Wednesday, October 5, 2011

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA ARAB


Bahasa Arab merupakan salah saturumpun besar bahasa Semit. Yang pertama memberi nama ini adalah seorangorientalis bernama Schlozer yang mengambil dari tabel pembagian bangsa-bangsadi dunia yang terdapat di dalam Perjanjian Lama. Tabel ini menggambarkan bahwasetelah terjadinya banjir nabi Nuh semua bangsa di dunia berasal dari tigaorang putera nabi Nuh yaitu Syam, Ham, dan Yafis.
            Namaini singkat dan cocok untuk sebuah istilah, akan tetapi ilmu pengetahuan modernmemahami secara berbeda dengan apa yang difahami oleh tabel pembagian bangsadalam Perjanjian Lama karena Perjanian Lama mendasarkan pembagian bangsa-bangsaitu pada pertimbangan politik dan batas geografis semata. Oleh karena itu,Perjanjian Lama menganggap bangsa Ilami dan Ludi termasuk keturunan Sam karenamereka berada di bawah kekuasaan negara Asyuria. Meskipun di antara keduabangsa ini sama sekali tidak ada hubungan keluarga. Begitu juga di antara keduabangsa tersebut dengan bangsa Asyuria tidak terdapat hubungan kekerabatan samasekali. Tabel Perjanjian Lama juga menganggap bangsa Finisia sebagai keturunanHam karena adanya hubungan politik dengan bangsa Mesir meskipun mereka lebihdekat hubungan kekerabatannya dengan bangsa Ibrani.

            Secaraumum bahasa-bahasa Semit terbagi menjadi dua kawasan yaitu kawasan timur dankawasan barat. Bahasa Semit bagian barat terbagi menjadi bahasa Semit Barat Lautdan bahasa Semit Barat Daya. Bahasa Semit kawasan Timur yaitu: bahasa Akkadia;memiliki dua rumpun yaitu bahasa Babilonia dan bahasa Asyuria. Keberadaanbahasa ini diketahui melalui berbagai ukiran yang ditulis dengan huruf pakupada artefak. Ukiran paling penting tentang bahasa Akkadia ini adalah ukiranyang melukiskan hukum Hamurabi yang merupakan hukum paling tua di dunia.
            Wilayahbahasa Akkadia terletak di antara sungai Tigrisdan sungai Euprat. Bahasa Akkadia merupakan nama yang diberikan oleh bangsaBabilonia yang menetap di kawasan selatan sungai Tigrisdan Eufrat untuk menyebut bahasa Babilonia dan bahasa Asyuria. Sedangkan parailmuan modern menyebut bahasa Akkadia sebagai dialek-dialek Babilonia danAsyuria. Kata “Akkad” merupakan nama sebuah kota yang dibangun raja Babiloniadi bagian utara negeri tersebut pada tahun 2350 SM sebagai ibu kota negara, danini merupakan negara Semit pertama yang terdapat di kawasan sungai Tigris dan Euprat.
            Bahasa-bahasaini telah lama punah dan yang tersisa kini tinggal ukiran-ukiran yangmenggambarkan sebagian dari sejarah yang ketika itu telah mengalami kemajuandalam peradaban. Memang kita mengetahui sejarah tentang Babilonia dan Asyuriamelalui Perjanjian Lama namun kita tidak memiliki naskah tentang bahasa keduakerajaan besar ini. Orang yang pertama kali melakuan penggalian arkeologisterhadap kawasan antara sungai Tigris dan sungai Euprat ini adalah Botta,konsul Perancis di Mosul pada tahun 1842 M yang telah melalukan penggalian didesa Kharasbat dekat Mosul. Dalam penggalian itu dia menemukan bagian dariistana Sarjun II salah seorang raja Asyuria pada abad ke 8 SM. Penemuan ituterjadi pada bulan Maret 1843 M.
            Laludilakukan penggalian lagi oleh sejumlah arkeolog dari Perancis, Inggris danAmerika yaitu Parot, Layard, dan Mallown. Mereka menemukan sejumlah besarukiran pada artefak.
            Sedangkanbahasa Semit kawasan barat laut terbagi dua yaitu bahasa Kan`ania dan Aramia. Bahasa Kan’ania sendiriterbagi menjadi Kan’ania Utara dan Kan’ania Selatan. Dan Kan’ania Utara taklain merupakan bahasa Ogaretia yaitu dialek Kan’ania Kuno yang dipakai sebagaialat komunikasi di Ogaret, sebuah kotayang dulu terletak dua belas kilometer di utara Ladzikia pantai Suria. Bahasa Ogaretni ditemukan pada tahun 1929 M secara kebetulan oleh seorang petani yangmencangkul tanahnya secara tiba-tiba menemukan gundukan batu-batu besar danketika batu itu diangkat ternyata ada pintu masuk ke dalam tanah dan didalamnya dia menemukan  sebuah pemakaman,keramik, dan vas bunga yang masih asli. Lalu hal ini disampaikan kepada PusatArkeologi Perancis di Beirut. Kemudian mereka mengirimkan tim arkeolog untukmelakukan penggalian dan penelitian di kawasan tersebut. Mereka memastikanbahwa benda-benda arkeologis tersebut bukan satu-satunya di kawasan itu tetapimerupakan bagian kecil dari sebuah pemakaman besar. Mereka yakin, jika terdapatsebuah pemakaman sangat mungkin ada pemakaman lain.
            Didekat kawasan tersebut terdapat bukit yang tingginya kira-kira 1 km di manamasyarakat sekitarnya dulu pernah menemukan benda-benda arkeologis seperrtipiring, sabit, dan lain-lain seingga timbullah anggapan bahwa di situ dahulumerupakan sebuah kotabesar. Maka dilakukanlah penggalian pada bukit tersebut pada tahun 1929 dan disitu ditemukan sejumlah pemakaman dan sebuah kota kuno Ogaret yang telahberumur ribuan tahun, yang pada masanya telah mengalami kemajuan di bidangperadaban. Di situ ditemukan ratusan ukiran yang dapat dibaca dengan mudah olehpara ilmuan karena mempunyai kemiripan dengan bahasa Akkadia  yakni sama-sama ditulis dengan huruf paku.
            Sedangkanbahasa Kan’ania selatan meliputi bahasa Ibrani. Naskah yang ditulis denganbahasa ini adalah Perjanjian Lama yang meliputi 5 surat tentang nabi Musa,kitab-kitab para nabi, seruling nabi Daud, pribahasa nabi Sulaiman, danlain-lain.
            Naskahpaling tua dalam bahasa Ibrani adalah puisi dabura yang disusun pada masa 2000tahun Sebelum Masehi. Pada masa itu juga terdapat ukiran berupa papan monumenyang terdapat di pintu masuk terowongan Salwan dekat Yerussalem. Papan monumenini berisi cerita yang berbicara tentang selesainya penggalian/pembuatan terowongantersebut pada abad ketujuh SM.
            Penahananbangsa  Babilonia terhadap bangsa Ibranidan penghancuran Yerussalem yang dilakukan oleh Bukhtamassor pada tahun 586sebelum masehi merupakan pengalaman pahit bagi perkembangan bahasa Ibrani.Orang Yahudi yang diasingkan ke Babilonia tidak meninggalkan bahasa merekatetapi justru dalam keadaan kehidupan beragama yang tertekan, mereka semakinbersemangant menggunakan bahasa Ibrani daripada sebelumnya. Oleh karena itupada masa-masa ini berhasil disusun sastra Ibrani terkenal yaitu Ru`ya Isy’iya(mimpi Isy iya). Ketika orang-orang Ibrani kembali dari pengasingannya diBabilonia pada tahun 538 SM, mereka mendapatkan bahasa Ibrani masih dipakai diPalestina. Maka bahasa Ibrani menjadi bahasa komunikasi dalam waktu yang cukuplama. Namun pada abad keempat Masehi dan sesudahnya bahasa Ibrani mengalamigangguan dan kerusakan karena banyaknya priaYahudi yang menikah dengan wanitaYahudi yang tidak bisa bahasa Ibrani. Faktor lain adalah pengaruh bahasa Aramiaterhadap para penutur bahasa Ibrani yang membuat perkembangannya semakinterpuruk sehingga para tokoh agama di masa itu terpaksa menerjemahkan doa-doayang terdapat dalam Perjanjian Lama ke dalam bahasa Aramia, dan terjemahan inidalam waktu yang cukup lama dicantumkan bersandingan dengan teks asli doaberbahasa Ibrani yang kemudian mereka sebut dengan tarjum.
            Ketikaterjadi imigrasi orang-orang Yahudi secara besar-besaran ke kawasan baratdunia, perkembangan bahasa Ibrani semakin mengenaskan  karena mayoritas orang Yahudi yangkonserfatif  terhadap bahasa Ibrani tidakmampu mempertahankan bahasa mereka di tengah-tengah masyarakat yang berbahasaYunani. Sedangkan mereka yang menetap di Palestina juga tidak berdayamempertahankan bahasa mereka karena sebagian besar masyarakat telah menggunakanbahasa Aramia sebagai bahasa pergaulan sehari-hari.
            Setelahitu, selama beabad-abad bahasa Ibrani hanya menjadi bahasa agama dan sastra.Sampai akhirnya bahasa Ibrani tidak dipergunakan sama sekali sebagai bahasakomunikasi sehari-hari di kawasan Palestina dalam waktu yang lama. Karya sastrayang berjudul “Ibn Siroh” yang ditulis pada tahun 200 SM, ditulis dengan bahasaIbrani yang sangat baik. Sedangkan buku-buku yang lain yang seperiode dengankarya sastra ini ditulis dengan bahasa Ibrani pula, namun telah banyakdipengaruhi oleh bahasa Aramia seperti buku “Ester”, “Al-Jami’ah”, dan beberapa“Seruling Daud”.
            Pengaruhbahasa Aramia terhadap bahasa Ibrani semakin lama semakin kuat sehinggabuku-buku hukum dan peribadatan pada awal abad pertama masehi di Babilonia danPalestina ditulis dengan bahasa Ibrani yang kosa katanya diserap dari bahasaAramia.
            Runtuhnyakerajaan Yahudi, hancurnya Yerussalem, dan pembakaran Sinagok pada tahun 70 Myang dilakukan oleh Romawi merupakan peristiwa terbesar yang mempengaruhisejarah agama Yahudi dan bahasa Ibrani. Terpencarnya mereka ke berbagai belahandunia membuat mereka terpengaruh terhadap bahasa  negara tempat mereka tinggal dan pengaruhterbesar terhadap bahasa Ibrani berasal dari bahasa Arab, yaitu setelahpenaklukan kotaMekah, di mana orang-orang Yahudi menyusun gramatika bahasa Ibrani sesuaidengan gramatika bahasa Arab. Begitu pula para penyair Yahudi menyusunpuisi-puisi Ibrani sesuai dengan pola-pola puisi Arab. Pada masa ini bahasaIbrani disebut bahasa “Ibrani Antara” yakni bukan bahasa Ibrani modern yangbanyak terpengaruh dengan bahasa Eropa dan lainnya, baik dalam kosa kata maupunpola kalimat.
            Selainbahasa Ibrani,  yang termasuk bahasa Kan’aniaSelatan adalah bahasa bukit al-Imaranah yang ditemukan melalui surat bukital-Imaranah, yaitu pada masa 1425-1350 SM. Surat-surat tersebut dikirim olehraja-raja Suriah dan raja-raja Palestina kepada raja Fir’aun di Mesir. Surat itu menggunakanbahsa Asyuria dan diberi catatan kaki dengan bahasa Kan’ania.
            Termasukbahasa Kan’ania Selatan adalah bahasa Mu’abia yang ditemukan melalui ukiran Misya’,raja Muabi. Ukiran ini berupa tugu yang ditemukan di kawasan Digan, bekaskerajaan Muabi Kuno. Ukiran ini menggambarkan peperangan yang terjadi antararaja Misya dengan Raja Umri dari Israel. Ukiran ini diperkirakandibuat pada tahun 842 SM dan sekarang disimpan di Museum Lover Paris.
            Termasukbahasa Kan’ania Selatan adalah bahasa Finisia yang juga ditemukan melaluiberbagai ukiran yang antara lain ukiran Raja Biglus (Jubail Saudi Arabia)seperti ukiran Syafath Ba’l abad ke 13 SM, ukiran Akhiram tahun 1100 SM, danukiran Akhimlak tahun 1000 SM. Ukiran terpenting yang ditemukan dalam bahsaFinisia adalah ukiran Raja Kilamu tahun 900 SM yang ditemukan di bukit Zanjirlidi Suria dan kini disimpan di Museum Berlin.
            BangsaFinisia telah menyebarkan bahasa mereka melalui penjajahan yang mereka lakukandi negara-negara tepi Laut Tengah. Namun mereka tidak berhasil kecuali diAfrika Utara yang kemudian disebut dengan bahsa Bunia
            Adapunbagian kedua dari bahasa Semit Barat Laut adalah bahasa Aramia yang di antara buktiyang telah berhasil ditemukan adalah ukiran kuno bukit Halaf di pinggir sungaiKhabur pada tahun 900-850 SM. Ukiran Raja Banammu I  800-750 SM, ukiran Raja Banammu II tahun 750-700SM. Kemudia perkembangan berikutnya menyusul di mana raja Daryuis I dari Persiatahun 521-485 SM menggunakan bahasa Aramia untuk menulis Antologi tentangPersia. Oleh karena itu pada masa ini bahasa Aramia disebut “Aramia Negara”sebagaimana ditemukan pada ukiran Bihastun yang ditemukan di Iran pada paruhpertama abad 19.
            Termasukyang ditulis dengan bahasa Aramia Negara adalah beberapa bagian dalam PerjajianLama yakni pasal Danial, pasal Azra, dan pasal Irmia.  
            Orang-orangSamiri juga berbicara dengan bahasa Aramia. Mereka adalah sekelompok orangYahudi yang hanya percaya pada Taurat (Perjanjian Lama) saja.
            Yangjuga ditulis dengan bahasa Aramiaadalah ukiran Nabatia, ukiran Tadammuria, danukiran-ukiran di gurun Sinai yang dibuat pada abad IV SM sampai abad ke I SM.   
            Yangtermasuk rumpun bahasa Aramia adalah bahasa Minda'ia yang merupakan dialekkelompok kristen yang masih hidup hingga kini di Irak Tenggara. Bahasa inimerupakan bahasa Aramiamurni yang kosa kata dan strukturnya sama sekali berbedadengan bahasa Ibrani atau bahasa-bahasa Semit yang lain.
            BahasaAramiayang terpenting adalah bahasa Suryania. Bangsa Aramiamenamakan dirimereka sebagai bangsa Suryan. Setelah terjadinya imigrasi bangsa Arab kekawasan sekitarnya dalam rangka penyebaran Islam, bahasa Aramia pun mengalami kemunduranbahkan akhirnya menjadi punah di kawasan yang tadinya menggunaklan bahasa Aramia,kecuali di beberapa wilayah pegunungan terpencil seperti desa al-Makhlulahdekat Damaskus dan desa Tuur Abidin di Irak dan kawasa lain yang masihmenggunakan bahasa Aramia modern yang telah bercampur aduk denganungkapan-ungkapan Arab, Turki, Kurdi dan lainnya.
            Kinigilirannya untuk berbicara tentang kawasan barat daya bahasa-bahasa Semit. Dikawasan ini terdapat dua bahasa yaitu bahasa Arab dan bahasa Etiopia.
            BahasaEtiopia merupakan bahasa bangsa Semit yang berpindah dari wilayah tenggaramenuju negeri seberang, Etiopia. Di sanalah mereka membaur dengan suku Haamkuno.
            Tidakada data sejarah yang dapat memastikan kapan bangsa Semit ini berpindah ke Etiopia, namun para ahlimemperkirakan, imigrasi mereka terjadi dalam waktu lama sebelum masehi.yangketika itu bahasa mereka disebut bahasa Ja’zia dan naskah tentang bahasa iniyang telah berhasil ditemukan bertahun 350 M.
            BahasaJa’zia tidak berumur panjang karena pada abad ke 12 M terjadi kemelut politikdi kalangan bangsa Ja’zi yang mengakibatkan bahasa persatuan mereka menjadibahasa-bahasa daerah. Dan bahasa daerah yang paling menonjol adalah bahasaAmharia yaitu bahasa daerah yang sangat kental diwarnai oleh bahasa Hamia. Halini terlihat dalam struktur kalimat yang berbeda dengan bahasa Semit.
            Sedangkanbahasa Arab terbagi menjadi dua yaitu bahasa Arab Selatan dan bahasa Arab Utara.Bahasa Arab Selatan disebut juga bahasa Himyaria yang dipakai di Yaman dan JazirahArab Tenggara. Bahasa Himyaria ini terbagi dua yaitu bahasa Sabuia dan bahasaMa’inia. Tentang bahasa ini telah ditemukan artefak-artefak yang merujuk padaabad ke 12 SM sampai abad ke 6 M.
            Sedangkanbahasa Arab Utara merupakan bahasa wilayah tengah Jazirah Arab dan Timur Laut.Bahasa ini dikenal dengan bahasa Arab Fusha yang hingga kini dan masa-masa yangakan datang tetap dipakai karena Al-Qur`an turun dan menggunakan bahasa ini. Bahasaini mengalami penyebaran yang demikian luas bukan hanya di kalangan bangsa Arabsaja tetapi juga di kalangan kaum muslimin di seluruh dunia.
            Disamping bahasa Arab Fushah di kawasa dunia Arab terdapat pula bahasa–bahasadialek yang juga menarik untuk dikaji.

0 comments:

Post a Comment

Sample Text

Social Profiles

Arsip Blog

Pengikut

Guest Counter

Powered by Blogger.

Ads 468x60px

Popular Posts

Blog Archive

About

Featured Posts Coolbthemes