Monday, July 4, 2011

Kegemilangan Iptek di Masa Khilafah Abasiyyah


Kekhilafahan Abbasiyah tercatat dalam sejarah Islam dari tahun750-1517 M/132-923 H. Diawali oleh khalifah Abu al-’Abbas as-Saffah (750-754)dan diakhiri Khalifah al-Mutawakkil Alailah III (1508-1517). Dengan rentangwaku yang cukup panjang, sekitar 767 tahun, kekhilafahan ini mampu menunjukkanpada dunia ketinggian peradaban Islam dengan pesatnya perkembangan IlmuPengetahuan dan Teknologi di dunia Islam.
Di era ini, telah lahir ilmuwan-ilmuwan Islam dengan berbagaipenemuannya yang mengguncang dunia. Sebut saja, al-Khawarizmi (780-850) yangmenemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam cabang ilmu matematika,Algoritma (logaritma). Ada Ibnu Sina (980-1037) yang membuat termometer udarauntuk mengukur suhu udara. Bahkan namanya tekenal di Barat sebagai Avicena,pakar Medis Islam legendaris dengan karya ilmiahnya Qanun (Canon) yang menjadireferensi ilmu kedokteran para pelajar Barat. Tak ketinggalan al-Biruni(973-1048) yang melakukan pengamatan terhadap tanaman sehingga diperolehkesimpulan kalau bunga memiliki 3, 4, 5, atau 18 daun bunga dan tidak pernah 7atau 9.
Pada abad ke-8 dan 9 M, negeri Irak dihunioleh 30 juta penduduk yang 80% nya merupakan petani. Hebatnya, mereka sudahpakai sistem irigasi modern dari sungai Eufrat dan Tigris. Hasilnya, dinegeri-negeri Islam rasio hasil panen gandum dibandingkan dengan benih yangdisebar mencapai 10:1 sementara di Eropa pada waktu yang sama hanya dapat2,5:1.

Kecanggihan teknologi masa ini jugaterlihat dari peninggalan-peninggalan sejarahnya. Seperti arsitektur mesjidAgung Cordoba; Blue Mosque di Konstantinopel; atau menara spiral di Samara yangdibangun oleh khalifah al-Mutawakkil, Istana al-Hamra (al-Hamra Qasr) yangdibangun di Seville, Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah Istana terindah yangdibangun di atas bukit yang menghadap ke kota Granada.
Kekhilafahan Abbasiyah dengan kegemilanganipteknya kini hanya tercatat dalam buku usang sejarah Islam. Tapi jangankhawatir, someday Islam akan kembali jaya dan tugas kita semua untukmewujudkannya.
Dinasti Abbasiyiah membawa Islam ke puncakkejayaan. Saat itu, dua pertiga bagian dunia dikuasai oleh kekhalifahan Islam.Tradisi keilmuan berkembang pesat.
Masa kejayaan Islam, terutama dalam bidangilmu pengetahun dan teknologi, kata Ketua Kajian Timur Tengah UniversitasIndonesia, Dr Muhammad Lutfi, terjadi pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid.Dia adalah khalifah dinasti Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 786.
Saat itu, kata Lutfi, banyak lahir tokohdunia yang kitabnya menjadi referensi ilmu pengetahuan modern. Salah satunyaadalah bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di Barat dengannama Avicenna.
Sebelum Islam datang, kata Luthfi, Eropaberada dalam Abad Kegelapan. Tak satu pun bidang ilmu yang maju, bahkan lebihpercaya tahyul. Dalam bidang kedoteran, misalnya. Saat itu di Barat, jika adaorang gila, mereka akan menangkapnya kemudian menyayat kepalanya dengan salib.Di atas luka tersebut mereka akan menaburinya dengan garam. ”Jika orangtersebut berteriak kesakitan, orang Barat percaya bahwa itu adalah momenpertempuran orang gila itu dengan jin. Orang Barat percaya bahwa orang itumenjadi gila karena kerasukan setan,” jelas Luthfi.
Pada saat itu tentara Islam juga berhasilmembuat senjata bernama ‘manzanik’, sejenis ketepel besar pelontar batu atauapi. Ini membuktikan bahwa Islam mampu mengadopsi teknologi dari luar. Padaabad ke-14, tentara Salib akhirnya terusir dari Timur Tengah dan membangkitkankebanggaan bagi masyarakat Arab.
Lain lagi pada masa pemerintahan dinastiUsmaniyah — di Barat disebut Ottoman — yang kekuatan militernya berhasilmemperluas kekuasaan hingga ke Eropa, yaitu Wina hingga ke selatan Spanyol danPerancis. Kekuatan militer laut Usmaniyah sangat ditakuti Barat saat itu,apalagi mereka menguasai Laut Tengah.
Kejatuhan Islam ke tangan Barat dimulaipada awal abad ke-18. Umat Islam mulai merasa tertinggal dalam bidang ilmupengetahuan dan teknologi setelah masuknya Napoleon Bonaparte ke Mesir. Saatitu Napoleon masuk dengan membawa mesin-mesin dan peralatan cetak, ditambahtenaga ahli.
Dinasti Abbasiyah jatuh setelah kotaBaghdad yang menjadi pusat pemerintahannya diserang oleh bangsa Mongol di bawahpimpinan Hulagu Khan. Di sisilain, tradisi keilmuan itu kurang berkembang pada kekhalifahan Usmaniyah.
Salah langkah diambil saat merekamendukung Jerman dalam perang dunia pertama. Ketika Jerman kalah, secaraotomatis Turki menjadi negara yang kalah perang sehingga akhirnya wilayahmereka dirampas Inggris dan Perancis.
Tanggal 3 Maret 1924, khilafah Islamiyahresmi dihapus dari konstitusi Turki. Sejak saat itu tidak ada lagi negara yangsecara konsisten menganut khilafah Islamiyah. Terjadi gerakan sekularisasi yangdipelopori oleh Kemal At-Taturk, seorang Zionis Turki.
Kini 82 tahun berlalu, umat Muslimtercerai berai. Akankah Islam kembali mengalami zaman keemasan seperti yangterjadi di 700 tahun awal pemerintahannya?
Ketua MUI, KH Akhmad Kholil Ridwanmenyatakan optimismenya bahwa Islam akan kembali berjaya di muka bumi. Ridwanmenyebut saat ini merupakan momen kebangkitan Islam kembali. ”Seperti janjiAllah, 700 tahun pertama Islam berjaya, 700 tahun berikutnya Islam jatuh dansekarang tengah mengalami periode 700 tahun ketiga menuju kembalinyakebangkitan Islam,” ujarnya.
Meskipun saat ini umat Islam banyakditekan, ujar Ridwan, semua upaya ini justru semakin memperkuat eksistensiIslam. Ini sesuai janji Allah yang menyatakan bahwa meskipun begitu hebatnyamusuh menindas Islam namun hal ini bukannya akan melemahkan umat Islam.”Ibaratnya paku, semakin ditekan, Islam akan semakin menancap dengankuat,”ujarnya.
Sementara itu, Luthfi menyatakan sistemkhilafah Islamiyah masih relevan diterapkan pada zaman sekarang ini asaldimodifikasi. Ia mencontohkan konsep pemerintahan yang dianut Iran yang menjadimodifikasi antara teokrasi (kekuasaan yang berpusat pada Tuhan) dan demokrasi(yang berpusat pada masyarakat).
Di Iran, kekuasaan tertinggi tidakdipegang parlemen atau presiden, melainkan oleh Ayatullah atau Imam, yang jugamemiliki Dewan Ahli dan Dewan Pengawas. Sistem pemerintahan Iran ini, menurutLuthfi, merupakan tandingan sistem pemerintahan Barat. ”Tak heran kalau AmerikaSerikat sangat takut dengan Iran karena mereka bisa menjadi tonggak peradabanbaru Islam.”
Konsep khilafah Islamiyah, kata Luthfi,mengharuskan hanya ada satu pemerintahan Islami di dunia dan tidakterpecah-belah berdasarkan negara atau etnis. ”Untuk mewujudkannya lagi saatini, sangat sulit,” kata dia.
Sementara Kholil Ridwan menjelaskan adatiga upaya konkret yang bisa dilakukan umat untuk mengembalikan kejayaan Islamdi masa lampau. Yang pertama adalah merapatkan barisan. Allah berfirman dalamQS Ali Imran ayat 103 yang isinya “Dan berpeganglah kalian semuanya dengan tali(agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai berai.”
Upaya lainnya adalah kembali kepadatradisi keilmuan dalam agama Islam. Dalam Islam, jelasnya, ada dua jenis ilmu,yaitu ilmu fardhu ‘ain dan fardhu kifayah. Yang masuk golongan ilmu fardhu ‘ainadalah Al-Quran, hadis, fikih, tauhid, akhlaq, syariah, dan cabang-cabangnya.Sedangkan yang masuk ilmu fardhu kifayah adalah kedokteran, matematika,psikologi, dan cabang sains lainnya.
Sementara upaya ketiga adalah denganmewujudkan sistem yang berdasarkan syariah Islam.

0 comments:

Post a Comment

Sample Text

Social Profiles

Pengikut

Guest Counter

Powered by Blogger.

Ads 468x60px

Popular Posts

About

Featured Posts Coolbthemes