Monday, September 26, 2011

PRINSIP-PRINSIP PTK




            Dalambidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran,  Action Research berkembang menjadi classroomAction Research (CAR) = Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sebagai suatu penelitianterapan, PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan proses dan kualitasatau hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, gurudapat menemukan penyelesaikan bagi masalah yang terjadi di kelasnya sendiri,dan bukan di kelas guru yang lain. Tentu saja dengan menerapkan berbagai ragamteori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu, sebagaipeneliti praktis, PTK dilaksanakan bersamaan guru melaksanakan tugas utamayaitu mengajar di dalam kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswa. Dengandemikian, PTK merupakan suatu penelitian yang melekat pada guru, yaitumengangkat masalah-masalah aktual yang dialami oleh guru di lapangan. Denganmelaksanakan PTK, diharapkan guru memiliki peran ganda, yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti


1.           Tindakandan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak boleh menggangguatau menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak boleh sampaimengorbankan kegiatan atau proses belajar mengajar. Menurut Hopkins (1993:57-61), pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode PTK yangkebetulan diterapkan, seyogyanya tidak berdampak mengganggu komitmen gurusebagai pengajar. Ada 3 hal yang dapat dikemukakan berkenaan dengan prinsippertama ini. Pertama,  dalam mencobakansesuatu tindakan pembelajaran yang baru, selalu ada kemungkinan bahwasetidak-tidaknya pada awal-awalnya hasilnya kurang memuaskan dari yangdikehendaki. Bahkan mungkin kurang dari yang diperoleh dengan “cara lama”Karena bagaimanapun tindakan perbaika tersebut masih dalam taraf dicobakan.Guru harus menggunakan pertimbangan serta tanggung jawab profesionalnya dalammenimbang-nimbang : jalan keluar” yang akan mereka tempuh dalam rangkamemberikan yang terbaik kepada siswa. Kedua, iterasi dari siklus tindakan juga dilakukan dengan mempertimbangkanketerlaksanaan kurikulum secara keseluruhan, khususnya dari segi pembentukanpemahaman yang mendalam yang ditandai oleh kemampuan menerapkan pengetahuanyang dipelajari melalui analisis, sintesis dan evaluasi informasi, bukanterbatas dari segi tersampaikannya GBPP kepada siswa dalam rukun waktu yangtelah ditentukan. Ketiga,  penetapansiklus tindakan dalam PTK mengacu kepada penguasaan yang ditargetkan pada tahapperancangan, dan sama sekali tidak mengacu kepada kejenuhan informasisebagaimana lazim dipedomani dalam proses iteratif pengumpulan data penelitiankualitatif.

2.           Masalahguru. Masalah penelitian yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalahyang cukup merisaukannya, dan berpijak dari tanggung jawab profesionalnya. Gurusendiri harus memiliki komitmen ini juga diperlukan sebagai motivator intrinsikbagi guru untuk “bertahan” dalam pelaksanaan kegiatan yang jelas-jelas menuntutlebih dari yang sebelumnya diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugasmengajarnya secara rutin. Dengan kata lain, pendorong utama pelaksanaan PTKadalah komitmen profesional untuk memberikan layanan yang terbaik kepada siswa.Dilihat dari sudut pandang ini, desakan untuk sekedar menyampaikan pokok bahasansesuai dengan GBPP dapat dan perlu ditolak karena alasan profesional yangdimaksud .

3.        Tidak terlalu menyita waktu. Metodepengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan bagi guru,sehingga berpeluang menggangu proses pembelajaran di kelas. Dengan kata lain,sejauh mungkin harus digunakan prosedur pengumpulan data yang dapat ditanganisendiri oleh guru, sementara guru tetap aktif berfungsi sebagai guru yangbertugas secara penuh. Sebagai gambaran, penggunaan tape recorder memang akan menghasilkanrekaman yang lengkap dibanding dengan perekaman manual, namun peningkatan waktuyang diperlukan untuk mencermati data melalui pemutaran ulang mungkin akansegera terasa berlebihan. Oleh karena itu, dikembangkan teknik-teknik perekamanyang cukup sederhana, namun dapat menghasilkan informasi yang cukup signifikanserta dapat dipercaya.

4.     Metode dan teknik yangdigunakan tidak boleh terlalu menuntut dari segi kemampuan maupun waktunya.

5.     Metodologi yang digunakan harus terencana cermat, sehingga tindakandapat dirumuskan dalam suatu hipotesis tindakan yang dapat diuji di lapangan.Guru dapat mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya,serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk “menjawab” hipotesis yang dikemukakanoleh karena itu, meskipun pada dasarnya “terpaksa” memperbolehkan “kelonggaran– kelonggaran” namun penerapan asas – asas dasar telaah taan kaidah tetap harusdipertahankan.

6.     Permasalahan atau topik yang dipilih harus benar – benar nyata, menarik,mampu ditangani, dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukanperubahan. Peneliti harus merasa terpanggil untuk meningkatkan diri.

7.     Peneliti harus tetap memperhatikan etika dan tata krama penelitian sertarambu – rambu pelaksanaan yang berlaku umum. Dalam penyelenggaraan PTK, guruharus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap proseduretika yang berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini penting ditekankan karenaselain melibatkan para siswa, PTK juga hadir dalam suatu konteksorganisasional, sehingga penyelenggaraannya pun harus mengindahkan tata kramakehidupan berorganisasi. Artinya, prakarsa PTK harus diketahui oleh pimpinanlembaga, disosialisasikan kepada rekan – rekan dalam lembaga terkait, dilakukansesuai dengan tata krama penyusunan karya tulis akademik, di samping tetapmengedepankan kemaslahatan subjek didik.

8.     Kegiatan penelitian tindakan pada dasarnya harus merupakan gerakan yangberkelanjutan ( on – going ), karena skope peningkatan dan pengembangan memangmenjadi tantangan sepanjang waktu. Meskipun kelas, sekaligus mata pelajaranmerupakan cakupan tanggung jawab bagi seorang guru, namun dalam pelaksanaan PTKsejauh mungkin harus digunakan classroom exceeding perspective dalam artipermasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan / atau matapelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan.Perspektif yang lebih luas ini akan terlebih – lebih lagi terasa urgensinya,apabila dalam suatu PTK, terlibat lebih dari seorang peneliti. Dapat juga  dilakukan kolaborasi di antara dua atau lebihguru dalam satu sekolah dan / atau guru dari sekolah lain, termasuk dosen LPTK.

0 comments:

Post a Comment

Sample Text

Social Profiles

Arsip Blog

Pengikut

Guest Counter

Powered by Blogger.

Ads 468x60px

Popular Posts

Blog Archive

About

Featured Posts Coolbthemes