Monday, March 12, 2012

TEORI KONSUMSI KONVENSIONAL VS ISLAM


Oleh :
FatikulHimami dan Ahmad Luthfi
(disampaikandalam seminar Ekonomi Makro Islam Program Pasca Sarjana IAIN STS Jambi Januari2008)

TeoriKonsumsi Konvensional
Teori konsumsi yangdibahas pada tulisan ini adalah seluruh pengeluaran rumah tangga keluarga(masyarakat). Pada umumnya pengeluaran konsumsi ini lebih besar dariatau sama dengan 50% (> 50%) dari pendapatan nasional.
Pendapat beberapa ahli tentang teori konsumsi antara lain :
1.    J.M. Keynes
Terkenal dengan Absolut Income Theory (Teori pendapatanabsolut). Keynes menyatakan tentanghubunhgan pengeluaran konsumsi dengan pendapatan nasional yang diukurberdasarkan harga konstan.
Jadi :
C = f ( Y d )
C = Konsumsi
F = Fungsi
Yd = Disposisi income (pendapatan yang benar-benar dapat dinikmati olehrumah tangga).
Yd = Y – Tx + Tr
 
 


Tx   = Pajak ; Tr = Transper Payment (seperti Subsidi)
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa besarnyakonsumsi sangat tergantung pada besarnya pendapatan (Yd). Semakin besarpendapatan, maka semakin tinggi pula konsusi (Yd ) dan sebaliknya.

Keynes mengatakan: Apabila pendapatan makintinggi/meningkat MPC tetap sedangkan APC akan menurun. Jadi makin tinggiincome, makin kecil APC.
Besarnya konsumsi adalah :
C  = a + bYd atau
C  = a + bYd atau
C  = Co + bYd
a atau a atau Co : adalahalpa atau dengan kata lain konsumsi terendah. Jadi meskipun pendapatannya nol,konsumsi sebesar a/a/Co.
b/B = Beta  =  MPC= Marginal Propensity to Consume
Yd = Disposible Income
Catatan :
                       rC
MPC  =
                      rY

APC  = (Avarage Profensity to Consume) =c/y
MPC + APC = 1
BesarnyaMPC = 0 sampai 1 atau 0 < MPC <  1
Secara singkat berikut inidisajikan beberapa catatan mengenai fungsi consumsi Keyness  yang banyak disebutdalam literatur:
a     Variabelnyata ;
Yangdimaksud adalah bahwa fungsi konsumsi Keyness menunjukkan hubungan antarapendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang kedua-duanya dinyatakandengan menggunakan tingkat harga konstan. jadi besarnya hubungan antarapendapatan nasional nominal dengan pengeluaran konsumsi nominal.
b     Pendapatanyang terjadi
Dalam literatur banyak disebut bahwa pendapatan nasionalyang menentukan besar kecilnya pengeluaran nasional yang terjadi (CurrentNational Income). Penemuan ini sekedar untuk menunjukkan bahwa yang dimaksudKeyness bukannya pendapatan yang terjadi sebelumnya, bukan pula pendapatan yangdiramalkan akan terjadi dimasa yang akan datang.
c     Pendapatan Absolut;
Dalam lliteratur banyak pula disebut-sebut bahwa fungsikonsumsi Keyness; variabel pendapatan nasional yang perlu di interprestasikansebagai pendapatan nasional absolut, yang dapat dilawankan pula misalnya denganpendapatan relatif, pendapatan permanen dan sebagainya.
                  C ( harga Konstan )
                                                
Y= C

                                                      C
              
                     Co
                      0                                                Y( harga Konstan )
Fungsi konsumsi menurut Keyness.

Kritik Keuzen terhadap teor J.M. Keyness
Penemuan empiris Keuzen,mengenai fungsi consumsi jangka panjang nilai APC trennya tidak menurunakan tetapi konstant. Ini berarti berbeda dengan yang diasumsikan Keynes yangkedua adalah bahwa untuk fungsi konsumsi jangka pendek sekalipun berlaku MPC< APC, seperti yang diasumsikan Keyness, Inter lep fungsi konsumsi yaitu CO,mengalami perubahan dari waktu kewaktu. Bergesernya inter lep keatas ini tidaktertampung oleh hipotesis, pendapatan absolut Keyness. Atau secara rincipenemuan  kenzen tersebut adalah :
1.   Perlu dibedakan antara fungsi konsumsi jangka (Long runConsumtion Fungtion) dan fungsi konsumsi jangka pendek (Short run ConsumtionFungtion) karena kedua macam fungsi konsumsi tersebut dari hasil strukturempirisnya mempunyai bentuk yang berbeda.
2.   Fungsi konsumsi jangka pendek ternyata mengalamipergeseran keatas, kesimpulan ini apabila diungkapkan dengan menggunakan bentukstandar persamaan fungsi konsumsi : C = CO + by, dapat dikatakan bahwa nilai Cotendensinya meningkat dari waktu kewaktu.
Dari penemuan inilah maka Kuezen, menyatakan bahwa yangdibahas oleh Keyness adalah konsumsi jangka pendek. Konsumsi jangka panjangdimulai dari nol dan konsumsi masyarakat jangka pendek berubah setiapmasa/setiap saat. Perubahan asset ini akan menambah CO jadi dalam jangkapanjang MPC = APC.
Jadi dari uraian diatas dapat dilihat bahwa baik keynes maupun Keuzenmelihat dari agregat, berbeda dengan pendapat Irving Fisher yang mengamatidan melihat dari individu-individu (single consumtion).

2.    A. Ando, R. Bruimberg dan F. Modigliani. S
( Life Cycle Hipotesis )
Asumsi yang digunakan: panjang hidupnya masyarakatmempengaruhi konsumsinya.
Katanya : Dissaving bisa ditutup oleh saving tahun sebelumnya

C,Y
                                                                                          C
                                          t                   p
 

                b                                                                                 Y
            Co

 

 0      Y         B                     T                  P           Mt = Waktu
Dari gambar di atas terlihat bahwa begitu seseoranglahir, ia sudah mempunyai kebutuhan-kebutuhan hidup yang menuntut untukdipenuhi, meskipun jelas usia tersebut ia sama sekali belum dapatberpartisipasi dalam pembentukan produk nasional. Ini berarti pendapatansebesar nol dan jumlah penmgeluaran konsumsinya positif, memaksa orang tersebutmelaksanakan dissaving. Baru setelah dia dewasa dan memasuki angkatan kerja iadapat memperoleh pendapatan dan pada usia B baru lagi terjadi dissavingkemudian pendapatan tersebut meningkat sehingga terjadi saving sampai denganumur F. bila umurnya masih panjang, maka kembali terjadi dissaving.
Mengenai sumber pendapatan, Ando–Brumberg Modigliani  membedakan dua sumber pendapatan yaitu tenagakerja sebagai sumber labour income dan kekayaan sebagai sumbere propertyincome.
Jadi Y = YL  +  YP

3.    MiltonFridman (Permanent Income Hipotesis)
Denganmenggunakan asumsi bahwa: konsumen bersikap rasional dalam mengalokasikanpendapatan yang diperoleh selama hayatnya diantara kurun waktu yang dihadapinyaserta menghendaki pola-pola konsumsi yang kurang lebihnya merata dari waktukewaktu. Milton Fridman menarik kesimpulan bahwa konsumsi permanen seseorangkonsumen atau suatu masyarakat mempunyai hubungan yang positif dan proporsionaldengan pendapatannya/pendapatan mereka yang bersangkutan.
Dalam bentuk matematis dapat diungkapkan :
Cp = K  Yp
Cp = Consumsipermanen
K   = Angka konstan yang menunjukkan bagian pendapatan permanen yangdikonsumsi. Ini berarti  0 < k < 1
Yp  = Pendapatan permanen ;
Dari uraian di atas jelaslah sekarang bahwa sepertihalnya  Ando- Brimburg – Modigliani,Milton Fridman dan begitu juga nantinya Desenbery berhasil memberikan dasarteoritik untuk kedua fungsi konsumsi yang ditemukan secara empirik oleh SimonKeuze.

4.    JamesDesenbery.
JamesDesenbery mengemukakan pendapatnya bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakatdi tentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernahdicapainya. Ia  berpendapatbahwa apabila pendapatan berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangipengeluarannya untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggiini, mereka terpaksa mengurangi saving.
Selanjutnya Desenbery juga sependapat dengan penemuankuznets bahwa untuk setiap income yang dicapai mempunyai fungsi konsumsi jangkapendek sendiri– endiri.
Catatan ;
Faktor–faktor yang berpengaruh terhadap pengeluaran konsumsi :
  1. Distribusi pendapatan nasional.
  2. Banyaknya kekayaan masyarakat dalam bentuk alat- alat liquit.
  3. Banyaknya barang–barang konsumsi tahan lama dalam masyarakat












KONSUMSIMENURUT ISLAM
Islam adalah agama yangajarannya mengatur segenap prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.Demikian pula dalam masalah konsumsi, Islam mengatur bagaimana manusia dapatmelakukan kegiatan-kegiatan konsumsi yang membawa manusia berguna bagikemashlahatan hidupnya. Seluruh aturan Islam mengenai aktivitas konsumsiterdapat dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Prilaku konsumsi yang sesuai denganketentuan al-Qur’an dan as-Sunnah ini akan membawa pelakunya mencapaikeberkahan dan kesejahteraan hidupnya.

Dasar Hukum Prilaku Konsumen
Islam memandang bahwa bumidengan segala isinya merupakan amanah Allah SWT kepada sang Khalifah agar dipergunakansebaik-baiknya bagi kesejahteraan bersama. Dalam satu pemanfaatan yang telahdiberikan kepada sang Khalifah adalahkegiatan ekonomi (umum) dan lebih sempit lagi kegiatan konsumsi (khusus). Islammengajarkan kepada sang khalifahuntuk memakai dasar yang benar agar mendapatkan keridhaan dari Allah SangPencipta.[1]
a.   Sumberyang Berasal dari al-Qur’an dan Sunnah Rasul
1.   Sumberyang ada dalam al-Qur’an
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلاَتُسْرِفُوا إِنَّهُلاَيُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Artinya :Makan dan minumlah, namun janganlahberlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah itu tidak menyukai orang-orang yangberlebih-lebihan.[2]

2.      Sumber yang berasal dari Sunnah Rasul[3],yang artinya : Abu Said Al-Chodry r.a berkata:
Ketika kami dalam bepergian berasamaNabi SAW, mendadak datang seseorang berkendaraan, sambil menoleh ke kanan-kekiri seolah-olah mengharapkan bantuan makanan, maka bersabda Nabi SAW : “Siapayang mempunyai kelebihan kendaraan harus dibantukan pada yang tidak memmpunyaikendaraan. Dan siapa yang mempunyai kelebihan bekal harus dibantukan pada orangyang tidak berbekal.” kemudian Rasulullah menyebut berbagai macam jeniskekayaan hingga kita merasa seseorang tidak berhak memiliki sesuatu yang lebihdari kebutuhan hajatnya. (H.R. Muslim).

b.   Ijtihad Para Ahli Fiqh
Ijitihad berartimeneruskan setiap usaha untuk menentukan sedikit banyaknya kemungkinan suatupersoalan syari’at. Mannan menyatakan bahwa sumber hukum ekonomi islam(termasuk di dalamnya terdapat dasar hukum tentang prilaku konsumen) yaitu;al-Qur’an, as-Sunnah, ijma’, serta qiyas dan ijtihad.
Menurut Mannan, yang ditulis oleh Muhammad dalam bukunya”Ekonomi Mikro Islam” (2005: 165); konsumsi adalah permintaan sedangkanproduksi adalah penyediaan/penawaran. Kebutuhan konsumen, yang kini dan yangtelah diperhitungkan sebelumya, menrupakan insentif pokok bagikegiatan-kegiatan ekonominya sendiri. Mereka mungkin tidak hanya menyerappendapatannya, tetapi juga memberi insentif untuk meningkatkannya.
Hal ini berarti bahwa pembicaraan mengenai konsumsiadalah penting. dan hanya para ahli ekonomi yang mempertunjukkan kemampuannyauntuk memahami  dan menjelaskan prinsipproduksi maupun konsumsi, mereka dapat dianggap kompeten untuk mengembangkanhukum-hukum nilai dan distribusi atau hampir setiap cabang lain dari subyektersebut.
Menurut Muhammad perbedaan antara ilmu ekonomi modren danekonomi Islam dalam hal konsumsi terletak pada cara pendekatannya dalammemenuhi kebutuhan seseorang. Islam tidak mengakui kegemaran materialistissemata-mata dari pola konsumsi modren.[4]
Lebih lanjut Mannan mengatakan semakin tinggi kita menaiki jenjang  peradaban, semakin kita terkalahkan olehkebutuhan fisiologik karena faktor-faktor psikologis. Cita rasa seni, keangkuhan,dorongan-dorongan untuk pamer semua faktor ini memainkan peran yang semakindominan dalam menentukan bentuk lahiriah konkret dari kebutuhan-kebutuhanfisiologik kita. Dalam suatu masyarakat primitif, konsomsi sangat sederhana,karena kebutuhannya sangat sederhana. Tetapi peradaban modren telahmenghancurkan kesederhanaan manis akan kebutuhan-kabutuhan ini.[5]

PrinsipKonsumsi Dalam Islam
Menurut Islam, anugerah-anugerah Allah adalah milik semua manusia. Suasanayang menyebabkan sebagian diantara anugerah-anugerah itu berada ditanganorang-orang tertentu tidak berarti bahwa mereka dapat memanfaatkananugerah-anugerah itu untuk mereka sendiri. Orang lain masih berhak atasanugerah-anugerah tersebut walaupun mereka tidak memperolehnya. Dalam Al-Qur’anAllah SWT mengutuk dan membatalkan argumen yang dikemukakan oleh orang kayayang kikir karena ketidaksediaan mereka memberikan bagian atau miliknya ini.[6]
Selain itu, perbuatan untuk memanfaatkan atau mengkonsumsi barang-barangyang baik itu sendiri dianggap sebagai kebaikan dalam Islam. Sebab kenikmatanyang dicipta Allah untuk manusia adalah ketaatan kepada-Nya yang berfirmankepada nenek moyang manusia, yaitu Adam dan Hawa, sebagaimana tercantum dalamAl-Qur’an
يَاأَيُّهاَالنَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي اْلأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّبًا وَلاَ تَتَّبِعُواخُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Artinya : Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apayang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.[7]

Etika ilmu ekonomi Islam berusaha untuk mngurangi kebutuhan material yangluar biasa sekarang ini, untuk mngurangi energi manusia dalam mengejarcita-cita spiritualnya. Perkembangan bathiniah yang bukan perluasan lahiriah,telah dijadikan cita-cita tertinggi manusia dalam hidup. Tetapi semangat modrendunia barat, sekalipun tidak merendahkan nilai kebutuhan akan kesempurnaanbatin, namun rupanya telah mengalihkan tekanan kearah perbaikan kondisi-kondisikehidupan material. Dalam ekonomi Islam konsumsi dikendalikan oleh lima prinsipdasar[8].
1.       Prinsip Keadilan
Syarat ini mengandung arti ganda yang penting mengenai mencari rezekisecara halal dan tidak dilarang hukum. Dalam soal makanan dan minuman, yangterlarang adalah darh, daging binatang yang telah mati sendiri, daging babi,daging binatang yang ketika disembelih diserukan nama selain Allah, (Q.S 2.173),
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَوَلَحْمَ الْخِنزِيرِ وَمَآأُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَبَاغٍ وَلاَ عَادٍ فَلاَ إِثْمَ عَلَيْهِ إِنَّ اللهَ غَفُورُُ رَّحِيمٌ
2.       Prinsip Kebersihan
Syariat yang kedua ini tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an maupun Sunnahtentang makanan. Harus baik atau cocok untuk dimakan, tidak kotor ataupun  menjijikkan sehingga merusak selera. Karenaitu, tidak semua yang diperkenankan boleh dimakan dan diminum dalam semuakeadaan. Dari semua yang diperbolehkan makan dan minumlah yang bersih danbermanfaat.
3.       Prinsip Kesederhanaan
Prinsip ini mengatur prilaku manusia mengenai makanan dan minuman adalahsikap tidak berlebih-lebihan, yang berarti janganlah makan secara berlebih.
يَاأَيُّهَاالَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُحَرِّمُوا طَيِّبَاتِ مَآأَحَلَّ اللهُ لَكُمْ وَلاَتَعْتَدُوا إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ  
Artinya : ”Hai orang-orang yangberiman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkanbagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas [9].................”

Arti penting ayat ini adalah kenyataan bahwa kurang makandapat mempengaruhi pembangunan jiwa dan tubuh, demikian pula bila perut diisisecara berlebih-lebihan tentu akan ada pengaruhnya pada perut. Praktikmemantangkan jenis makanan tertentu dengan tegas tidak dibolehkan dalam Islam.
4.       Prinsip Kemurahan Hati
Dengan mentaati perintah Islam tidak ada bahaya maupun dosa ketika kitamemakan dan meminum makanan halal yang disediakan Tuhan karena kemurahanhati-Nya. Selama maksudnya adalah untuk kelangsungan hidup dan kesehatan yanglebih baik dengan tujuan menunaikan perintah Tuhan dengan keimanan yang kuatdalam tuntutan-Nya, dan perbuatan adil sesuai dengan itu, yang menjaminpersesuaian bagi semua perintah-Nya.
أُحِلَّ لَكُمْ صَيْدُ الْبَحْرِوَطَعَامُهُ مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِلسَّيَّارَةِ وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ صَيْدُالْبَرِّ مَادُمْتُمْ حُرُمًا وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Artinya : Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yangberasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu dan bagi orang-orang dalamperjalanan, dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selamakamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya-lah kamu akandikumpulkan.[10]

5.       Prinsip Moralitas.
Bukan hanya mengenai makanan dan minuman langsung tetapi dengan tujuanterakhirnya, yakni untuk peningkatan atau kemajuan nilai-nilai moral danspiritual. Seseorang muslim diajarkan untuk menyebut nama Allah sebelum makandan menyatakan terima kasih kepada-Nya setelah makan. Dengan demikian ia akanmerasakan kehadiran Ilahi pada waktu memenuhi keinginan-keinginan fisiknya. Halini penting artinya karena Islam menghendaki perpaduan nilai-nilai hidupmaterial dan spiritual yang berbahagia.
يَسْئَلُونَكَعَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَآإِثْمُُ كَبِيرُُ وَمَنَافِعُلِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَآ أَكْبَرُ مِن نَّفْعِهِمَا
Artinya : Mereka bertanya kepadamu (Nabi) tentang khamar dan judi.Katakanlah, ”pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagimanusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya[11].........

TeoriKonsumsi Dalam Ekonomi Islam
Barang-barang kebutuhan dasar (termasuk untuk keperluan hidup dankenyamanan) dapat didefenisikan sebagai barang dan jasa yang mampu memenuhi suatukebutuhan atau mengurangi kesulitan hidup sehingga memberikan perbedaan yang riil dalam kehidupan konsumen.Barang-barang mewah sendiri dapat didefenisikan sebagai semua barang dan jasayang diinginkan baik untuk kebanggaan diri maupun untuk sesuatu yang sebenarnyatidak memberikan perubahan berarti bagi kehidupan konsumen[12].
Lebih lanjut Chapra (2002 : 309) mengatakan bahwa konsumsi agregat yangsama mungkin memiliki proporsi barang kebutuhan dasar dan barang mewah yangberbeda (C = Cn + C1), dan tercapai tidaknya pemenuhan suatu kebutuhan tidaktergantung kepada proporsi sumber daya yang dialokasikan kepada masing-masingkonsumsi ini. Semakin banyak sumber daya masyarakat yang digunakan untukkonsumsi dan produksi barang dan jasa mewah (C1), semakin sedikit sumber daya yang tersedia untukpemenuhan kebutuhan dasar (Cn). Dengandemikian, meski terjadi penigkatan pada konsumsi agregat, ada kemungkinan bahwakehidupan masyarakat tidak menjadi lebih baik dilihat dari tingkat pemenuhankebutuhan dasar penduduk miskin (Cn), jikasemua peningkatan yang terjadi pada konsumsi tersebut lari ke penduduk kayauntuk pemenuhan kebutuhan barang-barang mewah (C1).
Fungsi konsumsi di dalam ilmu makroekonomi konvensional tidak memperhitungkan komponen-komponen konsumsi agregatini (Cn dan C1). Yang lebih banyak dibicarakan dalam ilmu makroekonomikonvensional terutama mengenai pengaruh dari tingkat harga dan pendapatanterhadap konsumsi. Hal ini dapat memperburuk analisis, karena saat tingkatharga dan pendapatan benar-benar memainkan peran yang substansi dalammenentukan konsumsi agregat (C), ada sejumlah faktor moral, sosial, politik,ekonomi, dan sejarah yang mempengaruhi pengalokasiaannya pada masing-masingkomponen konsumsi (Cn dan C1). Dengan demikian, faktor-faktor nilai dan kelembagaanserta preferensi, distribusi pendapatan dan kekayaan, perkembangan sejarah, serta kebijakan-kebijakan pemerintahtentunya tak dapat diabaikan dalam analisis ekonomi.
Sejumlah ekonom Muslim diantaranya adalah Zarqa (1980 dan 1982 ), MonzerKahf (1978 dan 1980 ), M.M. Metwally ( 1981 ), Fahim Khan ( 1988 ), M.A. Manan( 1986 ), M.A Choudhury ( 1986 ), Munawar Iqbal ( 1986 ), Bnedjilali danAl-Zamil ( 1993 ) dan Ausaf Ahmad ( 1992 ) telah berusaha memformulasikanfungsi konsumsi yang mencerminkan faktor-faktor tambahan ini meski tidakseluruhnya, mereka beranggapan bahwa tingkat harga saja tidaklah cukup untukmengurangi tingkat konsumsi barang mewah (C1) yang dilakukan oleh orang-orang kaya. Diperlukan carauntuk mengubah sikap, selera dan preferensi, memberikan motivasi yang tepat,serta menciptakan lingkungan sosial yang memandang buruk konsumsi seperti itu(C1). Disamping ituperlu pula untuk menyediakan sumber daya bagi penduduk miskin guna meningkatkandaya beli atas barang-barang dan jasa-jasa yang terkait dengan kebutuhan dasar(Cn). Hal inilahyang coba dipenuhi oleh paradigma relegius, khususnya Islam, dengan menekankanperubahan individu dan sosial melalui reformasi moral dan kelembagaan (dalamChapra, 2002 ; 310 ).
Norma konsumsi Islami mungkin dapat membantu memberikan orientasipreferensi individual yang menentang konsumsi barang-barang mewah (C1) dan bersama dengan jaring pengaman sosial, zakat, sertapengeluaran-pengeluaran untuk amal mempengaruhi alokasi dari sumber daya yangdapat meningkatkan tingkat konsumsi pada komponen barang kebutuhan dasar (Cn). Produsen kemudian mungkin akan merespon permintaan inisehingga volume investasi yang lebih besar dialihkan kepada produksibarang-barang yang terkait dengan kebutuhan dasar (Cn).














Kesimpulan


Konsumsi adalah satu kegiatan ekonomi yang penting, bahkan terkadangdianggap paling penting. Dalam ekonomi konvensional prilaku konsumsi dituntunoleh dua nilai dasar, yaitu rasionalisme dan utilitarianisme. Kedua nilai dasarini kemudian membentuk suatu prilaku konsumsi yang hedenostik – materialistik,individualistik, serta boros (wastefull). Secara sederhana dapatdikatakan bahwa prinsip dasar bagi konsumsi adalah ”saya akan mengkonsumsi apasaja dan dalam jumlah berapapun sepanjang : anggaran saya memenuhi dan sayamemperoleh kepuasan maksimum.
Teori prilaku konsumen yang islami dibangun atas dasar syariah Islam. Dalamekonomi Islam konsumsi dikendalikan oleh lima prinsip dasar, yaitu :
o  Prinsip Keadilan
o  Prinsip Kebersihan
o  Prinsip Kesederhanaan
o  Prinsip Kemurahan Hati
o  Prinsip Moralitas


















Daftar pustaka

Muhammad, Drs.. EkonomiMikro (Dalam Persfektif Islam). Yogyakarta: BPFE. 2005

Mannan, M.A. Teori dan Prakrtek Ekonomi Islam (EdisiTerjemahan). Jakarta: Erlangga. 2000.

Kahf, Monzer, Ph. D. Ekonomi Islam (Telaah Analitik terhadapFungsi Sistem Ekonomi Islam), Yogyakarta: Pustaka Pelajar.  1995 ogyakarta: DanaBhakti Wakaf. 1997

Suprayitno, Eko Ekonomiislam (Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional,Yogyakarta.: Graha Ilmu . 2005  

Chapra. DR. M. Umer Islam dan Tantangan Ekonomi. Jakarta : Gema InsaniPress : 2000



[1]Drs. Muhammad. Ekonomi Mikro (Dalam Persfektif Islam). Yogyakarta : BPFE. 2005 : 162
[2] Q.S. 7. ayat; 31.
[3] Op.Cit.hlm.163.
[4]Mannan, M.A. Teori dan Prakrtek Ekonomi Islam (Edisi Terjemahan).Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. 1997 : 44
[5] Ibid
[6]Monzer Kahf, Ph. D. Ekonomi Islam (Telaah Analitik terhadapFungsi Sistem Ekonomi Islam), Yogyakarta :Pustaka Pelajar.  1995 : 27.
[7]Q.S. : 2 : 168
[8]Mannan, M.A. Op. Cit. 45-48
[9]Q.S. : 5 : 87
[10]Q.S. : 5 : 96
[11]Q.S. : 2 : 219
[12]Eko Suprayitno, Ekonomi islam (Pendekatan Ekonomi Makro Islam danKonvensiona,Yogyakarta. : Graha Ilmu . 2005 : 95

0 comments:

Post a Comment

Sample Text

Social Profiles

Pengikut

Guest Counter

Powered by Blogger.

Ads 468x60px

Popular Posts

About

Featured Posts Coolbthemes