Wednesday, October 19, 2011

Pengertian Semantik


 Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani ‘sema’ (kata benda) yang berarti ‘tanda’atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah ‘semaino’yang berarti ‘menandai’atau ‘melambangkan’. Yang dimaksud tanda ataulambang disini adalah tanda-tanda linguistik (Perancis : signé linguistique).
Menurut Ferdinan de Saussure (1966), tanda lingustik terdiri dari :
1)     Komponenyang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa.
2)     Komponenyang diartikan atau makna dari komopnen pertama.
Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang, dan  sedangkan yang ditandai atau dilambangkanadaah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut sebagaireferent / acuan / hal yang ditunjuk.
Jadi, Ilmu Semantik adalah :
è Ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda-tandalinguistik dengan hal-hal yang ditandainya.
è Ilmu tentang makna atau arti.


A.    Batasan Ilmu Semantik
Istilah Semantik lebih umum digunakan dalam studi ingustik daripada istilahuntuk ilmu makna lainnya,seperti Semiotika,semiologi, semasiologi,sememik, dansemik. Ini dikarenakan istilah-istilah yang lainnya itu mempunyai cakupanobjek yang cukup luas,yakni mencakup makna tanda atau lambang pada umumnya.Termasuk tanda lalulintas, morse, tanda matematika, dan juga tanda-tanda yanglain sedangkan batasan cakupan darisemantik adalah makna atau arti yang berkenaan dengan bahasa sebagai alatkomunikasi verbal.

B.     Hubungan Semantik dengan Tataran Ilmu Sosial lain
            Berlainan dengan tataran analisisbahasa lain, semantik adalah cabang imu linguistik yang memiliki hubungandengan Imu Sosial, seperti sosiologi dan antropologi. Bahkan juga denganfilsafat dan psikologi.

1.      Semantik dan Sosiologi
Semantik berhubungan dengan sosiologi dikarenakanseringnya dijumpai kenyataan bahwa penggunaan kata tertentu untuk mengatakansesuatu dapat menandai identitas kelompok penuturnya.
Contohnya :
è Penggunaan / pemilihan kata ‘cewek’ atau ‘wanita’, akandapat menunjukkan identitas kelompok penuturnya.
Kata‘cewek’ identik dengan kelompok anak muda, sedangkan kata ‘wanita’ terkesanlebih sopan, dan identik dengan kelompok orang tua yang mengedepankankesopanan.

2.      Semantik dan Antropologi.
Semantik dianggap berkepentingan dengan antropologidikarenakan analisis makna pada sebuah bahasa, menalui pilihan kata yangdipakai penuturnya, akan dapat menjanjikan klasifikasi praktis tentangkehidupan budaya penuturnya.
Contohnya :
è Penggunaan / pemilihan kata ‘ngelih’ atau ‘lesu’ yangsama-sama berarti ‘lapar’ dapat mencerminkan budaya penuturnya.
Karenakata ‘ngelih’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat  Jogjakarta.
Sedangkankata ‘lesu’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat daerah Jombang.

C.     Analisis Semantik
            Dalam analisis semantik, bahasabersifat unik dan memiliki hubungan yang erat dengan budaya masyarakatpenuturnya. Maka, suatu hasil analisis pada suatu bahasa, tidak dapat digunakanuntuk menganalisi bahasa lain.
            Contohnya penutur bahasa Inggrisyang menggunakan kata ‘rice’ pada bahasa Inggris yang mewakili nasi, beras,gabah dan padi.
            Kata ‘rice’ akan memiliki makna yangberbeda dalam masing-masing konteks yang berbeda. Dapat bermakna nasi, beras,gabah, atau padi.
            Tentu saja penutur bahasa Inggrishanya mengenal ‘rice’ untuk menyebut nasi, beras, gabah, dan padi. Itudikarenakan mereka tidak memiliki budaya mengolah padi, gabah, beras dan nasi,seperti bangsa Indonesia.
            Kesulitan lain dalam menganalisismakna adalah adanya kenyataan bahwa tidak selalu penanda dan referent-nyamemiliki hubungan satu lawan satu. Yang artinya, setiap tanda lingustik tidakselalu hanya memiliki satu makna.
            Adakalanya, satu tanda lingustikmemiliki dua acuan atau lebih.  Dansebaliknya, dua tanda lingustik, dapat memiliki satu acuan yang sama.
            Hubungan tersebut dapat digambarkandengan contoh-contoh berikut :
Bisa                 ‘racun’
                                    ‘dapat’
buku                ‘lembarkertas berjilid’
kitab


Jenis Semantik
            Semantik memiliki memiliki objek studi makna dalamkeseluruhan semantika bahasa, namun tidak semua tataran bahasa memiliki masalahsemantik.
            Hal itu dapat dilihat dari baganberikut :
 

                                                                                           Fungsi (o semantik)
                              Tata bahasa
                              (gramatika)                sintaksis            kategori

                                                                                          Peran                semantikgramatika
                                                                 morfologi

                               fonologi                (o semantik); tetapi tiap fonem membedakan
                               (fonemik)             makna

                               Fonetik                 (o semantik)



                               Leksikon              semantik leksikal


Tataran tata bahasa atau gramatika dibagi menjadi dua subtataran, yaitumorfologi dan sintaksis.
Morfologi adalah cabang lnguistik yang mempelajari struktur intern kata,serta proses pembentukannya. Satuan dari morfologi yaitu morfem dan kata.
Contoh :
è Ajar           à pe-lajar
à be-lajar               pe-dan be- dapat membedakan makna

Sedangkan sintaksis, adalah studi mengenai hubungan kata dengan kata dalammembentuk satuan yang lebih besar, yaitu frase, klausa, dan kalimat. Sintaksismemiliki satuan yaitu kata, frase, klausa, dan kalimat.
Semantik sintaktikal memiliki tataran bawahan yang disebut :
a)     Fungsigramatikal
b)     Kategorigramatikal
c)     Perangramatikal
Contoh analisis semantik sintaktikal :
      Kata
Fungsi

Si Udin

menjaga

adiknya

di rumah sakit
fungsi
subjek
predikat
objek
keterangan
kategori
nomina
verba
nomina
nomina
peran
agent
benefaktif
patient
locative

Satuan dan proses dari morfologi dan sintaktik memiliki makna. Oleh karenaitu, pada tataran ini ada masalah-masalah semantik yang disebut semantik gramatikal karena objekstudinya adalah makna-makna gramatikal dari tataran tersebut.

Kalau yang menjadi objek penyelidikan adalah semantik leksikon, maka jenissemantiknya adalah semantik leksikal.Semantik leksikal menyelidiki makna yang ada pada leksem dari bahasa. Olehkarena itu, makna yang ada dalam leksem disebut makna leksikal.
Leksem adalah satuan-bahasa bermakna. Istilah leksem ini dapat dipadankandengan istlah kata, yang lazim digunakan dalam studi morfologi dan sintaksis,danyang lazim didefiinisikan sebagai satuan gramatik bebas terkecil. Baik katatunggal maupun kompositum
Contoh :
è Kambing               à nama hewan
è Hitam                    à jenis warna
è Kambing hitam     à ‘orang yang dipersalahkan’


Manfaat Semantik
  1. Bagi seorang wartawan, reporter, atau orang-orang yang berkecimpung dalam dunia persuratkabaran dan pemberitaan :
Mereka akanmemperoleh manfaat praktis dari pengetahuan mengenai semantik,yang dapatmemudahkan dalam memilih dan menggunakan kata dengan makna yang tepat dalammenyampaikan informasi kepada masyarakat.
  1. Bagi peneliti bahasa :
Bagi pelajarsastra, pengetahuan semantik akan banyak member bekal teoritis untukmenganalisis bahasa yang sedang dipelajari.
Sedangkan bagipengajar sastra, pengetahuan semantik akan member manfaat teoritis, maupunpraktis. Secara teoritis, teori-teori semantik akan membantu dalam memahamidengan lebih baik bahasa yang akan diajarkannya. Dan manfaat praktisnya adalahkemudahan untuk mengajarkannya.
  1. Bagi orang awam :
Pemakaiandasar-dasar semantik tentunya masih diperlukan untuk dapat memahami dunia yangpenuh dengan informasi dan lalu-lintas kebahasaan yang terus berkembang.

Semantik DalamStudi Linguistik

  1. Aristoteles (384 – 322 SM)
  Kata adalah satuan terkecil yang mengandungmakna. Yaitu (1) makna yang hadir dari kata itu sendiri secara otonom (maknaleksikal), dan (2) makna yang hadir akibat proses gramatika (makna gramatikal).(Ullman 1977:3)
  1. Plato (429 – 347 SM)
Bunyi-bunyi bahasa secara implicit mengandung maknatertentu.
           
            Memang ada perbedaan pendapat antaraPlato dan Aristoteles. Pato mempercayai tentang adanya hubungan berarti antarakata (bunyi-bunyi bahasa) dengan referent-nya.Sedangkan Aristoteles, berpendapat bahwa hubungan antara bentuk dan arti kataadalah soal perjanjian  antar pemakainya(Moulton 1976 : 3).

  1. C. Chr. Reisig (1825)
Konsep baru mengenai gramatika :
Gramatika terdiri dari tiga unsure utama, yaitu :
a)     Semasiologi– studi tentang tanda
b)     Sintaksis– studi tentang susunan kalimat
c)     Etimologi– studi tentang asal usul kata,perubahan bentuk kata, dan perubahan makna
  1. Michel Breal (akhir abad XIX)
Dalam karangannya, Essai de Semantique, telah menggunakanistilah semantik. Dan menyebutnya sebagai suatu bidang ilmu yang baru.
  1. Ferdinand de Saussure
Dalam bukunya Coursde Linguistique Generale (1916).
“studi lingustikharus difokuskan pada keberadaan bahasa pada waktu tertentu. Pendekatannyaharus sinkronis, dan studinya harus deskriptif”.
De Saussure jugamengajukan konsep signé (tanda) untukmenunjukkan hubungan antara signifié(yang ditandai) dan signifiant (yangmenandai).
Signifiéadalah makna atau konsep dari signifiantyang berwujud bunyi-bunyi bahasa.
Signifié dansignifiant sebagai signé linguistique adalah satu kesatuanyang merujukpada satu referent. Yaitu sesuatu, berupa benda atau hal yangdikuar bahasa.

0 comments:

Post a Comment

Sample Text

Social Profiles

Arsip Blog

Pengikut

Guest Counter

Powered by Blogger.

Ads 468x60px

Popular Posts

Blog Archive

About

Featured Posts Coolbthemes