Monday, July 4, 2011

Pandangan Islam Tentang Seni


Sebenarnya, bagaimana pandangan Islamtentang seni? Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan menjadi salahsatu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah melaluikalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengansegala keserasian dan keindahannya. Allah berfirman:
   
 “Makaapakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kamimeninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?”[QS 50: 6].
Allah juga mengajak manusia untuk melihatdari perspektif keindahan, bagaimana buah-buahan yang menggantung di pohon danbagaimana pula buah-buahan itu dimatangkan. Jika manusia memerhatikan danmenikmati dengan pandangan yang indah, saat arak-arakan binatang ternak saatmasuk ke kandang, juga saat dilepaskan ke tempat penggembalaan, sesungguhnyapada peristiwa itu ada unsur keindahannya.
Ajakan-ajakan kepada manusia tersebutmenunjukkan, pada dasarnya manusia dianugerahi

Allah potensi untuk menikmati dan mengekspresikan keindahan. Seni merupakanfitrah dan naluri alami manusia. Kemampuan ini yang membedakan manusia denganmakhluk yang lain. Karena itu, mustahil bila Allah melarang manusia untukmelakukan kegiatan berkesenian.
Nabi Muhammad Saw sangat menghargaikeindahan. Suatu ketika dikisahkan, Nabi menerima hadiah berupa pakaian yangbersulam benang emas, lalu beliau mengenakannya dan kemudian naik ke mimbar.Namun tanpa menyampaikan sesuatu apapun, Beliau turun kembali. Para sahabatsedemikian kagum dengan baju itu, sampai mereka memegang dan merabanya. NabiSaw bersabda:
“Apakahkalian mengagumi baju ini?” Mereka berkata, “Kami sama sekali belum pernahmelihat pakaian yang lebih indah dari ini.” Nabi bersabda: “Sesungguhnyasaputangan Sa’ad bin Mu’adz di surga jauh lebih indah daripada yang kalian lihat.”[M Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an].
Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin jugamenuliskan bahwa: “Siapa yang tidak berkesan hatinya di musim bunga dengankembang-kembangnya, atau oleh alat musik dan getaran nadanya, maka fitrahnyatelah mengidap penyakit parah yang sulit diobati.”
Kehati-hatian dalam Seni
Kalau memang demikian pandangan Islamtentang seni, mengapa pada masa awal perkembangan Islam [zaman Nabi Saw danpara sahabatnya], belum tampak jelas ekspresi kaum muslim terhadap kesenian.Bahkan, terasa adanya banyak pembatasan-pembatasan yang menghambat perkembanganseni? Menurut Sayyid Quthb, pada masa itu, kaum muslim masih dalam tahappenghayatan nilai-nilai Islam dan memfokuskan pada pembersihan gagasan-gagasanjahiliyah yang sudah meresap dalam jiwa masyarakat sejak lama. Sedangkan sebuahkarya seni lahir dari interaksi seseorang atau masyarakat dengan suatu gagasan,menghayati dengan sempurna sampai menyatu dengan jiwanya. Karena itu, belumbanyak karya seni yang tercipta pada masa awal perkembangan Islam itu.
Pembatasan-pembatasan terhadap keseniankarena adanya sikap kehati-hatian dari kaum Muslim. Kehatihatian itudimaksudkan agar mereka tidak terjerumus kepada hal-hal yang bertentangandengan nilai-nilai Islam yang menjadi titik perhatian pada waktu itu. M QuraishShihab menjelaskan bahwa Umar Ibnul Khaththab, khalifah kedua, pernah berkata,“Umat Islam meninggalkan dua pertiga dari transaksi ekonomi karena khawatirterjerumus ke dalam haram [riba].” Ucapan ini benar adanya, dan agaknya ia jugadapat menjadi benar jika kalimat transaksi ekonomi diganti dengan kesenian[Wawasan Al-Qur’an].
Atas dasar kehati-hatian ini pulalahhendaknya dipahami hadits-hadits yang melarang menggambar atau melukis danmemahat makhluk-makhluk hidup. Apabila seni membawa manfaat bagi manusia,memperindah hidup dan hiasannya yang dibenarkan agama, mengabadikan nilai-nilailuhur dan menyucikannya, serta mengembangkan serta memperhalus rasa keindahandalam jiwa manusia, maka sunnah Nabi mendukung, tidak menentangnya.
Karena ketika itu ia telah menjadi salahsatu nikmat Allah yang dilimpahkan kepada manusia. Demikian Muhammad Imarahdalam bukunya Ma’âlim Al-Manhaj Al-Islâmi yang penerbitannya disponsori DewanTertinggi Dakwah Islam, Al-Azhar bekerjasama dengan Al-Ma’had Al-’Âlami lilFikr Al-Islâmi [International Institute for Islamic Thought].
Kesenian Islam baru berkembang danmencapai puncak kejayaan pada saat Islam sampai di daerah-daerah Afrika Utara,Asia Kecil, dan Eropa. Daerah-daerah tersebutdidefinisikan sebagai Persia,Mesir, Moor, Spanyol, Bizantium, India, Mongolia, dan Seljuk. Didaerah-daerah tersebut, Islam membaur dengan kebudayaan setempat. Terjadilahpertukaran nilai-nilai Islam dengan budaya dan seni yang menghasilkan ragamseni yang baru, berbeda dengan karakter seni tempat asalnya.
Dasar Seni Islam
Seni yang didasarkan pada nilai-nilai Islam [agama/ketuhanan] inilahyang menjadi pembeda antara seni Islam dengan ragam seni yang lain. TitusBurckhardt, seorang peneliti berkebangsaan Swiss-Jerman mengatakan, “Seni Islamsepanjang ruang dan waktu, memiliki identitas dan esensi yang satu. Kesatuanini bisa jelas disaksikan. Seni Islam memperoleh hakekat dan estetikanya darisuatu filosofi yang transendental.” Ia menambahkan, para seniman muslim meyakinibahwa hakekat keindahan bukan bersumber dari sang pencipta seni. Namun, keindahan karya seni diukur darisejauh mana karya seni tersebut bisa harmonis dan serasi dengan alam semesta.Dengan begitu, para seniman muslim memunyai makna dan tujuan seni yang luhurdan sakral.
Apakah seni Islam harus berbicara tentangIslam? Sayyid Quthb dengan tegas menjawab tidak. Kesenian Islam tak harusberbicara tentang Islam. Ia tak harus berupa nasehat langsung atau anjuranberbuat kebajikan, bukan juga penampilan abstrak tentang aqidah. Tetapi seniyang Islami adalah seni yang menggambarkan wujud dengan ‘bahasa’ yang indahserta sesuai dengan fitrah manusia. Kesenian Islam membawa manusia kepadapertemuan yang sempurna antara keindahan dan kebenaran.
Seni sebagai sarana untuk mengenal Islam
London – Bukanlah sebuah kebetulan yang menggembirakan bahwa galeriseni Islam di Museum Victoriadan Albert yang baru diperbaharui dengan indah harus dibuka bulan lalubertepatan dengan saat Timur Tengah sekali lagi terbakar.
Biar bagaimanapun, salah satutujuan galeri tersebut adalah untuk mempertunjukkan kepada para pengunjung yangsebagian besar orang Barat suatu gambaran yang berbeda dari dunia Islam,gambaran yang begitu hidup tentang kecanggihan cita rasa keindahannya yangbegitu berbeda dengan gambaran umum keradikalan yang sering ditampilkan dalamhalaman muka berbagai harian.
Tentu saja, dengan pemikiranseperti ini di kepala maka Mohammed Jameel, seorang Saudi kaya, mau menanamkanuang sebesar $9,8 juta untuk menampilkan kembali koleksi Islami Victoria dan Albertuntuk pertama kalinya dalam setengah abad. Tempat pameran terletak di lantaiutama museum yang sekarang diberi nama Galeri Seni Islam Jameel untuk mengenangorang tua sang dermawan.
Namun gejolak politik di Israel, Gaza, Lebanon, Irakdan seterusnya hanya menggarisbawahi tantangan penggunaan masa lalu untukmenerangi masa kini. Dengan kata lain, dapatkah 400 benda seni yang telahdipilih dengan hati-hati, beberapa di antaranya berasal dari abad ke-11 M,memberikan kita pandangan yang baru tentang apa yang sedang terjadi di TimurTengah dewasa ini?
Pertanyaan tersebut pentingkarena, terutama sejak 11/9, banyak museum di Eropa dan Amerika Serikat yangmulai menyoroti berbagai koleksi dan pameran seni Islam sebagai cara untukmendorong pemahaman lebih besar dan menjembatani kesenjangan antara duniaYahudi-Kristen dan Muslim.
Di Eropa Barat, strategi ini jugamengesankan pengakuan atas Islam, yang karena besarnya imigrasi dari AfrikaUtara, Turki, Pakistan, dan Bangladesh, sekarang juga merupakan agama Eropa –dan karenanya penting baik bagi orang Eropa untuk menunjukkan rasa hormatkepada budaya Islam dan bagi para imigran Muslim dan anak keturunan merekauntuk berbangga dengan masa lalu mereka.
Tetapi apakah kita berharap terlalubanyak dari seni, dengan memberikannya beban politik yang begitu besar?
Namun buktinya, kebudayaan selalumenjadi alat politik. Dan tidak terkecuali di Timur Tengah. Seperti halnyaketergantungan seni Eropa kepada kerajaan dan gereja hingga masa pencerahankembali (Renaissance), seni Islam dari abad ketujuh hingga jatuhnya KekaisaranOttoman setelah Perang Dunia I tidak dapat dipisahkan dari sistem kekuasaanpolitik dan agama.

Bahkan dewasa ini, misalnya, Perancis tanpa malu-maluberusaha menarik perhatian negara-negara dunia ketiga dengan mendirikan Muséedu Quai Branly yang bernilai $ 295 juta untuk seni rupa dari kebudayaannon-Barat. Dan, dengan sasaran umat Muslim di tanah air dan luar negeri, Louvreakan menghabiskan $ 60 juta untuk sebuah sayap bangunan baru yang ambisius,rencananya dibuka pada 2009, untuk menampung koleksi Islaminya.

Tujuan Victoriadan Albert lebih sederhana: untuk menceritakan seni Islami dengan cara yangringkas dan dapat dicerna – tanpa merujuk ke masa ini. Namun pendekatan inijuga mengandung makna: dengan mengintip dari lubang kunci kesenian, kita dapatmelihat sebuah dunia yang lebih kompleks dan halus daripada teokrasi-teokrasiyang kaku, yang menindas dan berpandangan sempit yang didukung oleh beberapakelompok eksremis Muslim seperti sekarang.

Selama pembangunan Galeri Jameel, Victoria danAlbert menampilkan sebagian dari koleksi Islaminya di Amerika Serikat, Jepang,dan Inggris bagian utara dalam sebuah pameran keliling bertajuk "Istanadan Masjid". Dan judul ini memberikan kerangka konseptual tentang pameranterbarunya di sini: melayani baik istana dan masjid, seni Islam mengambilbentuk sekuler sekaligus keagamaan.
"Karakter politik seni Islambangkit karena, dengan ketiadaan pendeta, peran formatif dalam pengembangannyajatuh kepada mereka yang secara politik berkedudukan kuat," Tim Stanley,kurator senior koleksi Timur Tengah di Victoria dan Albert, menulis dalamsebuah katalog yang menemani pameran "Istana dan Masjid". Dengan katalain, seni Islam selalu mencerminkan kenyataan-kenyataan politik.
Variabel-variable ini memasukkandunia luar. Setelah wafatnya Nabi Muhammad pada 632 A.D., seni rupa Islammewarisi dua tradisi artistik yang berbeda: Mereka yang memilih ByzantiumKristen ke barat dan Kekaisaran Sassanian ke timur. Kemudian, seiring denganKekaisaran Muslim baru menyapu barat hingga ke Spanyol dan, kemudian, hingga keAsia, ia menyerap berbagai pengaruh baru, khususnya dari Cina.
Namun demikian, walaupun seniIslam mencerminkan tingkah rezim-rezim yang terus berganti, dari zaman awalKhalifah Umayyad dan Abbasid hingga yang terakhir dinasti Safavid, Qajar, danOttoman. Dan di sini, larangan Islam atas seni yang menampilkan figur seseorangditerjemahkan secara berbeda.
Seni bernafas agama menghormatiaturan tersebut tanpa kecuali, dengan mengandalkan kutipan kaligrafi dari AlQur'an dan bentuk abstrak, sering kali bentuk geometris dan ornamentasi. Tetapiseni sekuler, termasuk di dalamnya benda-benda yang bermanfaat sepertipermadani, vas keramik, peti gading, kendi kaca, dan metal, sering menampilkanbentuk tanaman dan hewan. Beberapa penguasa Muslim bahkan memesan potret merekasendiri. Dan walaupun kaligrafi tetap penting, ia juga menggunakan bait-baikpuisi selain
ayat-ayat Al Qur'an.
Eklektisisme dengan baiktergambarkan dalam pilihan kecil dari 10.000 koleksi benda seni Islam Victoria dan Albert.Galeri Jameel sendiri telah dirancang dengan menampilkan permadani yang dikenaldengan sebutan Ardabil, yang oleh museumdigambarkan sebagai "permadani tertua di dunia." Berukuran 36 kali 16kaki, atau sekitar 11 kali 5 meter, dan terdiri atas 30 juta ikatan tangan,permadani tersebut dibuat pada sektitar 1539-1540 M untuk Masjid Ardabil dibarat laut Iran.
Di masa lalu, permadani tersebuttergantung secara vertikal dan sulit untuk dinikmati. Sekarang, ia terbentangdi tengah galeri dan diletakkan di dalam suatu bingkai yang dibuat khususdengan pencahayaan yang tepat. Sebagai permadani yang digunakan untukberibadat, rancangannya yang rumit dengan menggunakan 10 warna tidakmenampilkan figur apapun sama sekali. Sebaliknya, tergantung tidak jauh,terdapat sehelai permadani yang dikenal sebagai permadani Chelsea, juga berasaldari abad ke-16 M Persia, yang tampak hidup dengan bunga-bungaan, buah-buahan,dan hewan, seperti membangkitkan kesan surga di bumi.

Yang lebih tidak terduga adalah sebuah jubah Kristen dariabad ke-17 M yang menggambarkan penyaliban, yang dibuat dalam gayaseni rupa Islam untuk digunakan oleh para pendeta Armeniayang hidup di kotaIsfahan di Iran. Ini juga mengingatkan kita bahwa dunia Islam memiliki wargaberagama Kristen dalam jumlah besar, demikian juga Yahudi.

Benda-benda lain tidak membutuhkan penjelasan untukdikagumi: sebuah mangkuk batu kristal abad ke-11 M dari Mesir; sebuah lampu masjidtembikar Iznik abad ke-16 M dari Istanbul; sebuah mangkuk abad ke-15 M yangmenggambarkan sebuah kapal Portugis yang sedang berlayar yang dibuat di Spanyoldengan menggunakan teknik pengilapan yang diciptakan di Irak berabad-abadsebelumnya; sebuah mimbar kayu setinggi 19 kaki yang dibuat pada akhir abadke-15 M untuk sebuah masjid di Kairo.
Relasi antaraIslam dan budaya
Islamadalah agama yang diturunkan kepada manusia sebagai rohmat bagi alam semesta.Ajaran-ajarannya selalu membawa kemaslahatan bagi kehidupan manusia di duniaini. Allah swt sendiri telah menyatakan hal ini, sebagaimana yang tersebutdalam ( QS Toha : 2 ) :
 


“ Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kapadamu agarkam menjadi susah “.
 Artinya bahwa umat manusia yang mau mengikutipetunjuk Al Qur’an ini, akan dijamin oleh Allah bahwa kehidupan mereka akanbahagia dan sejahtera dunia dan akherat. Sebaliknya siapa saja yang membangkangdan mengingkari ajaran Islam ini, niscaya dia akan mengalami kehidupan yangsempit dan penuh penderitaan.
Ajaran-ajaranIslam yan penuh dengan kemaslahatan bagi manusia ini, tentunya mencakup segalaaspek kehidupan manusia. Tidak ada satupun bentuk kegiatan yang dilakukanmanusia, kecuali Allah telah meletakkan aturan-aturannya dalam ajaran Islamini. Kebudayaan adalah salah satu dari sisi pentig dari kehidupan manusia, danIslampun telah mengatur dan memberikan batasan-batasannya.Tulisan di bawah iniberusaha menjelaskan relasi antara Islam dan budaya. Walau singkatmudah-mudahan memberkan sumbangan dalam khazana pemikian Islam.
Arti dan HakekatKebudayaan
Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hal. 149, disebutkan bahwa: “ budaya “adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang “ kebudayaan” adalah hasilkegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia, seperti kepercayaan,kesenian dan adat istiadat. Ahli sosiologi mengartikan kebudayaan dengankeseluruhan kecakapan ( adat, akhlak, kesenian , ilmu dll). Sedang ahli sejarahmengartikan kebudaaan sebagai warisan atau tradisi. Bahkan ahli Antropogi melihatkebudayaan sebagai tata hidup, way of life, dan kelakuan.Definisi-definisi tersebut menunjukkan bahwa jangkauan kebudayaan sangatlahluas. Untuk memudahkan pembahasan, Ernst Cassirer membaginyamenjadi lima aspek : 1. Kehidupan Spritual 2. Bahasa dan Kesustraan 3. Kesenian4. Sejarah 5. Ilmu Pengetahuan.
Aspek kehidupanSpritual, mencakup kebudayaan fisik, seperti sarana ( candi, patung nenekmoyang, arsitektur) , peralatan ( pakaian, makanan, alat-alat upacara). Jugamencakup sistem sosial, seperti upacara-upacara ( kelahiran, pernikahan,kematian )
Adapun aspekbahasa dan kesusteraan mencakup bahasa daerah, pantun, syair, novel-novel.
Aspek seni dapatdibagi menjadi dua bagian besar yaitu ; visual arts dan performing arts, yang mencakup ; seni rupa ( melukis), seni pertunjukan( tari, musik, ) Seni Teater ( wayang ) Seni Arsitektur ( rumah,bangunan ,perahu ). Aspek ilmu pengetahuan meliputi scince ( ilmu-ilmueksakta) dan humanities ( sastra,filsafat kebudayaan dan sejarah ).
Hubungan Islamdan Budaya
Untukmengetahui sejauh mana hubungan antara agama ( termasuk Islam ) dengan budaya,kita perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini : mengapa manusiacenderung memelihara kebudayaan, dari manakah desakan yang menggerakkan manusiauntuk berkarya, berpikir dan bertindak ? Apakah yang mendorong mereka untukselalu merubah alam dan lingkungan ini menjadi lebih baik ?
Sebagian ahlikebudayaan memandang bahwa kecenderungan untuk berbudaya merupakan dinamikilahi. Bahkan menurut Hegel, keseluruhankarya sadar insani yang berupa ilmu, tata hukum, tatanegara, kesenian, danfilsafat tak lain daripada proses realisasidiri dari roh ilahi. Sebaliknyasebagian ahli, seperti Pater Jan Bakker, dalam bukunya“Filsafat Kebudayaan” menyatakan bahwa tidak ada hubungannya antara agama danbudaya, karena menurutnya, bahwa agama merupakan keyakinan hidup rohaninyapemeluknya, sebagai jawaban atas panggilan ilahi. Keyakinan ini disebut Iman,dan Iman merupakan pemberian dari Tuhan, sedang kebudayaan merupakan karya manusia.Sehingga keduanya tidak bisa ditemukan. Adapun menurut para ahli Antropologi,sebagaimana yang diungkapkan oleh Drs. Heddy S. A. Putra, MA bahwa agamamerupakan salah satu unsur kebudayaan. Hal itu, karena para ahli Antropologimengatakan bahwa manusia mempunyai akal-pikiran dan mempunyai sistempengetahuan yang digunakan untuk menafsirkan berbagai gejala sertasimbol-simbol agama. Pemahaman manusia sangat terbatas dan tidak mampu mencapaihakekat dari ayat-ayat dalam kitab suci masing- masing agama. Mereka hanyadapat menafsirkan ayat-ayat suci tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada.
Di sinilah, ,bahwa agama telah menjadi hasil kebudayaan manusia. Berbagai tingkah lakukeagamaan, masih menurut ahli antropogi,bukanlah diatur oleh ayat- ayat darikitab suci, melainkan oleh interpretasi mereka terhadap ayat-ayat sucitersebut.
Dari keterangandi atas, dapat disimpulkan bahwa para ahli kebudayaan mempunyai pendapat yangberbeda di dalam memandang hubungan antara agama dan kebudayaan. Kelompokpertama menganggap bahwa Agama merupakan sumber kebudayaaan atau dengan katalain bahwa kebudayaan merupakan bentuk nyata dari agama itu sendiri. Pendapatini diwakili oleh Hegel. Kelompokkedua, yang di wakili oleh Pater Jan Bakker, menganggapbahwa kebudayaan tidak ada hubungannya sama sekali dengan agama. Dan kelompokketiga, yeng menganggap bahwa agama merupakan bagian dari kebudayaan itusendiri.
Untuk melihatmanusia dan kebudayaannya, Islam tidaklah memandangnya dari satu sisi saja.Islam memandang bahwa manusia mempunyai dua unsur penting, yaitu unsur tanahdan unsur ruh yang ditiupkan Allah kedalam tubuhnya. Ini sangat terlihat jelasdi dalam firman Allah Qs As Sajdah 7-9 :
 




 ( Allah)-lahYang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menciptakanketurunannya dari saripati air yan hina ( air mani ). Kemudian Diamenyempurnakan dan meniupkan ke dalam ( tubuh )-nya roh ( ciptaan)-Nya “
Selainmenciptakan manusia, Allah swt juga menciptakan makhluk yang bernama Malaikat,yang hanya mampu mengerjakan perbuatan baik saja, karena diciptakan dari unsurcahaya. Dan juga menciptakan Syetan atau Iblis yang hanya bisa berbuat jahat ,karena diciptkan dari api. Sedangkan manusia, sebagaimana tersebut di atas,merupakan gabungan dari unsur dua makhluk tersebut.
Dalamsuatu hadits disebutkan bahwa manusia ini mempunyai dua pembisik ; pembisikdari malaikat , sebagi aplikasi dari unsur ruh yang ditiupkan Allah, danpembisik dari syetan, sebagai aplikasi dari unsur tanah. Kedua unsur yangterdapat dalam tubuh manusia tersebut, saling bertentangan dan tarik menarik.Ketika manusia melakukan kebajikan dan perbuatan baik, maka unsur malaikatlahyang menang, sebaliknya ketika manusia berbuat asusila, bermaksiat dan membuatkerusakan di muka bumi ini, maka unsur syetanlah yang menang. Oleh karena itu,selain memberikan bekal, kemauan dan kemampuan yang berupa pendengaran,penglihatan dan hati, Allah juga memberikan petunjuk dan pedoman, agar manusiamampu menggunakan kenikmatan tersebut untuk beribadat dan berbuat baik di mukabumi ini.
Allahtelah memberikan kepada manusia sebuah kemampuan dan kebebasan untuk berkarya,berpikir dan menciptakan suatu kebudayaan. Di sini, Islammengakui bahwa budaya merupakan hasil karya manusia. Sedang agama adalahpemberian Allah untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Yaitu suatu pemberianAllah kepada manusia untuk mengarahkan dan membimbing karya-karya manusia agarbermanfaat, berkemajuan, mempunyai nilai positif dan mengangkat harkat manusia.Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untukselalu menggunakan pikiran yang diberikan Allah untuk mengolah alam dunia inimenjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan demikian,Islam telah berperan sebagai pendorong manusia untuk “ berbudaya “. Dan dalamsatu waktu Islamlah yang meletakkan kaidah, norma dan pedoman. Sampai disini,mungkin bisa dikatakan bahwa kebudayaan itu sendiri, berasal dari agama. Teoriseperti ini, nampaknya lebih dekat dengan apa yang dinyatakan Hegel di atas.
Sikap Islamterhadap Kebudayaan
Islam, sebagaimana telah diterangkan di atas, datang untuk mengatur danmembimbing masyarakat menuju kepada kehidupan yang baik dan seimbang. Dengandemikian Islam tidaklah datang untuk menghancurkan budaya yang telah dianutsuatu masyarakat, akan tetapi dalam waktu yang bersamaan Islam menginginkanagar umat manusia ini jauh dan terhindar dari hal-hal yang yang tidakbermanfaat dan membawa madlarat di dalam kehidupannya, sehingga Islam perlumeluruskan dan membimbing kebudayaan yang berkembang di masyarakat menujukebudayaan yang beradab dan berkemajuan serta mempertinggi derajat kemanusiaan.
Prinsip semacam ini, sebenarnya telah menjiwai isi Undang-undang DasarNegara Indonesia, pasal 32, walaupun secara praktik dan perinciannya terdapatperbedaan-perbedaan yang sangat menyolok. Dalam penjelasan UUD pasal 32,disebutkan : “ Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya danpersatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yangdapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, sertamempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Idonesia “.
Dari situ, Islam telah membagi budaya menjadi tiga macam :
Pertama :Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam.
Dalam kaidahfiqh disebutkan : “ al adatu muhakkamatun “artinya bahwa adat istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat, yang merupakanbagian dari budaya manusia, mempunyai pengaruh di dalam penentuan hukum. Tetapiyang perlu dicatat, bahwa kaidah tersebut hanya berlaku pada hal-hal yang belumada ketentuannya dalam syareat, seperti ; kadar besar kecilnya mahar dalampernikahan, di dalam masyarakat Aceh, umpamanya, keluarga wanita biasanya,menentukan jumlah mas kawin sekitar 50-100 gram emas. Dalam Islam budaya itusyah-syah saja, karena Islam tidak menentukan besar kecilnya mahar yang harusdiberikan kepada wanita. Menentukan bentuk bangunan Masjid, dibolehkan memakaiarsitektur Persia, ataupun arsitektur Jawa yang berbentuk Joglo.
Untuk hal-hal yang sudah ditetapkan ketentuan dan kreterianya di dalamIslam, maka adat istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat tidak boleh dijadikanstandar hukum. Sebagai contoh adalah apa yang di tulis oleh Ahmad Baaso dalam sebuah harian yangmenyatakan bahwa menikah antar agama adalah dibolehkan dalam Islam dengan dalil“ al adatu muhakkamatun “karena nikah antar agama sudah menjadi budaya suatu masyarakat, maka dibolehkandengan dasar kaidah di atas. Pernyataan seperti itu tidak benar, karena Islamtelah menetapkan bahwa seorang wanita muslimah tidak diperkenankan menikahdengan seorang kafir.
Kedua :Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam , kemudian di “rekonstruksi” sehingga menjadi Islami.Contoh yang paling jelas, adalah tradisiJahiliyah yang melakukan ibadah haji dengan cara-cara yang bertentangan denganajaran Islam , seperti lafadh “ talbiyah “ yangsarat dengan kesyirikan, thowaf di Ka’bah dengan telanjang. Islam datang untukmeronstruksi budaya tersebut, menjadi bentuk “ Ibadah” yang telah ditetapkanaturan-aturannya. Contoh lain adalah kebudayaan Arab untuk melantukansyair-syair Jahiliyah. Oleh Islam kebudayaan tersebut tetap dipertahankan,tetapi direkonstruksi isinya agar sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Ketiga:Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam.
Seperti, budaya“ ngaben “ yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Yaitu upacara pembakaran mayatyang diselenggarakan dalam suasana yang meriah dan gegap gempita, dan secarabesar-besaran. Ini dilakukan sebagai bentuk penyempurnaan bagi orang yangmeninggal supaya kembali kepada penciptanya. Upacara semacam ini membutuhkanbiaya yang sangat besar. Hal yang sama juga dilakukan oleh masyarakatKalimantan Tengah dengan budaya “tiwah“ , sebuah upacara pembakaran mayat.Bedanya, dalam “ tiwah” ini dilakukan pemakaman jenazah yang berbentuk perahulesung lebih dahulu. Kemudian kalau sudah tiba masanya, jenazah tersebut akandigali lagi untuk dibakar. Upacara ini berlangsung sampai seminggu atau lebih.Pihak penyelenggara harus menyediakan makanan dan minuman dalam jumlah yangbesar , karena disaksikan oleh para penduduk dari desa-desa dalam daerah yangluas. Di daerah Toraja, untuk memakamkan orang yan meninggal, juga memerlukanbiaya yang besar. Biaya tersebut digunakan untuk untuk mengadakan hewan kurbanyang berupa kerbau. Lain lagi yang dilakukan oleh masyarakat Cilacap, Jawatengah. Mereka mempunyai budaya “ Tumpeng Rosulan “, yaitu berupa makanan yangdipersembahkan kepada Rosul Allah dan tumpeng lain yang dipersembahkan kepadaNyai Roro Kidul yang menurut masyarakat setempat merupakan penguasa Lautanselatan ( Samudra Hindia ).
Hal-hal di atas merupakan sebagian contoh kebudayaan yang bertentangandengan ajaran Islam, sehingga umat Islam tidak dibolehkan mengikutinya. Islammelarangnya, karena kebudayaan seperti itu merupakan kebudayaan yang tidakmengarah kepada kemajuan adab, dan persatuan, serta tidak mempertinggi derajatkemanusiaan bangsa Indonesia, sebaliknya justru merupakan kebudayaan yangmenurunkan derajat kemanusiaan. Karena mengandung ajaran yangmenghambur-hamburkan harta untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan menghinakanmanusia yang sudah meninggal dunia.
Dalam hal ini al Kamal Ibnu al Himam, salah satu ulama besar madzhabhanafi mengatakan : “ Sesungguhnya nash-nash syareat jauh lebih kuat daripadatradisi masyarakat, karena tradisi masyarakat bisa saja berupa kebatilan yangtelah disepakati, seperti apa yang dilakukan sebagian masyarakat kita hari ini,yang mempunyai tradisi meletakkan lilin dan lampu-lampu di kuburan khusus padamalam- malam lebaran. Sedang nash syareat, setelah terbukti ke-autentikannya,maka tidak mungkin mengandung sebuah kebatilan. Dan karena tradisi, hanyalahmengikat masyarakat yang menyakininya, sedang nash syare’at mengikat manusiasecara keseluruhan., maka nash jauh lebih kuat. Dan juga, karena tradisidibolehkan melalui perantara nash, sebagaimana yang tersebut dalam hadits : “apa yang dinyatakan oleh kaum muslimin baik, maka sesuatu itu baik “

0 comments:

Post a Comment

Sample Text

Social Profiles

Pengikut

Guest Counter

Powered by Blogger.

Ads 468x60px

Popular Posts

About

Featured Posts Coolbthemes