Friday, October 21, 2011

Pengertian Ulumul Qur’an



PENDAHULUAN
Al-qur’an adalah kalammullah yangditurunkan kepada nabi muhammad lewat perantara malaikat Jibril sebagaimu’jizat. Al-Qur’an adalah sumber ilmu bagi kaum muslimin yang merupakandasar-dasar hukum yang mencakup segala hal, baik aqidah, ibadah, etika,mu’amalah dan sebagainya.
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَـبَ تِبْيَانًالِّكُلِّ شَىْءٍ وَهَدَى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
Dan Kami turunkankepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjukserta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.(Q.S.An-Nahl89)
Mempelajari isi Al-qur’an akan menambah perbendaharaan baru, memperluaspandangan dan pengetahuan, meningkatkan perspektif baru dan selalu menemuihal-hal yang selalu baru. Lebih jauh lagi, kita akan lebih yakin akan keunikanisinya yang menunjukan Maha Besarnya Allah sebagai penciptanya.Firman Allah :
وَلَقَدْ جِئْنَـهُمْ بِكِتَـبٍ فَصَّلْنَـهُعَلَى عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Dan sesungguhnya Kamitelah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telahmenjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami[546]; menjadi petunjuk dan rahmatbagi orang-orang yang beriman.(Q.S.Al-A’raf 52)
Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab. Karena itu, ada anggapan bahwa setiaporang yang mengerti bahasa Arab dapat mengerti isi Al-qur’an. Lebih dari itu,ada orang yang merasa telah dapat memahami dan menafsirkan Al-qur’an denganbantuan terjemahnya sekalipun tidak mengerti bahasa Arab. Padahal orang Arabsendiri banyak yang tidak mengerti kandungan Al-Qur’an. Bahkan di antara parasahabat dan tabi’in ada yang salah memahami Al-Qur’an karena tidak memilikikemampuan untuk memahaminya. Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui isikandungan Al-Qur’an diperlukanlah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana, tatacara menafsiri Al-Qur’an. Yaitu Ulumul Qur’an atau Ulum at tafsir. Pembahasanmengenai ulumul Qur’an ini insya Allah akan dibahas secara rinci pada bab-babselanjutnya.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Ulumul Qur’an
Secara etimologi, kata Ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang terdiri daridua kata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk jama’ dari kata“ilmu” yang berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan kepada kata Al-Qur’antelah memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmuyang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari segi keberadaanya sebagai Al-Qur’anmaupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnaya.Dengan demikian, ilmu tafsir, ilmu qira’at, ilmu rasmil Qur’an, ilmu I’jazilQur’an, ilmu asbabun nuzul, dan ilmu-ilmu yang ada kaitanya dengan Al-Qur’anmenjadi bagian dari ulumul Qur’an.
Sedangkan menurut terminologi terdapat berbagai definisi yang dimaksud denganulumul Qur’an diantara lain :
v    Assuyuthi dalam kitab itmamu al-Dirayah mengatakan :
علم يبحث فيه عن احوال الكتاب العزيز من  جهة نزوله وسنده وادابهوالفاظهومعانيه المتعلقة بالاحكام وغير ذالكّ.
“Ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Qur’an dari segi turunya, sanadnya,adabnya makna-maknanya, baik yang berhubungan lafadz-lafadznya maupun yangberhubungan dengan hukum-hukumnya, dan sebagainya”.
v    Al-Zarqany memberikan definisi sebagai berikut:
مباحث تتعلّق بالقران الكريم من ناحية نزوله وترتيبه وجمعه وكابته وقراءته وتفسيرهواعجازه وناسخه ومنسوخه ودفع الشّبه عنه ونحو ذالك.
“Beberapa pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an Al-Karim dari segiturunya, urutanya, pengumpulanya, penulisanya, bacaanya, penafsiranya,kemu’jizatanya, nasikh mansukhnya, penolakan hal-hal yang bisa menimbulkankeraguan terhadapnya, dan sebagainya”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ulumul qur’an adalah ilmu yangmembahas hal-hal yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari aspekkeberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun aspek pemahaman kandunganya sebagaipedoman dan petunjuk bagi manusia atau ilmu-ilmu yang berhubungan denganberbagai aspek yang terkait dengan keperluan membahas al-Qur’an.
B. Ruang Lingkup Pembahasan Al-Qur’an
Ulumul Qur’an merupakan suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup pembahasan yangluas. Ulumul Qur’an  meliputi semua ilmu yang ada kaitanya denganAl-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir maupun ilmu-ilmubahasa Arab, seperti ilmu balaghah dan ilmu I’rab al-Qur’an. Disamping itu,masih banyak lagi ilmu-ilmu yang tercakup di dalamnya. Dalam kitab Al- Itqan,Assyuyuthi menguraikan sebanyak 80 cabang ilmu. Dari tiap-tiap cabang terdapatbeberapa macam cabang ilmu lagi. Kemudian dia mengutip Abu Bakar Ibnu al_Arabyyang mengatakan bahwa ulumul qur’an terdiri dari 77450 ilmu. Hal ini didasarkankepada jumlah kata yang terdapat dalam al-qur’an dengan dikalikan empat. Sebab,setiap kata dalam al-Qur’an mengandung makna Dzohir, batin, terbatas, dan tidakterbatas. Perhitungan ini masih dilihat dari sudut mufrodatnya. Adapun jikadilihat dari sudut hubungan kalimat-kalimatnya, maka jumlahnya menjadi tidakterhitung. Firman Allah :
قُل لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَاداًلِّكَلِمَـتِ رَبِّى لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَـتُ رَبِّىوَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَداً
Katakanlah: Sekiranyalautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislahlautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kamidatangkan tambahan sebanyak itu (pula).(Q.S. Al-Kahfi 109)
C. Pokok Pembahasan
Secara garis besar Ilmu alQur’an terbagi dua pokok bahasan yaitu :
1.    Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, sepertiilmu yang membahas tentang macam-macam qira’at, tempat turun ayat-ayatAl-Qur’an, waktu-waktu turunnya dan sebab-sebabnya.
2.    Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yangdiperoleh dengan jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafadz yangghorib (asing) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum.
Namun, Ash-Shidiqie memandang segala macam pembahasan ulumul Qur’an itu kembalikepada beberapa pokok pembahasan saja seperti :
v    Nuzul. Permbahasan ini menyangkut dengan ayat-ayat yangmenunjukan tempat dan waktu turunya ayat Al-Qur’an misalnya : makkiyah,madaniyah, hadhariah, safariyah, nahariyah, lailiyah, syita’iyah, shaifiyah,dan firasyiah. Pembahasan ini juga meliputi hal yang menyangkut  asbabunnuzul dan sebagainya.
v    Sanad. Pembahasan ini meliputi hal-hal yang menyangkutsanad yang mutawattir, ahad, syadz, bentuk-bentuk qira’at nabi, para periwayatdan para penghapal Al-Qur’an Al-Qur’an, dan Cara Tahammul (penerimaan riwayat).
v    Ada’ al-Qira’ah. Pembahasan ini menyangkut waqof, ibtida’,imalah, madd, takhfif hamzah, idghom.
v    Pembahasan yang menyangkut lafadz Al-Qur’an, yaitu tentanggharib, mu,rab, majaz, musytarak, muradif, isti’arah, dan tasybih.
v    Pembahasan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan hukum,yaitu ayat yang bermakna Amm dan tetap dalam keumumanya, Amm yang dimaksudkankhusus, Amm yang dikhususkan oleh sunnah, nash, dhahir, mujmal, mufashal,manthuq, mafhum, mutlaq, muqayyad, muhkam, mutasyabih, musykil, nasikh mansukh,muqaddam, mu’akhar, ma’mul pada waktu tertentu, dan ma’mul oleh seorang saja.
v    Pembahasan makna Al-Qur’anyang berhubungan dengan lafadz,yaitu fashl, washl, ijaz, ithnab, musawah, dan qashr.
D. Sejarah Perkembangan Ulumul Qur’an
Sebagai ilmu yang terdiri dari berbagai cabang dan macamnya, ulumul Qur’antidak lahir sekaligus. Ulumul Qur’an menjelma menjadi suatu disiplin ilmumelalui proses pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan kebutuhan dankesempatan untuk membenahi Al-Qur’an dari segi keberadaanya dan segipemahamanya.
Di masa Rasul SAW dan para sahabat, ulumul Qur’an belum dikenal sebagai suatuilmu yang berdiri sendiri dan tertulis. Para sahabat adalah orang-orang Arabasli yang dapat merasakan struktur bahasa Arab yang tinggi dan memahami apayang diturunkan kepada Rasul, dan bila menemukan kesulitan dalam memahamiayat-ayat tertentu, mereka dapat menanyakan langsung kepada Rasul SAW.
Di zaman Khulafa’u Rasyiddin sampai dinasti umayyah wilayah islam bertambahluas sehingga terjadi pembauran antara orang Arab dan bangsa-bangsa yang tidakmengetahui bahasa Arab. Keadaan demikian menimbulkan kekhawatiran sahabat akantercemarnya keistimewaan bahasa arab, bahkan dikhawatirkan tentang baca’anAl-Qur’an yang menjadi sebuah standar bacaan mereka. Untuk mencegahkekhawatiran itu, disalinlah dari tulisan-tulisan aslinya sebuah al-qur’an yangdisebut mushaf imam. Dan dari salinan inilah suatu dasar ulumul Qur’an yangdisebut Al rasm Al-Utsmani.
Kemudian, Ulumul Qur’an memasuki masa pembukuanya pada abad ke-2 H. Para ulamamemberikan prioritas perhatian mereka kepada ilmu tafsir karena fungsinyasebagai umm al ulum alQur’aniyyah. Para penulis pertama dalam tafsir adalahSyu’bah ibn al-Hajjaj (160 H), Sufyan Ibn Uyaynah (198 H), dan Wali Ibnal-Jarrah (197 H). dan pada abad ke-3 muncul tokoh tafsir yang merupakanmufassir pertama yang membentangkan berbagai pendapat dan mentarjih sebagianya.Beliau adalah Ibn jarir atThabari (310 H). Selanjutnya sampai abad ke-13 ulumulQur’an terus berkembang pesat dengan lahirnya tokoh-tokoh yang selalumelahirkan buah karyanya untuk terus melengkapi pembahasan-pembahasan yangberhubungan dengan ilmu tersebut. Diantara sekian banyak tokoh-tokoh tersebut,Jalaluddin al-bulqini (824 H) pengarang kitab Mawaqi’ Al-ulum min Mawaqi’al-Nujum dipandang Assuyuthi sebagai ulama yang mempelopori penyusunan UlumulQur’an yang lengkap. Sebab, dalam kitabnya tercakup 50 macam ilmu Al-Qur’an.Jalaluddin al-Syuyuthi (991 H) menulis kitab Al-Tahhir fi Ulum al-Tafsir.Penulisan kitab ini selesai pada tahun 873 H. kitab ini memuat 102 macamilmu-ilmu Al-Qur’an. Karena itu, menurut sebagian ulama, kitab ini dipandangsebagai kitab Ulumul Qur’an paling lengkap.namun, Al-Syuyuthi belum merasa puasdengan karya monumental ini sehingga ia menyusun lagi kitab Al-Itqan fi UlumAl-Qur’an. Didalamnya dibahas 80 macam ilmu-ilmu Al-Qur’an secara padat dansistematis. Menurut Al-Zarqani, kitab ini merupakan pegangan bagi para penelitidan penulis dalam ilmu ini. Sampai saat ini bersamaan dengan masa kebangkitanmodern dalam perkembangan ilmu-ilmu agama, para ulama masih memperhatikan akanilmu Qur’an ini. Sehingga tokoh-tokoh ahli Qur’an masih banyak hingga saat inidi seluruh dunia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa kataUlumul Qur’an secara etimologi berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari duakata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk jama’ dari kata“ilmu” yang berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan kepada kata Al-Qur’antelah memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmuyang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari segi keberadaanya sebagaiAl-Qur’an maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung didalamnya. Sedangkan secara terminologi dapat disimpulkan bahwa ulumul qur’anadalah ilmu yang membahas hal-hal yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dariaspek keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun aspek pemahaman kandunganya sebagaipedoman dan petunjuk bagi manusia.
Ulumul Qur’an merupakan suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup pembahasan yangluas. Ulumul Qur’an  meliputi semua ilmu yang ada kaitanya denganAl-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir maupun ilmu-ilmubahasa Arab. Disamping itu, masih banyak lagi ilmu-ilmu yang tercakup didalamnya.
Secara garis besar Ilmu alQur’an terbagi dua pokok bahasan yaitu :
1.    Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, sepertiilmu yang membahas tentang macam-macam qira’at, tempat turun ayat-ayatAl-Qur’an, waktu-waktu turunnya dan sebab-sebabnya.
2.    Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yangdiperoleh dengan jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafadz yangghorib (asing) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum.
Pertumbuhan dan perkembangan Ulumul Qur’an menjelma menjadi suatu disiplin
ilmu melalui proses secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan dan kesempatanuntuk membenahi Al-Qur’an dari segi keberadaanya dan segi pemahamanya .
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahid Ramli.Drs, UlumulQur’an, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002
Nata Abuddin, Al-Qur’an dan Hadits, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1992
Abdul Halim M, Memahami Al-Qur’an, Marja’, Bandung, 1999
Shaleh K.H, Asbabun Nuzul, C.V Diponegoro, Bandung, 1992
Al-Alwi Sayyid Muhammad Ibn Sayyid Abbas, Faidl Al-Khobir, Al-Hidayah, Surabaya
DAFTARISI
KataPengantar …………………………..……..……………………………….. i
Daftar isi …………………………………………………………………………. ii
BABI Bersama Al-Qu’an ……………………………………………….……. 1
1. Keutamaan Membaca Al-Qur’an ……….……………….…………. 1
2. Terjemah Al-Qur’an ……………………….……………..………… 2
3. Bacaan Al-Qur’an untuk Orang mati ……………..……………….. 2
4. Doa waktu menghatam Al-Qur’an ………………………………. 2
5. Waktu Menghatam Al-Qur’an………………………………………. 3
6. Waktu yang baik untuk mambaca Al-Qur’an ………………………. 3
7. Membaca Al-Qur’an kebiasaan Yang Menyehatkan………………… 3
8. Akibat Melalaikan Al-Qur’an ……………………………………… 7
BABI
Bersama Al-Qur’an
1.Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah firman Allah SWT, yang diturnkan kepada nabi Muhammad saw,dengan lafaz dan maknanya yang membacanya dijadikan sebagai ibadah dan membuatumat manusia tidak mampu menandingi satu surah yang terpendek sekalipun daripadanya.
Allah SWT telah memasukan segala sesuatu di dalam al-Qur’an sehingga iamengandung hukum, syariat, kisah-kisah, tamsil (perumpamaan), hikmah, nasihat,dan pandangan-pandangan yang benar tentang alam semesta, kehidupan danmanusia.Thalib yaitu sabda Rasullah SAW yang artinya “(Al-Qur’an) kitab suciAllah SWT yang didalamnya terdapat berita tentang orang-orang sebelummu danorang-orang yang sesudahmu, hukum perkara yang terjadi diantara kamu, seriustidak main-main, barang siapa yang meninggalkannya karena takut kepadaseseorang penindas maka Allah akan mematahkannya, barang siapa yang mencaripetunjuk dari selainya maka Allah akan menyesatkannya, dia adalah tali Allahyang kuat, cahayanya yang terang, peringatan yang bijaksanan, jalan yang lurus,dialah yang tidak membuat hawa nafsu menyimpang, dan tidak rancu lidah yangberbicara dengannya, tidak akan pernah merasa kenyang darinya, tidak lekangdengan sering dibaca (dipelajari) tidak pernah habis keajaibannya, dialah yangsebelum jin berhenti mendengarkannya mereka sedah berkata: “sesungguhnya kamitelah mendengar al-Qur’an yang sangat menakjubkan. Barang siapa yang mengetahuiilmunya, maka ia selalu terdepan, barang siapa yang berkata dengannya benar danbarang siapa yang menghukum dengannya adil, siapa yang mengamalkannya mendapatpahala, dan barang siapa yang mengajak kepadanya mendapat petunjuk ke jalanyang lurus.”
Orang-orang tua kigta yang terdahulu telah mengetahui keutamaan al-Qur’an, makamereka berkonsentrasi mempelajari dan membacanya di waktu siang dan malam hari,dan mengajarkan anak-anak mereka menghafal al-Qur’an sejak usia dini agar lidahmereka fasih membaca al-Qur’an dan agar mereka bisa mengetahui dalil-dalilakidah, pokok-pokok syariah, prinsip-prinsip akhlak yang bersumber darial-Qur’an.
2.Terjemah al-Qur’an
Haramhukumnya menerjemahkan Al-Qur’an secara harfiah karena ia merupakan firman-firmanAllah swt. Seseorang tidak boleh menganggap terjemahan Al-Qur’an itu samadengan Al-Qur’an atau firman Allah.Yang di perlukan adalah penerjemahantafsiriah Al-Qur’an bagi orang-orang yang menguasai dengan baik kedua bahasa,memiliki kemampuan serta di dorong oleh niat suci menyebarkan dakwah islam. Halinilah yang di sebut dengan “terrjemah kandungan Al-Qur’an”.
3.Bacaan Al-Qur’an Untuk Orang Mati
ImamAhmad dan Imam Malik berpendapat bahwa pahala membaca Al-Qur’an itu akan sampaikepada si mayit yang di niatkan. Namun Imam Syafii dalam hal ini berbedapendapat dengan keduanya.
4.Berdoa Waktu menghatamkan Al-Qur’an
Disunatkanketika menghatam Al-Quran untuk membaca Al-Fatihah sampai ke 5 dari surahal-Baqarah. Hal ini dimaksudkan agar bacaan al-Qur’an tidak terputus dansenantiasa dimulai lagi pembacaannya walaupun setelah khatam agar selalumendapatkan kebaikan. Ketika selesai mengkhatamkan al-Qur’an disunatkan membacadoa khatam karena berdasarkan suatu riwayat, bahwa rahmat Allah itu turun ketikadibacakan doa khatam al-Qur’an. Imam ad-Darimi meriwayatkan dari hamid al-A’rajyang artinya : “barang siapa yang membaca al-Qur’an kemudian berdo’a, makaempat ribu malaikat akan mengaminkan doanya.”
Rasullah saw. Bersabda : “Barang siapa yang membaca al-Qur’an, maka ia akanmemperoleh doa muatajab, kalau Allah berkehendak maka Allah akan segerakanuntuknya di dunia, dan jika Allah berkehendak Alla simpan untuknya samapai hariakhirat.”
Imam ath-Thabari meriwayatkan dari Anas ra bahwa apabila ia menghatamkanAl-Qur’an, maka dikumpulkannya anggota keluarga lalu berdoa. Hal ini diriwatkanjuga melalui Imam Mujahid.
Di antara doa yang dibaca Rasulullah saw. Ketika menghatam al-Qu’an:
Artinya:Ya Allah, rahmatilah aku dengan al-Qur’an dan jadikanlah ia pemimpin, cahaya,petunjuk dan rahmat untukku. Ya Allah, ingatkanlah apa yang telah aku lupa darial-Qur’an, dan ajarkanlah aku apa yang aku tidak ketahui daripadanya, sertaanugerahkanlah aku pembacaannya di waktu-waktu malam dan siang hari
5.Waktu Menghatamkan Al-Qur’an
Waktuyang paling baik untuk menghatamkan al-Qur’an adalah awal waktu siang (pagihari) dan awal waktu malam (selepas magrib) berdasarkan sebuah hadist yangartinya: “Apabila khatam Al-Qur’an itu tepat di waktu awal malam, maka paramalaikat bershalawat baginyasampai shubuh. Dan apabilakhatam Al-Qur’an tepat diwaktu awal siang, maka para malaikat akan bershalawat untuknya sampai sore”.
6.Waktu Terbaik Untuk Membaca Al-Qur’an
Yangpaling baik adalah pada waktu shalat, kemudin di malam hari, kemudian di bagianterakhir malam. Baik juga membaca Al-Qur’an di antara waktu magrib dan isya,atau setelah shalat shubuh. Secara umum boleh (tidak makruh) membaca Al-Qur’andi waktu kapan pun.
7. Membaca Al-Qur’an: Kebiasaan yang Menyehatkan
Rasulullah saw memerintahkan kita untuk membiasakan diri membaca Al-Qur’an danmemberikan kabar gembira bagi orang yang selalu membacanya. Beliau bersabda,“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an, akan mendapatkan satukebaikan. Satu kebaikan berlipat sepuluh kali. Aku tidak berkata alif, laam,mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan mim satuhuruf.” (HR Tirmidzi).
Beliau memerintahkan kita mengkhatamkan Al-Qur’an sebulan sekali, dan palingcepat dalam tiga hari. Abdullah bin Amrin bertanya, “Wahai Rasulullah, berapalama saya harus mengkhatamkan Al-Qur’an?” Nabi menjawab, “sebulan”. Abdullahberkata,”Saya mampu mengkhatamkan kurang dari sebulan.” Abu Musa mengulangiperkataannya dan mengurangi (tempo khatamnya) sampai Rasulullah bersabda,“Khatamkanlah Al-Qur’an selama tujuh hari.” Abdullah mengatakan, “Saya bisamengkhatamkan dalam waktu kurang dari 7 hari.” Nabi bersabda,”Tidak akanmemahami Al-Qur’an bagi orang yang membacanya (mengkhatamkannya) dalam waktukurang dari 3 hari.” (HR Abu Daud).
Al-Qur’an diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw untuk umat manusia sampaiakhir zaman. Fungsi Al-Qur’an antara lain sebagai petunjuk (hudan), sumberinformasi / penjelasan (bayan), pembeda antara yang benar dan yang salah(al-furqan), penyembuh (syifa’), rahmat, dan nasihat atau petuah (mau’idzah).
Salah satu manfaat Al-Qur’an adalah sebagaimana ditunjukkan dalam penelitianyang dilakukan Dr. Ahmad al Qadhi, direktur utama Islamic Medicine Institutefor Education and Research yang berpusat di Amerika Serikat sekaligus konsultanahli sebuah klinik di Panama City, Florida. Ia meneliti pengaruh Al-Qur’an padamanusia dalam perspektif fisiologi dan psikologi. Penelitian dilakukan dalam 2tahapan.
Tahap pertama, bertujuan untuk meneliti kemungkinan adanya pengaruh Al-Qur’anpada fungsi organ tubuh sekaligus mengukur intensitasnya jika memang ada. Tahapkedua, diarahkan untuk mengetahui apakah efek yang ditimbulkan benar-benarkarena Al-Qur’an atau bukan.
Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan mesin pengukur dan terapi stresyang berbasis komputer, model MEDAQ 2002 (medical data quotient) yang ditemukandan dikembangkan Pusat Kedokteran Universitas Boston. Alat ini mampu mengukurreaksi yang menunjukkan tingkat stres dengan 2 cara: (1) melakukan pemeriksaanfisik secara langsung melalui komputer, dan (2) memonitor serta mengukurperubahan-perubahan fisiologis pada tubuh.
Eksperimen dilakukan sebanyak 210 kali dengan melibatkan responden laki-lakidan perempuan dengan usia antara 18-40 tahun. Semua responden non Muslim dantidak bisa berbahasa Arab. Mereka diminta mendengarkan bacaan Al-Qur’an denganbahasa Arab dengan kaidah tajwid 85 kali.
Mereka juga diminta mendengarkan bacaan berbahasa Arab yang bukan Al-Qur’ansebanyak 85 kali juga. Bacaan-bacaan berbahasa Arab non Al-Qur’an inidilantunkan dengan kaidah tajwid layaknya Al-Qur’an sehingga memiliki kemiripandengan Al-Qur’an dari aspek lafal, intonasi suara, dan ketukan di inderapendengaran. Bacaan bahasa Arab non Al-Qur’an digunakan sebagai placebo,artinya responden tidak dapat membedakan antara bacaan Al-Qur’an dengan nonAl-Qur’an.
Hasil eksperimen menunjukkan, bacaan Al-Qur’an menimbulkan efek relaksasihingga 65%, sedangkan bacaan berbahasa Arab non Al-Qur’an hanya mencapai 33%.Hasil ini juga menunjukkan, Al-Qur’an memiliki pengaruh positif yang cukupsignifikan dalam menurunkan ketegangan (stres) pada pengukuran kualitatifmaupun kuantitatif.
Pengaruh ini tampak dalam bentuk perubahan-perubahan yang terjadi pada aruslistrik di otot, juga perubahan pada daya tangkap di kulit terhadap konduksilistrik, perubahan pada sirkulasi darah, serta perubahan pada detak jantung,kadar darah yang mengalir pada kulit yang kesemuanya saling terkait dan paraleldengan perubahan-perubahan pada aspek lain.
Semua perubahan ini menunjukkan adanya perubahan fungsi dan kinerja sistemsyaraf otonom yang lebih lanjut berpengaruh pada organ-organ tubuh yang lainserta fungsi-fungsinya. Karena itu ditemukan adanya kemungkinan-kemungkinantidak terbatas pada pengaruh-pengaruh fisiologis yang bisa dihasilkanAl-Qur’an.
Dalam penelitian lain, Kazemi dkk melakukan penelitian yang mirip terhadap 107mahasiswa keperawatan Rafsanjan University of Medical Sciencies dengan metodekuasi eksperimental. Mereka dibagi ke dalam 2 grup, grup kontrol dan casegroup. Skor Kesehatan Mental diukur pada kedua grup dengan 12 item kuesioner.Case group mendengarkan Al-Qur’an masing-masing selama 15 menit, 3 kaliseminggu selama 4 minggu berturut-turut, yang diperdengarkan dengan tape recorder.
Seminggu setelah intervensi selesai, skor kesehatan mental diukur kembali padakedua grup. Hasilnya, terjadi peningkatan skor kesehatan mental yang signifikanpada case group. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan, dengan mendengarkan Al-Qur’an dapat dijadikan cara untuk meningkatkan kesehatan mental mahasiswa.
Betapa luar biasanya Al-Qur’an, sistem tubuh ternyata memberikan respon positifterhadap bacaan Al-Qur’an meskipun si empunya tubuh tidak memahami artinya.Apatah lagi kalau yang membaca atau mendengarkan memahami makna bacaannya,pasti efeknya lebih dahsyat lagi. Dengan kita membaca Al-Qur’an setiap hari,pasti banyak kebaikan yang kita dapat. Insya Allah kita sehat! Wallahu a’lam.
8. Akibat melalaikan Al-Qur’an
Rasullah berkata “ Tuhanku, sesunggguhnya kaumku menjadikan al-Qur’an inisesuatu yang tidak diacuhkan. (QS. Al-Furqan [25]:30).
Barang siapa berpaling dari al-Qur,an, maka sesungguhnya ia akan memikul dosayang besar di hari kiamat.” (QS. Thaha [20]:100).
• Hati menjadi seperti rumah yang kosong karena godaan dan bisikan setan.
• Kegelapan, kebekuan dan kekerasan hati
• Lemah pemahaman dan penghayatan terhadap al-Qur’an
• Termasuk orang-orang yang diadukan oleh al-Qur’an kepada Allah Tuhan semestaalam
• Al-Qur’an akan menjadi boomerang baginya di hari kiamat
• Meninggalkan al-Qur’an, yaitu tidak mempelajari, menghayati, dan merenungikandungan al-Qur’an. Tidak mengetahui perintah dan larangan al-Qur’an sehinggamenjadi berani mengerjakan yang diharamkan.
• Kehinaan didunia dan diakhirat.
• Menjadi boomerang bagi orang-orang zalim yang menggiring mereka ke neraka.
KAJIANULUMUL QUR’AN

A. PENGERTIAN ULUMUL QUR’AN
Ungkapan ulumul qur’an berasal daribahasa arab yaitu dari kata ulum dan al-qur’an. Kata ulum jamak dari ilmu danal-qur’an. Menurut Abu syahbah ulumul qur’an adalah sebuah ilmu yang memilikibanyak objek pembahasan yang berhubungan dengan al-qur’an,mulai dari prosespenurunan, urutan penulisan,kodifikasi,cara pembaca,penafsiran,nasikhmansukh,muhkam mutashabih serta pembahasan lainnya
B. SEJARAH TURUNNYA ALQUR’AN DAN PENULISAN ALQUR’AN
Hikmah diwahyukan alqur’an secara berangsur-angsur adalah al-qur’an diturunkandalam waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari yaitu mulai dari malam 17 romadhan tahun41 dari kelahiran nabi sampai 9 dzulhijah haji wada’ tahun 63 dari kelahirannabi atau tahun 10 H. Proses turunnya ql-quran melalui 3 tahapan yaitu
1. Al-qur’an turun secara sekaligus dari Allah ke lauh mahfuzh yaitu tempatyang merupakan catatan tentang segala ketentuan dan kepastian Allah. Dalamfirmanya “ Bahkan yang didustakan mereka ialah Al-qur’an yang mulia yangtersimpan dalam lauh al-mahfuzh (Q.S AL-buruuj :21-22)
2. Al-qur’an diturunkan dari lauh al mahfuzh ke bait Al-Izzah ( tempat yangberada di langit dunia )
3. Al-qur’an diturunkan dari bait al-Izzah ke dalam hati nabi melalui malaikatjibril dengan cara berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Adakala satu ayatkadang satu surat.
Disamping hikmah diatas ada hikmah yang lainnya yaitu
1. Memantapkan hati nabi
2. Menentang dan melemahkan para penentang Al-qur’an
3. Memudahkan untuk dihafal dan difahami
4. mengikuti setiap kejadian yang menyebabkan turunya ayat-ayat al-qur’an danmelakukan penahapan dalam penetapan syari’at
5. membuktikan dengan pasti bahwa al-qur’an turun dari allah yang mahabijaksana
Penulisan al-qur’an pada masa Abu Bakar termotivasi karena kekwatiran sirnanyaal-qur’an dengan syahitnya beberapa penghapal Al-qur’an pada perang yamamah,Abu bakar melakukan pengumpulan al-qur’an dengan mengumpulkan al-qur’an yangterpencar-pencar pada pelepah kurma,kulit,tulang dan sebagainya
C. ASBAB AN-NUZUL
Ungkapan asbab-nuzul merupakan bentuk idhofah dari asbab dan nuzul. Secaraetimologi artinya sebab-sebab yang melatar belakangi terjadinya sesuatu.Menurut Az-zargani Asbabuan-nuzul adalah sesuatu yang terjadi serta hubungandengan turunya ayat Al-qur’an yang berfungsi sebagai penjelas hukum pada saatperistiwa itu terjadi.Menurut Az-zargani urgensi asbab an-nuzul dalam mmahamiAl-qur’an adalah
1. Membantu dan memahami sekaligus mengatasi ketidak pastian dalam menangkappesan ayat-ayat Al-qur’an.
2. Mengatasi keraguan ayat yang diduga mengandung pengertian umum.
3. Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat al-qur’an bagi ulama yangberpendapat bahwa yang menjadi pegangan adalah sebab yang bersifat kusus.
4. Mengidentifikasi pelaku yang menyebabkan turunnya ayat al-qur’an.
5. Memudahkan untuk menghapal dan memahami ayat serta untuk memantapkan wahyuke dalam hati orang yang mendengarnya.
D. MUNASABAH AL QUR’AN
Menurut Manna Al-qathan munasabah adalah sisi keterikatan antara beberapaungkapan di dalam satu ayat,atau antar ayat pada beberapa ayat atau antar suratdalam al-qur’an. As-Suyuti menjelaskan langkah-langkah yang diperhatikan dalammenemukan munasabah yaitu:
a. Memperhatikan tujuan pembahasan suatu surat yang menjadi objek pencarian
b. Memperhatikan uraian ayat-ayat yang sesuai dengan tujuan yang dibahas dalamsurat
c. Menentukan tingkatan uraian-uraian itu apakah ada hubungannya atau tidak
d. Dalam mengambil keputusan,hendaknya memperhatikan ungkapan-ungkspan denganbenar dan tidak berlebihan
Macam-macam munasabah;
1. Munasabah antar surat dengan surat sebelumnya: berfungsi sebagaimenyempurnakan surat sebelumnya
2. Munasabah antara nama surat dan tujuan turunya
3. Munasabah antar bagian suatu ayat
4. Munasabah antar ayat yang letaknya berdampingan
5. Munasabah antara suatu kelompok ayat dengan kelompok ayat disampingnya
6. Munasabah antara fashilah (pemisah)dan isi ayat
7. Munasabah antara awal surat dengan akhir surat yang sama
8. Munasabah antara penutup suatu surat dengan awal surat berikutnya
E. MAKIYAH DAN MADANIYAH
“Makiyah ialah ayat – ayat yang diturunkan sebelum Rasulullah hijrah keMadinah,kendatipun bukan turun di Mekkah .Madaniyah adalah ayat-ayat yangditurunkan sesudah Rasulullah hijrah ke Madinah,kendatipun bukan turun dimadinah.Ayat-ayat yang turun setelah peristiwa hijrah di sebut Madaniyyahwalaupun turun di Mekkah atau Arafah.”
Ciri-ciri spesifik makiyah dan madaniyah
1. Makiyah
a. Di dalamnya terdapat sajadah
b. Ayat-ayatnya dimulai dengan kalla
c. Dimulai dengan ya-ayuha an-nas
d. Ayatnya mengandung tema kisah para nabi dan umat- umat terdahulu
e. Ayatnya berbicara tentang kisah nabi Adam dan Idris kecuali surat al-baqoroh
f. Ayatnya dimulai dengan huruf terpotong- potong seperti alif lam mim dansebagainya
2. Madaniyah
a. Mengandung ketentuan-ketentuan faroid dan hadd
b. Mengandung sindiran-sindiran terhadap kaum munafikkecuali surat al-ankabut
c. Mengandung uraian tentang perdebatan dengan ahli kitab
F. MUHKAM DAN MUTASYABIH
Ayat-ayat muhkam adalah ayat yang maksudnya dapat diketahui dengan gamblangbaik melalui ta’wil ataupun tidak
Ayat mutasyabih adalah ayat yang maksudnya dapat diketahui Allah sepertikedatangan kedatangan hari kiamat, kedatangan dajjal.
Hikmah keberadaan ayat mutasabih dalam Al-qur’an adalah:
1. Memperlihatkan kelemahan akal manusia.
2. Teguran bagi orang-orang yang mengotak atik ayat mutasabih.
3. Memberikan pemahaman abstrak Illahi kepada manusia melalui pengalamaninderawi yang biasa disaksikannya.
G. QIRO’AT AL-QUR’AN
Qiro’at adalah ilmu yng mempelajari cara-cara mengucapkan kata-kata al-qur’andan perbedaan-perbedaannya dengan cara menisbatkan kepada penukilnya.
Macam-macam qiro’at:
1. Qiro’at Sab’ah ( Qiro’at tujuh ) adalah imam-imam qiro’at ada tujuh orang,yaitu:
a. ‘Abdullah bin Katsir Ad-Dari (w.120 H ) dari Mekkah.
b. Nafi’ bin ‘Abdurrahman bin Abu Na’im (w .169 H ).dari madinah
c. ‘Abdullah Al-yashibi (w.118 H ) dari Syam
d. Abu Amar (w.154 H ) dari Irak
e. Ya’kub (w.205 H ) dari Irak
f. Hamzah (w.188 )
g. ‘Ashim (w.127 H )
2. Qiro’ah Asyiroh adalah qiro’ah sab’ah ditambah dengan 3 imam yaitu: AbuJa’far, Ya’kub bin Ishaq, kalaf bin hisyam
3. Qiro’ah Arba Asyiroh (qiro’ah empat belas) yaitu qiro’ah sepuluh ditambahdengan 4 imam yaitu Al-hasan al basri, muhammad bin abdul rohman,yahya binmubarok,Abu fajr muhammad bin ahmad.
Dari segi kualitas qiro’ah dapat dibagi menjadi
1. Qiro’ah Mutawwatir yaitu qiro’ah yang disampakan kelompok orang yangsanatnya tidak berbuat dusta
2. Qiro’ah Mashur yaitu qiro’ah yang memiliki sanad sahih dan mutawatir
3. Qiro’ah ahad yaitu memiliki sanad sahih tapi menyalahi tulisan mushaf usmanidan kaidah bahasa Arab
4. Qiro’ah Maudhu yaitu palsu
5. Qiroah Syadz Yaitu menyimpang
6. Qiro’ah yang menyerupai hadist mudroj (sisipan)

0 comments:

Post a Comment

Sample Text

Social Profiles

Arsip Blog

Pengikut

Guest Counter

Powered by Blogger.

Ads 468x60px

Popular Posts

Blog Archive

About

Featured Posts Coolbthemes