maka, tidak mengherankan ketika Jepang sebagai sekutuJerman merebut Indonesiadari tangan Belanda, Jepang melakukan kampanye anti-zionis itu. Tokoh-tokohzionis Hindia Belanda, seperti Ir. Van Leeweun, dikirim ke kamp tahanan dantewas di situ. Kesadaran anti-zionis juga merebak di kalangan rakyat. Dr.Ratulangi pada Maret 1943 memimpin rapat raksasa di Lapangan Ikada, mengutukzionisme.
Usaha menghidupkan lagi gerakan zionisme masihdilakukan pascakemerdekaan. Pada 14 Juni 1954, berdiri Jewish Community inIndonesia, dipimpin Ketua F. Dias Santilhano dan Panitera I. Khazam. Di dalamanggaran dasarnya dinyatakan, perkumpulan itu merupakan kelanjutan dariVereeniging Voor Joodsche Belangen in Nerderlandsch-Indie te Batavia, yangberdiri pada 16 Juli 1927.
Tidak jelas, apakah perkumpulan itu di masa reformasikini masih eksis atau tidak. Namun, pembicaraan yang menyeruak akhir-akhir ini,tentang operasi zionis internasional di Indonesia, kiranya mempunyai dasar yangkuat. Baik ditilik dari sejarah kita maupun data muktahir, seperti kesaksianmantan Pangkopkamtib Jenderal Soemitro, yang termuat dalam memoarnya yangditulis oleh Ramadhan KH. Di situ antara lain dikatakan, "Saya sendiritidak pernah punya hubungan dengan Israel, paling-paling, saya ingat, sayapernah datang ke Jalan Tosari memenuhi undangan mata rantai Israel yang ada diJakarta."

0 comments:

Post a Comment

Sample Text

Social Profiles

Arsip Blog

Pengikut

Guest Counter

Powered by Blogger.

Ads 468x60px

Popular Posts

Blog Archive

About

Featured Posts Coolbthemes