Wednesday, October 12, 2011

Sejarah Islam di Eropa


Eropadan dunia Islam memiliki hubungan erat satu sama lain selama berabad-abad.Pertama, negara Andalusia (756-1492) diSemenanjung Iberia,dan kemudian Perang Salib (1095-1291) dan penguasaan Utsmani terhadap Balkan(1389), membawa keterkaitan konstan antara masing-masing masyarakatnya.

Saatini, banyak sejarawan dan sosiolog menyatakan bahwa Islam adalah penyebab utamagerakan Eropa dari kegelapan Abad Pertengahan menuju kecemerlangan Renaissance. Pada waktuketika Eropa masih terbelakang di bidang kedokteran, astronomi, matematika, danbanyak bidang lain, umat Islam memiliki harta karun pengetahuan yang luas danpotensi besar untuk berkembang.
ristiwapertama yang membuat orang Eropa sadar akan keberadaan penting Islam dalamkehidupan mereka adalah khalifah Umar bin al-Khattab merebut Yerusalem (638).Hal ini menyebabkan Eropa menyadari untuk pertama kalinya bahwa Islam telahmenyebar dan bahkan mendekati batas wilayah mereka. Alasan utama Perang Salib,yang terjadi empat abad kemudian, adalah untuk mengambil kembali Yerusalem darikaum muslim. Tetapi Tentara Salib yang ditugaskan untuk tujuan ini memperolehsesuatu yang lain, karena kontak mereka dengan dunia Muslim adalah langkahpertama menuju kelahiran kembali Eropa. Didominasi oleh kegelapan, konflik,perang, dan despotisme, Eropa menghadapi peradaban dunia Islam yang maju danmelihat bahwa penduduknya sangat makmur dan beradab, serta cukup maju dalambidang kedokteran, astronomi, dan matematika seperti dalam kehidupan sosialmereka. Mereka juga melihat nilai-nilai yang jarang ditemukan di Eropa padawaktu itu (misalnya, pluralisme, toleransi, pengertian, belas kasih, danpengorbanan diri) adalah aspek-aspek moralitas yang tinggi yang diekspresikanoleh umat Islam, yang menyadari tanggung jawab keagamaan mereka.

Sementaraitu, ketika Perang Salib masih berkecamuk, masyarakat Eropa juga menjalinhubungan dengan masyarakat Muslim yang lebih dekat dengan wilayah mereka:kerajaan Islam Andalusia, yang terletak di bagian selatan benua mereka sendiri.Andalusia memiliki pengaruh budaya yang kuatpada Eropa hingga keruntuhannya pada akhir abad ke-15. Banyak sejarawan yangtelah mempelajari pengaruh Andalusia atas Eropa sepakat bahwa kerajaan ini,dengan struktur sosial dan tingkat peradaban tinggi, jauh lebih maju daripadaseluruh Eropa, dan bahwa itu adalah salah satu faktor utama dalam pengembanganperadaban Eropa. Sejarawan terkemuka Spanyol, Blanco Ibanez menulis bahwa:
Kekalahandi Spanyol tidak datang dari utara; penakluk Islam datang dari selatan. Inijauh lebih dari sebuah kemenangan, itu merupakan suatu lompatan peradaban.Karena kenyataan ini, peradaban terkaya, paling cemerlang, dan dikenal di Eropalahir dan berkembang sepanjang Abad Pertengahan antara abad ke-8 dan abadke-15. Selama periode ini bangsa utara yang hancur oleh perang agama, dansementara mereka bergerak di tumpukan haus darah, penduduk Andalusiamelebihi jumlah 30 juta. Dalam nomor ini, yang tinggi untuk waktu itu, setiapras dan agama bergerak bebas dan dengan kesetaraan, dan denyut nadi masyarakatsangat hidup.
Denganjalan-jalan terang-benderang, ibukota Cordobamemberikan contoh mencolok dan kontras dengan kota-kota Eropa yang menurutsejarawan Inggris, John W. Draper, "Tujuh ratus tahun setelah ini, tidaklebih dari satu lampu publik di London.Di Paris, berabad-abad kemudian, siapa pun yang melangkah pada hari-hari hujan,kakinya berlumur lumpur hingga pergelangan.
Andalusia akhirnya runtuh ada pada tahun 1492 dengan jatuhnya Granada, kerajaan Islamterakhir di Semenanjung Iberia.Tapi kemudian, Eropa berhadapan dengan Kekaisaran Utsmani, yang mulai maju diBalkan pada abad kelima belas sebagai akibat dari beberapa kemenangan dankonversi massal di kalangan orang-orang Balkan. Konversi ini tidak pernahdipaksa atau diperoleh dengan tekanan. Pada waktu itu, moralitas Islam yangdiberlakukan oleh Utsmani membuat orang-orang yang menyaksikannya memilih Islamsecara bebas. Peradaban Utsmani dibangun di atas nilai-nilai moral Al-Qur'anseperti keadilan, kesetaraan, toleransi, dan kasih sayang, dan itu berlaku di Balkanselama 400 tahun. Bekas-bekasnya masih dapat dilihat di sana (sejumlah besar peninggalan inidihancurkan oleh pasukan Serbiadan rudal-rudal selama perang di Bosnia, tetapi ini tidak mengubahfakta-fakta sejarah). Peradaban Islam berbasis Al-Qur'an ini merupakan bagianpenting dari Eropa. Bahkan saat ini, cukup banyak umat Islam Eropa tinggal diBalkan.

Salahseoarang orang yang percaya bahwa peradaban Eropa telah belajar banyak dariIslam dan bahwa kedua peradaban selalu terkait erat adalah Charles, Pangeran Wales. PangeranCharles menggambarkan peradaban Islam dan pengalaman apa yang diajarkan Andalusia dan Ottoman di Balkan kepada Eropa adalah:diplomasi, perdagangan bebas, terbukanya perbatasan, teknik riset akademik,semuanya datang dari Andalusia. AbadPertengahan Islam adalah agama dengan toleransi yang luar biasa untuk saat itu,sehingga orang-orang Yahudi dan Kristen boleh mempraktikkan warisan keyakinanmereka, dan menetapkan contoh yang, sayangnya, tidak dicontoh selamaberabad-abad di Barat. Yang mengejutkan adalah kenyataan bahwa Islam telahmenjadi bagian dari Eropa begitu lama, pertama di Spanyol, kemudian di Balkan,dan telah memberikan sumbangan yang begitu banyak ke arah peradaban yangsemuanya, secara salah, dianggap sebagai sepenuhnya Barat. Islam adalah bagiandari masa lalu dan masa sekarang peradaban Barat, di semua bidang usahamanusia. Islam telah membantu untuk menciptakan Eropa modern. Islam adalahbagian dari warisan Barat sendiri, bukan hal yang terpisah.
DutaBesar Swedia, Ingmar Karlsson, dikenal di Turki karena bukunya, Islam dan Eropa, mengatakanbahwa di masa Andalusia, Kristen, Muslim, dan Yahudi hidup bersama dalam damaidan ini harus diambil sebagai model di Eropa.
Wakil tinggi MasyarakatInternasional di Bosnia-Herzegovina, Wolfgang Petritsch, menekankan dalamsebuah artikel tanggal 20 November 2001 edisi NewYork Times bahwa perjuanganmelawan teror tidak boleh diarahkan terhadap Islam dan bahwa tidak bolehdilupakan bahwa Islam sebenarnya merupakan bagian dari Eropa. Dalam artikelnya,"Islam adalah Bagian dari Barat, Juga," ia menyatakan: "Ketikakami melangkah keluar dari paradigma kita-dan-mereka,kita mungkin ingat bahwa Islam adalah bagian dari tradisi Eropa." Menjagafakta historis ini dalam pikiran adalah salah satu cara untuk mencegahkekacauan yang diinginkan oleh para provokator yang mengedepankan tesis"benturan peradaban". Perbedaan dalam peradaban bukan alasan untukkonflik, melainkan, dapat menjadi sarana penting untuk memajukan dialog.

0 comments:

Post a Comment

Sample Text

Social Profiles

Arsip Blog

Pengikut

Guest Counter

Powered by Blogger.

Ads 468x60px

Popular Posts

Blog Archive

About

Featured Posts Coolbthemes